Parinsoran merkusii strain Tapanuli

menurun dengan laju 0.32 hatahun, dan tutupan lahan berupa kebun menurun dengan laju 0.14 hatahun. Sebaliknya tutupan lahan ilalang-semak bertambah luas dengan laju 0.96 hatahun dan tutupan lahan padi-ladang juga meningkat dengan laju 0.46 hatahun. Berdasarkan laju perubahan tutupan lahan ini, ternyata laju peningkatan luas tutupan padi-ladang sebesar 0.46 hatahun sama dengan laju penurunan tutupan ladang sebesar 0.32 hatahun ditambah dengan laju penurunan luas tutupan untuk kebun sebesar 0.14 hatahun. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran pola penggunaan lahan dari ladang dan kebun ke padi-ladang di areal sebaran P. merkusii strain Tapanuli di Dolok Tusam Timur selama kurun waktu 1994 hingga 2011. Selain itu, laju penurunan luas tutupan hutan ternyata sama dengan laju peningkatan luas tutupan lahan ilalang-semak yakni 0.96 hatahun. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan lahan menjadi ilalang-semak merupakan salah satu bentuk gangguan terhadap kawasan hutan lindung Dolok Tusam Timur. Secara tidak langsung kondisi ini juga menunjukkan bahwa kegiatan pengelolaan lahan untuk kebun, ladang, dan padi-ladang selama 17 tahun di Dolok Tusam Timur tidak merubah tutupan hutan.

b. Parinsoran

Di Parinsoran, secara umum dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 tutupan hutan dan ladang mengalami penurunan luas masing-masing sebesar 1.72 dan 45.39 dibanding pada tahun 1994. Adapun tutupan kebun dan padi-ladang serta tutupan ilalang-semak pada tahun 2011 mengalami penambahan luas masing-masing sebesar 8.99, 5.31 dan 352.76. Selama periode 1994-2011, tutupan hutan berkurang dengan laju 0.4 hatahun dan tutupan ladang mengalami penurunan dengan laju 10.04 hatahun. Adapun tutupan padi-ladang mengalami peningkatan luas dengan rata-rata laju 2.23 hatahun dan tutupan lahan kebun juga mengalami peningkatan luas dengan laju 1.23 hatahun. Selain itu, pada periode 1994-2011 ditemukan juga tutupan ilalang –semak dengan laju 7.52 hatahun. Hasil analisis perubahan pola tutupan lahan yang terjadi di lokasi Parinsoran antara tahun 1994, 2005, dan 2011, secara umum dapat diketahui bahwa lahan yang berubah menjadi ilalang-semak ditemukan pada areal perladangan dan hutan di tahun 2011. Laju pertambahan lahan yang menjadi ilalang-semak sebesar 7.52 hatahun diperkirakan berasal dari alih fungsi hutan ke non hutan dengan laju 0.94 hatahun dan adanya areal perladangan yang tidak dikelola lagi dengan laju 6.58 hatahun. Penambahan luas areal padi-ladang dengan laju 2.23 hatahun dan kebun dengan laju 1.23 hatahun diperkirakan juga berasal dari alih fungsi ladang. Hal ini terjadi kemungkinan terkait dengan peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap pangan dan hasil kebun. c. Dolok Tusam Barat Di Dolok Tusam Barat, secara garis besar dapat diketahui bahwa tutupan hutan, kebun, dan padi-ladang di seputar kawasan hutan lindung Dolok Tusam Barat mengalami penurunan luas. Adapun tutupan lahan berupa ladang dan ilalang-semak mengalami peningkatan luas. Selama 17 tahun 1994-2011 tutupan hutan menurun dengan laju 0.21 hatahun, tutupan kebun juga menurun dengan laju 3.76 hatahun. Selain itu, tutupan padi-ladang juga mengalami penurunan luas dengan laju 1.72 hatahun. Sebaliknya, tutupan ilalang-semak mengalami peningkatan luas dengan laju 4.48 hatahun dan tutupan ladang juga mengalami peningkatan luas dengan laju 1.2 hatahun. Berdasarkan laju perubahan tutupan lahan ini, maka secara garis besar dapat diketahui pergeseran tutupan hutan yang terjadi di Dolok Tusam Barat antara 1994 hingga 2011 terdiri atas 3 pola yakni: kebun menjadi ladang, padi-ladang menjadi ladang, dan padi-ladang menjadi ilalang-semak. Pola pergeseran tutupan lahan ini secara umum terjadi pada areal budidaya pertanian yang berada di luar kawasan hutan lindung Dolok Tusam Barat. d. Lobugala Berdasarkan hasil analisis citra landsat 7 ETM+ seperti disajikan pada Gambar 5, dapat diketahui bahwa tutupan padi-ladang warna biru muda lebih mendominasi dibanding tutupan untuk kebun hijau muda dan ladang coklat muda. Berdasarkan data perubahan luas tutupan lahan seperti tercantum pada Lampiran 1, secara umum dapat diketahui bahwa selama periode 1994 hingga 2011 terjadi perubahan pola tutupan lahan dari padi-ladang ke ladang dan kebun. Hal ini nampak dari adanya pola kecenderungan meningkatnya tutupan ladang dan kebun, sementara di sisi lain tutupan padi-ladang cenderung menurun. Demikian juga tutupan ilalang-semak pun ikut menurun. Selama periode 1994- 2011, tutupan ladang dan kebun masing-masing meningkat dengan laju 1.94 hatahun dan 1.08 hatahun. Adapun tutupan padi-ladang dan tutupan ilalang- semak masing-masing turun dengan laju 1.98 hatahun dan 1.28 hatahun. Mencermati pola tutupan lahan yang tercermin dari perubahan warna pada Gambar 5, secara umum dapat diketahui ada beberapa pola perubahan tutupan lahan yakni a. dari tutupan ilalang-semak menjadi padi-ladang, b. dari kebun menjadi ilalang-semak terus menjadi ladang, c. dari lahan ladang menjadi kebun, d. dari lahan padi-ladang menjadi ladang, dan e. dari padi-ladang menjadi ilalang-semak. Beragamnya pola perubahan tutupan lahan dan banyaknya jumlah patch dalam peta tutupan lahan secara tidak langsung menunjukkan bahwa lokasi Lobugala merupakan areal sebaran P. merkusii strain Tapanuli yang terdiri atas beberapa sub ekosistem.

e. Tolang