Kapasitas Tukar Kation KTK sangat rendah sangat rendah

Foth 1990. Hasil analisis kapasitas tukar kation KTK tanah pada lokasi penelitian disajikan pada Tabel 15. Rata-rata KTK di semua lokasi termasuk dalam kriteria sangat rendah. Tabel 15 Kandungan KTK pada tapak tumbuh lima populasi alam P. merkusii strain Tapanuli di Tapanuli – Sumatera Utara No Lokasi Kedalaman tanah KTK Kriteria cm cmol c kg 1 Dolok Tusam Timur 0 - 05 11.03 rendah 05-10 2.66 sangat rendah 10-20 2.14 sangat rendah 20-30 2.23 sangat rendah Rata-rata

4.5 sangat rendah

2 Parinsoran 0 - 05 6.84 rendah 05-10 2.64 sangat rendah 10-20 2.24 sangat rendah 20-30 2.78 sangat rendah Rata-rata 3.6 sangat rendah 3 Dolok Tusam Barat 0 - 05 2.35 sangat rendah 05-10 2.16 sangat rendah 10-20 1.55 sangat rendah 20-30 1.05 sangat rendah Rata-rata 1.8 sangat rendah 4 Lobugala 0 - 05 7.28 rendah 05-10 5.25 rendah 10-20 2.84 sangat rendah 20-30 2.31 sangat rendah Rata-rata

4.4 sangat rendah

5 Tolang 0 - 05 4.88 sangat rendah 05-10 4.14 sangat rendah 10-20 2.27 sangat rendah 20-30 2.65 sangat rendah Rata-rata 3.5 sangat rendah

i. Kejenuhan Basa

Persentase kejenuhan basa merupakan salah satu sifat kimia tanah yang memiliki kaitan erat dengan tingkat kemasaman tanah, ketersediaan hara, dan kesuburan tanah. Kejenuhan basa menunjukkan persentase dari kapasitas tukar kation total yang ditempati oleh kation-kation basa seperti kalsium, magnesium, kalium, dan natrium Tisdale et al. 1985. Berdasarkan hasil analisis kimia tanah dapat diketahui bahwa persentase kejenuhan basa KB di lima lokasi penelitian berkisar antara rendah dan sedang seperti disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 Kandungan Kejenuhan Basa pada tapak tumbuh lima populasi alam P. merkusii strain Tapanuli di Tapanuli – Sumatera Utara No Lokasi Kedalaman tanah KB Kriteria cm 1 Dolok Tusam Timur 0 - 05 14 sangat rendah 05-10 29 rendah 10-20 36 rendah 20-30 33 rendah Rata-rata 28.0 rendah 2 Parinsoran 0 - 05 46 sedang 05-10 44 sedang 10-20 41 sedang 20-30 38 sedang Rata-rata

42.3 sedang

3 Dolok Tusam Barat 0 - 05 37 sedang 05-10 44 sedang 10-20 49 sedang 20-30 59 tinggi Rata-rata

47.3 sedang

4 Lobugala 0 - 05 60 tinggi 05-10 52 tinggi 10-20 40 sedang 20-30 38 sedang Rata-rata

47.5 sedang

5 Tolang 0 - 05 32 rendah 05-10 35 rendah 10-20 39 sedang 20-30 40 sedang Rata-rata

36.5 sedang

Analisis struktur tegakan alam P. merkusii strain Tapanuli Hasil inventarisasi tegakan untuk setiap plot pada masing-masing lokasi dibedakan menjadi dua kategori yaitu tanaman pinus dan non pinus. Dimensi pohon yang diukur untuk setiap plot adalah diameter dan tinggi. Hasil penelitian di Dolok Tusam Timur menunjukkan bahwa untuk vegetasi non pinus didominasi oleh kelas diameter dibawah 30 cm. Sedangkan untuk vegetasi pinus didominasi oleh kelas diameter 20 – 70 cm. Sebaran kelas diameter jenis Pinus merkusii strain Tapanuli dan non Pinus pada plot penelitian di lokasi Dolok Tusam Timur disajikan pada Gambar 7. Gambar 7 Sebaran kelas diameter jenis Pinus merkusii strain Tapanuli dan non Pinus pada plot penelitian di lokasi Dolok Tusam Timur. Hasil penelitian di Parinsoran menunjukkan bahwa untuk vegetasi non pinus didominasi oleh kelas diameter dibawah 10 cm. Sedangkan untuk vegetasi pinus didominasi oleh kelas diameter 20 – 30 cm. Sebaran kelas diameter jenis Pinus merkusii strain Tapanuli dan non Pinus pada plot penelitian di lokasi Parinsoran disajikan pada Gambar 8. 10 20 30 40 50 60 70 Ju m la h Kelas Diameter cm Non Pinus Pinus