pH tanah Persentase C organik, Persentase N, dan C-N rasio

1994 – 2011, yaitu: a. Tutupan padi-ladang mengalami peningkatan luas sebesar 37,25 ha 40.44, dengan laju peningkatan luas sebesar 2.19 hatahun, b. Tutupan ladang mengalami peningkatan luas sebesar 13.17 ha atau 6.54 , dengan laju peningkatan luas 0.77 hatahun, c. Tutupan ilalang-semak mengalami peningkatan luas sebanyak 28.69 ha dengan laju peningkatan sebesar 1.69 hatahun. Karakteristik kimiawi tapak tumbuh

P. merkusii strain Tapanuli

Tapak tumbuh merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan suatu jenis pohon pada suatu tempat. Analisis terhadap sifat kimia tanah merupakan salah satu cara untuk menilai kualitas tapak tumbuh. Beberapa sifat kimia tanah yang dianalisis untuk penilaian kualitas kelima tapak tumbuh populasi alam P. merkusii strain Tapanuli sebagai berikut: pH tanah, persentase C organik, persentase N, C-N rasio, P potensial, K potensial, P tersedia, K tersedia, Kation-kation yang dapat dipertukarkan, Kapasitas Tukar Kation, dan Kejenuhan Basa.

a. pH tanah

Nilai pH tanah adalah sifat kimia tanah yang menunjukkan besarnya kandungan ion H+ di dalam tanah dan berguna sebagai indikator tingkat kemasaman atau alkalinitas tanah. Semakin tinggi kandungan ion H+ di dalam tanah maka semakin kecil nilai pH nya dan semakin masam tanah tersebut. Nilai pH tanah ditentukan berdasarkan kandungan ion H+ dan OH- yang memiliki hubungan berbanding terbalik Pritchett 1979; Tan 1994. Hasil analisis pH tanah pada kelima tapak tumbuh P. merkusii strain Tapanuli yang diteliti ditampilkan pada Tabel 6. Berdasarkan data pada Tabel 6, dapat diketahui bahwa semua tapak tumbuh populasi alam P. merkusii strain Tapanuli berada pada kategori masam hingga sangat masam. Tabel 6 Nilai pH tanah pada kelima tapak tumbuh P. merkusii strain Tapanuli di Tapanuli - Sumatera Utara. No Lokasi Kedalaman tanah pH Kriteria cm H 2 O 1 Dolok Tusam Timur 0 - 05 3.9 sangat masam 05-10 4.3 sangat masam 10-20 4.5 masam 20-30 4.5 masam Rata-rata 4.3 sangat masam 2 Parinsoran 0 - 05 4.8 masam 05-10 4.7 masam 10-20 4.7 masam 20-30 4.4 sangat masam Rata-rata 4.7 masam 3 Dolok Tusam Barat 0 - 05 4.3 sangat masam 05-10 4.6 masam 10-20 4.7 masam 20-30 5.0 masam Rata-rata 4.7 masam 4 Lobugala 0 - 05 5.0 masam 05-10 5.0 masam 10-20 4.8 masam 20-30 4.8 masam Rata-rata 4.9 masam 5 Tolang 0 - 05 4.4 sangat masam 05-10 4.4 sangat masam 10-20 4.5 masam 20-30 4.6 masam Rata-rata 4.5 masam

b. Persentase C organik, Persentase N, dan C-N rasio

Persentase C organik adalah sifat kimia tanah yang menunjukkan besarnya bahan organik yang terkandung di dalam tanah. Kandungan bahan organik penting untuk diketahui karena menjadi salah satu faktor yang menentukan kesuburan tanah. Melalui proses dekomposisi bahan organik, berbagai unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dapat tersedia di dalam tanah Foth 1999. Hasil analisis C organik, N, dan CN pada lima tapak P. merkusii strain Tapanuli yang tumbuh di kawasan Tapanuli – Sumatera Utara disajikan pada Tabel 7. Berdasarkan data pada Tabel 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar lokasi penelitian memiliki persentase C organik tinggi. Hanya ada satu lokasi yang persentase C organiknya rendah yakni Parinsoran. Tabel 7 Persentase C organik, N, dan CN pada lima tapak tumbuh P. merkusii strain Tapanuli di Tapanuli – Sumatera Utara Persentase N merupakan sifat kimia tanah yang menunjukkan ketersediaan unsur N di dalam tanah. Adapun C-N rasio menggambarkan kesetimbangan hubungan antara unsur C dan N di dalam tanah. Proses dekomposisi bahan No Lokasi Kedalaman tanah C Kriteria N Kriteria CN Kriteria cm 1 Dolok Tusam Timur 0 - 05 5.6 sangat tinggi 0.4 sedang 14.0 sedang 05-10 3.3 tinggi 0.2 rendah 15.0 sedang 10-20 2.0 sedang 0.2 rendah 13.0 sedang 20-30 0.6 sangat rendah 0.1 rendah 12.0 sedang Rata-rata 2.9 sedang 0.2 rendah 13.5 sedang 2 Parinsoran 0 - 05 2.1 sedang 0.2 rendah 10.1 rendah 05-10 1.7 rendah 0.1 rendah 13.2 sedang 10-20 2.2 sedang 0.2 rendah 10.3 rendah 20-30 1.0 rendah 0.1 rendah 10.4 rendah Rata-rata 1.8 rendah 0.2 rendah 11.0 sedang 3 Dolok Tusam Barat 0 - 05 5.8 sangat tinggi 0.3 sedang 19.3 tinggi 05-10 3.5 tinggi 0.3 sedang 13.9 sedang 10-20 2.8 sedang 0.2 rendah 12.0 sedang 20-30 2.0 rendah 0.2 rendah 9.6 rendah Rata-rata 3.5 tinggi 0.2 rendah 13.7 sedang 4 Lobugala 0 - 05 7.4 sangat tinggi 0.4 sedang 16.7 tinggi 05-10 6.3 sangat tinggi 0.5 sedang 11.9 sedang 10-20 3.7 tinggi 0.3 sedang 10.9 rendah 20-30 1.9 rendah 0.2 rendah 11.3 sedang Rata-rata 4.8 tinggi 0.4 sedang 12.7 sedang 5 Tolang 0 - 05 4.8 tinggi 0.3 sedang 14.7 sedang 05-10 4.4 tinggi 0.3 sedang 14.1 sedang 10-20 2.8 sedang 0.2 rendah 14.9 sedang 20-30 1.4 rendah 0.1 rendah 10.8 rendah Rata-rata 3.4 tinggi 0.2 rendah 13.6 sedang organik di dalam tanah dapat dilihat dari nilai C-N rasionya. Semakin tinggi nilai C-N rasio tanah maka bahan organik yang ada di dalam tanah tersebut semakin lama terdekomposisi. Sebaliknya semakin rendah nilai C-N rasio tanah maka proses dekomposisi bahan organik tersebut semakin cepat Foth 1999. Mengacu data pada Tabel 6, dapat diketahui bahwa rata-rata persentase N untuk semua lokasi penelitian termasuk kategori sedang. Adapun untuk nisbah CN, hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata nisbah CN di semua lokasi masuk dalam kriteria sedang. Selanjutnya berdasarkan nilai kandungan C organik tersebut, maka dapat diketahui stok karbon tanah di lima lokasi penelitian seperti disajikan pada Tabel 8. Rata-rata stok karbon dari kelima lokasi penelitian berkisar antara 46.1 ton Cha Parinsoran sampai dengan 89.0 ton Cha Lobugala. Tabel 8 Stok karbon tanah pada tapak tumbuh lima populasi alam P. merkusii strain Tapanuli yang tersebar di Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Tapanuli Selatan – Sumatera Utara No Lokasi Kedalaman cm pH C N CN KTK Bulk Density gramcm3 Stok Karbon Ton C ha 1. Dolok Tusam Timur 0-5 3.90 5.61 0.41 14.00 11.00 0.570 16.0 5-10 4.30 3.34 0.23 15.00 2.66 0.794 13.3 10-20 4.50 1.95 0.15 13.00 2.14 0.966 18.8 20-30 4.50 0.58 0.05 12.00 2.23 1.259 7.30 rata-rata 4.30

2.87 0.21