Subkloning gen anti-EGFRvIII scFv ke dalam plasmid pPICZαA

15 gen tersebut diamplifikasi kembali menggunakan pasangan primer yang mengandung situs restriksi XbaI yaitu HPRmut-F-G4S-Xba dan HPRmut-R-Xba- mod. Amplifikasi menggunakan PCR dilakukan dengan total volume 50 µl, yang mengandung 1 µl DNA cetakan, 20 pmol primer, 0.2 mM dNTPs, 0.4 µl Phire hot start DNA polimerase Thermo, dan dH 2 O. Fragmen gen HPRmut dan plasmid pPIC-scFv-GFP dipotong dengan enzim XbaI Thermo. Fragmen DNA hasil potong dielektroforesis, dipurifikasi dan diekstraksi dari gel dengan kit kolom purifikasi DNA GeneAid. Gen HPRmut dan plasmid pPICZα-scFv-GFP diligasi dan ditransformasi ke dalam E. coli TOP10 F menurut protokol umum biologi molekuler Ausubel, 2002. E. coli transforman diseleksi pada medium LS-LB agar dan zeocin 25 µgml, Lampiran 2. E. coli transforman dianalisis dengan teknik PCR koloni menggunakan pasangan primer AOX1-F dan AOX1-R. Volume reaksi PCR adalah 20 µl, terdiri dari 1 µl DNA cetakan, 20 pmol primer, 0.2 mM dNTPs, 0.5 µl Dream Taq DNA polimerase Thermo, dan dH 2 O. Klon yang positif mengandung DNA sisipan selanjutnya dianalisis untuk menentukan orientasi gen dengan cara PCR menggunakan pasangan primer HPRmut-F dan AOX1-R. Plasmid rekombinan yang diperoleh dianalisis potong menggunakan enzim restriksi XbaI Thermo dan dianalisis urutan nukleotidanya di 1 st Base .

3.2.4 Transformasi P. pastoris dan seleksi sel transforman

Plasmid rekombinan pPICZαA-scFv-GFP-HPR dilinierisasi dengan enzim SacI Thermo. Transformasi pada sel khamir dilakukan dengan teknik elektroporasi dilakukan berdasarkan protokol dari Invitrogen dengan beberapa modifikasi. Sebanyak 0,5 μ g DNA yang telah dilinierisasi dengan enzim SacI dimasukkan ke dalam 60 μ L sel kompeten P. pastoris strain SMD1168H dalam kuvet elektroporasi 2 mm gap, diinkubasi dalam es selama 2 menit. Campuran sel dan DNA dalam kuvet selanjutnya diberi kejut listrik menggunakan Gene Pulser ΙΙ Bio-Rad, Hercules, CA dengan kondisi sebagai berikut: tegangan V 2.5 kV, kapasitor C 50 μ F, tahanan R 200 Ω . Koloni hasil transformasi diseleksi dalam media seleksi YPDS agar zeo Yeast ekstrak pepton dektrosa sorbitol agar, Lampiran 2 yang mengandung 100 μ gml zeocin Invitrogen.

3.2.5 Seleksi P. pastoris transforman

Seleksi sel P. pastoris transforman yang stabil dilakukan dengan cara menumbuhkan ulang koloni transforman yang tumbuh pada medium seleksi ke dalam medium YPD agar zeo yang baru dengan konsentrasi zeocin 100 µgml. Sel juga ditumbuhkan pada medium YPD agar zeo YPDAzeo dengan konsentrasi zeocin lebih tinggi 200, 500, dan 1000 µgml untuk memperoleh galur transforman yang mengandung multi salinan gen. Sebagai kontrol digunakan media YPDA tanpa zeocin. Seleksi dilakukan secara bertahap pada medium YPDAzeo pada cawan petri. Koloni transforman dipilih dan ditotolkan pada media agar menggunakan tusuk gigi steril. Kemudian cawan petri diinkubasi pada suhu 28-30°C selama 2 hari. Setelah dua hari, dilakukan skoring terhadap koloni transforman yang tumbuh pada cawan petri tersebut. Transforman yang tumbuh baik pada media YPDA dengan zeocin 100 µgml selanjutnya dipindahkan ke dalam media dengan konsentrasi zeocin lebih tinggi 200 sampai 1000 µgml.