97 9.
Lapangan a. Bermain anak
a. Bermain anak √
b. Outbound b. Outbound
√ c. Bermain sepak
bola c. Bermain sepak
bola √
d. Bermain Volly √
e. Bermain bulutangkis
√
Dari tabel di atas terlihat bahwa ketidaksesuaian dalam hal penggunaan fungsi ruang. Seperti pada ruang belajar yang seharusnya berfungsi sebagai
tempat belajar, bermain dan menarisenam digunakan juga sebagai tempat menerima tamu dan tempat makan minum. Hal tersebut dilakukan karena
tidak tersediannya ruang lagi yang dapat difungsikan sebagai tempat menerima tamu maupun tempat makan dan minum.
Membandingkan antara fakta dilapangan dan ideal kebutuhan ruang berdasarkan kegiatan dan fungsinya, maka ditemui kenyataan bahwa;
a. Terdapat ruangan yang mewadahi kegiatan tidak sesuai dengan fungsi ruang tersebut, yaitu ruang belajar, ruang perpustakaan dan toilet,
b. Terdapat ruangan yang seharusnya tersedia, tetapi tidak tersedia di PAUD Mekar Wijaya 2 Yogyakarta, yaitu ruang Guru, ruang Kelapa Sekolah, UKS
dan Mushola, c. Ruang belajar sebagaimana fungsi utamanya adalah sebagai tempat belajar,
tetapi fakta dilapangan adalah ruang belajar juga berfungsi sebagai tempat makan, tempat penerimaan tamu, bahkan parkir motor ketika tidak ada
pembelajaran di PAUD. d. Pada dasarnya adanya fasilitas permainan dan adanya aktivitas bermain di
area Perpustakaan sangat mengganggu aktivitas memilih buku bacaan dan
98 aktivitas membaca, karena aktivitas membaca dilakukan di tempat
Perpustakaan itu sendiri.
3. Elemen Desain Interior a. Lantai
Lantai pada ruang kelas PAUD Mekar Wijaya 2 Yogyakarta menggunakan keramik jenis teraso, dimana jenis keramik ini memiliki ukuran
keramik 30 cm x 30 cm dan lebih tebal jika dibandingkan dengan bahan keramik lainnya.Dalam penggunaan ruang peserta didik memakai alas kaki di dalam
ruang. Sedangkan ketika proses pembelajaran berlangsung peserta didik dan pendidik duduk di lantai beralaskan tikar, walaupun tersedia kursi dan meja
belajar bagi anak. Keputusan pendidik dan pengelola PAUD Mekar Wijaya 2 Yogyakarta
untuk tidak menggunakan kursi dan meja belajar saat proses belajar mengajar berlangsung diambil karena pendidik dan pengelola PAUD mempertimbangkan
luas ruangan kelas yang terbatas jika menggunakan kursi dan meja, terbatasnya kursi dan meja yang ada dan keamanan bagi peserta didik. karena anak pada
masa ini cenderung sangat aktif sehingga pendidik dan pengelola lebih memilih menggunakan tikar sebagai alas duduk saat belajar mengajar berlangsung. Kursi
dan meja belajar digunakan pada acara atau waktu tertentu saja, jika anak ingin menggunakan ataupun ketika ada lomba menggambar dan mewarnai bagi anak.
99
b. Dinding
Konstruksi dinding PAUD Mekar Wijaya 2 Yogyakarta merupakan konstruksi yang kokoh dan stabil, karena konstruksi tersebut merupakan bagian
dari rumah tinggal. Mural pada dinding banyak menggambarkan pemandangan, gunung, kearifan lokal seperti Tugu Jogja, pakaian khas Jogja, maupun gambar
kegiatan bermain anak dan dengan banyaknya menggunakan perpaduan warna. Penggunaan warna pada dinding seperti warna biru yang mampu memberikan
kesan tenang dan mewah, warna merah yang memberikan kesan hangat, warna coklat yang memberikan kesan suasana tradisional yang nyaman dan warna
kuning yang menggambarkan simbol keceriaan. Penggunaan warna-warna muda juga dapat memudahkan memantulkan cahaya, sehingga mengurangi
penggunaan pencahayaan buatan. Mural pada dinding juga secara tidak langsung dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran mengenalkan kepada anak pakaian khas Jogja, mengenalkan Tugu Jogja sebagai ciri khas Jogja dan mengenalkan berbagai
macam warna, mulai dari warna muda sampai dengan warna tua melalui media dinding. Dinding PAUD yang merupakan jenis dinding yang padat dan dapat
memantulkan suara dengan baik, sehingga ketika anak-anak dalam kondisi kacau di dalam ruangan kelas maka suara dapat terpantul karena bidang yang
tidak menyerap kebisingan.