14 l. Kebijakan pendidikan bukan berdasarkan intuisi atau kebijakan yang
irasional. Kebijakan pendidikan merupakan hasil olahan rasional dari berbagai alternatif dengan mengambil keputusan yang dianggap efisien
dan efektif. Sedangkan kebijakan pendidikan tidak berdasarkan intuisi atau irasional karena kebijakan yang berdasarkan intuisi dan irasional tidak
efisien dan tidak jelas arah dan juga tidak berdasarkan riset dan pengembangan.
m. Kejelasan tujuan melahirkan kebijakan pendidikan yang tepat. Kebijakan pendidikan harus memiliki tujuan yang jelas agar dalam proses
pendidikannya memiliki arah dan tujuan yang jelas bagi peserta didiknya. Kebijakan pendidikan yang tidak jelas akan mengorbankan kepentingan
peserta didik. n. Kebijakan pendidikan diarahkan bagi pemenuhan kebutuhan peserta didik
bukan kepuasan birokrat. Saat ini kebijakan pendidikan selalu berganti saat pergantian para mentri. Melihat hal pergantian kebijakan pendidikan
ini menimbulkan kesiapan dari para pendidik dalam menerima kebijakan yang baru. Padahal pendidiakn harus mengikuti kebutuhan yang
dibutuhkan peserta didik bukan mengikuti para mentri.
2. Implementasi Kebijakan Pendidikan
Kebijakan pendidikan dibuat tidak hanya sebagai aturan yang harus diterapkan tetapi juga harus diukur pembuatan kebijakan pendidikan itu sediri.
Sebagai tolak ukur, untuk melihat keberhasilan kebijakan pendidikan adalah melalui implementasi pendidikan. Kebijakan tersebut diimplementasikan
15 untuk melihat tercapainya tujuan dari kebijakan tersebut. Implementasi
kebijakan harus dilakukan karena terjadinya problema-problema yang terjadi, sehingga problema yang dirumuskan di dalam rumusan kebijakan menuntut
pemecahan masalah. Pemecahan masalah ini dilakukan melalui suatu tindakan dan bukan berdasarkan konseptual.
Menurut Ali Imron 2008:65, implementasi kebijakan pendidikan adalah proses mengusahakan agar rumusan suatu kebijakan pendidikan dapat
diberlakukan di dalam praktik pendidikan. Sedangkan menurut Supandi Achmad Sanusi, mengatakan Implementasi kebijakan merupakan proses
menjalankan, menyelenggarakan dan mengupayakan suatu keputusan kebijakan yang telah ditetapkan diberlakukan di dalam pelaksanaannya
Yoyon Suryono, 2007: 33. Implementasi kebijakan merupakan seluruh tindakan yang tidak hanya dilakukan oleh pelaku dalam badan administratif
dalam bertanggung jawab terhadap program kebijakan tersebut, tetapi juga menyangkut faktor hukum, politik, ekonomi dan sosial yang berpengaruh
terhadap prilaku dari pihak yang terlibat Arif Rohman 2012: 107. Implementasi kebijakan pada dasarnya merupakan sesuatu yang menentukan
dalam kebijakan publik Riant Nugroho, 2008: 115. Maksudnya di dalam berlangsungnya kebijakan publik adanya implementasi kebijakan agar suatu
kebijakan dapat berjalan lancar. Apabila dalam implementasinya tidak berjalan lancar makan kebijakan publik akan terhambat oleh sebab itu
implementasi kebijakan sangat menentukan proses dari kebijakan publik. Garn Syafaruddin, 2008: 128 menjelakan implementasi kebijakan akan berjalan
16 lancar apabila pimpinan atau manajer pendidikan mempertimbangkan
beberapa hal yaitu: komunikasi, dukungan finansial, dan struktur birokrasi. Dari paparan di atas, tampak bahwa proses implementasi kebijakan
termaksud dalam pengertian ini adalah implementasi kebijakan pendidikan merupakan proses dalam menjalankan dan melaksanakan suatu keputusan
pendidikan yang telah di tetapkan oleh pemerintah. Implementasi kebijakan pendidikan digunakan untuk melihat proses penerapan kebijakan dan
mensukseskan pendidikan baik dalam pendidik formal, informal dan non formal. Implementasi kebijakan penddidikan dipengaruhi oleh faktor ekomoni,
politik, sosial dan hukum. Faktor-faktor dalam implementasi kebijakan pendidikan berpengaruh terhadap prilaku dari pihak yang terlibat di dalam
implementasi kebijakan pendidikan. Implementasi kebijakan pendidikan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk melihat proses dalam suatu
kebiajakn pendidikan. Proses implementasi kebijakan merupakan proses yang menentukan dalam tercapainya suatu kebijakan yang telah ditentukan.
Walaupun dalam pembuatan kebijakan telah dibuat sesuai dengan apa yang diinginkan tetapi pada kenyataannya implementasi kebijakan pendidikan
masih mengalami kegagalan. Arif Rohman 2012: 115 mengatakan dalam implementasi kebijakan
terdapat tiga faktor kegagalan yang dialami. Pertama, faktor perumusan kebijakannya. Faktor perumusan kebijakan yang telah dibuat oleh para
pengambil kebijakan biasanya berhubungan dengan ketidakjelasan dari kebijakan tersebut sehingga dalam implementasinya mengalami kendala.
17 Kedua, faktor personil pelaksananya. Faktor personil pelaksana ini
berhubungan dengan kemampuan personilnya dalam melaksanakan suatu kebijakan serta kemampuan kerjasama. Selain itu faktor personil pelaksana
juga mempengaruhi terhadap latar belakang, budaya dan bahasa dari personal tersebut.
Ketiga, faktor sistem organisasi pelaksana. Faktor sistem organisasi pelaksana ini menyangkut jaringan sistem, gaya kepemimpinan organisasi
tersebut, model monitoring dan evaluasi dari organisasi tersebut. Organisasi pelaksana dalam implementasi kebijakan pendidikan adalah birokrasi
pendidikan. Birokrasi ini memiliki kekuasaan dalam pembuatan serta pelangsanaan implementasi kebijakan pendidikan di lembaga sekolah.
3. Pendekatan dalam Implementasi kebijakan Pendidikan