Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup

76 menjadi tiga tempat sampah yaitu tempah sampah khusus dedaunan, sampah khusus plastik dan sampah khusus kertas. Kemudian adanya piket kelas, piket kelas ini dibuat dengan kesepakatan antara wali kelas dan siswa. Piket kelas dilakukan setelah pulang sekolah. Di halaman sekolah juga terdapat stiker yang bertemakan lingkungan dan kawasan bebas rokok.

3. Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup

Pendidikan lingkungan hidup di SD Tarakanita Tritis belum memiliki kurikulum tersendiri secara khusus. Guru-guru yang mengajar PLH membuat program-program PLH yang akan diajarkan kepada siswa. Setiap guru PLH membuat program yang berbeda-beda sesuai dengan kelasnya masing-masing. Berikut pengakuan Bapak MR, kepala sekolah: “Walaupun sekolah sudah menerapkan pendidikan lingkungan hidup namun kami belum memiliki kurikulum khusus pendidikan lingkungan hidup. kurikulum khusus PLH sendiri sekolah masih kesulitan dalam mencari kurikulum PLH. Maka PLH sendiri di serahkan kepada guru sendiri untuk mencari hal-hal apasaja yang diajarkan dalam pendidikan lingkungan hidup bisa dari buku, internet, pengalaman atau isu-isu terbaru”. 23 April 2015 Selain membuat suatu program ada juga guru PLH yang membuat program-program PLH dengan acuan kurikulum 2006 KTSP dan kurikulum 2013. Jadi, program-program yang akan diajarkan kepada siswa tergantung dari guru PLH masing-masing.Data mengenai program pendidikan lingkungan hidup di peroleh dari laporan program pendidikan lingkungan hidup yang dibuat oleh guru PLH dan informasi yang berasal dari hasil wawancara dengan 77 Bapak MR kepala sekolah, Bapak SL wali kelas VI, Ibu HW wali kelas V dan Ibu FN wali kelas III. SD Tarakanita Tritis melakukan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup dengan menyampaikan materi lingkungan hidup baik dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. Metode yang digunakan dalam PLH tidak hanya dilakukan melalui metode ceramah tetapi juga menggunakan metode diskusi, tanya jawab, praktek, pemutaran film dan pada tahun ajaran 20132014 pembelajaran PLH diintegrasikan pada pendidikan luar sekolah. Berikut penjelasan Bapak SL, guru PLH: “Kalo metodenya menggunakan ceramah, diskusi, praktek, melakukan pemutaran film yang berhubungan dengan PLH, kemudian tahun lalu ada juga study wisata namun penerapannya digabungkan dengan Pendidikan Luar Sekolah misalnya tahun kemarin anak - anak melihat pemanfaatan limbah sapi”. 17 April 2015 Metode ceramah, diskusi dan pemutaran film pada PLH banyak dilakukan di dalam kelas. Penyampaian materi PLH di dalam kelas kebanyakan dilakukan dengan metode ceramah tetapi ada pula guru yang menyampaikan materi PLH dengan menggunakan media film dan powerpoint. Hal ini juga dapat dilihat ketika peneliti melakukan pengamatan, para siswa sedang melakukan diskusi pada pembelajaran pendidikan lingkungan hidup di dalam kelas dan penyampaian materi disampaikan dengan metode ceramah. Sedangkan kegiatan praktek yang dilakukan di luar kelas seperti menanam tanaman, menyirami tanaman, pemberian pupuk pada tanaman dan membersihkan kebun yang disiapkan untuk menanam tanaman. Selain siswa 78 wali kelas yang mengajari PLH juga ikut terlibat di dalam praktek PLH ini. Pada saat melakukan pengamatan, peneliti mengamati siswa yang sedang melakukan penanaman sayuran hal ini sesuai dengan dokumen program kerja pendidikan lingkungan hidup yang di dalamnya terdapat materi tentang penanamn sayuran. Pembelajaran pendidikan lingkungan hidup dialokasikan pada jam pelajaran trakhir dengan waktu 35 menit. Selain itu pendidikan lingkungan hidup juga dilengkapi dengan program kegiatan PLH, penilaian dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan kenaikan kelas. Media pembelajaran PLH yang digunakan merupakan tanggung jawab dari wali kelas yang mengampu PLH. Materi pendidikan lingkungan hidup yang disampaikan tidak hanya terpaku pada buku atau program yang dibuat oleh guru tetapi juga menggali persoalan yang terjadi di masyarakat. Penggalian materi PLH di masyarakarat berdasarkan isu-isu tentang lingkungan hidup yang dialami di masyarakat sekitar. Misalnya saja terjadinya penambangan pasir liar di sekitar sekolah yang meresahkan masyarakat. Melihat hal itu guru PLH kelas 3 mengajak anak-anak untuk berkunjung ke penambangan pasir liar selain diberikan materi tentang dampak dari penambangan pasir liar anak-anak juga mengambil sampah di sepanjang jalan. Berikut penjelasan Ibu FN, wali kelas III: “Beberapa waktu lalu anak-anak saya bawa ke tempat penambangan pasir liar di dekat sekolah, sebenarnya itu tidak termaksud ke dalam 79 program yang dibuat di dalam PLH tetapi karena itu termaksud PLH dan isu yang baru dibicarakan maka penambangan pasir liar mendadak dimasukkan ke dalam materi PLH”. 23 April 2015 Dari hasil wawancara dengan Ibu FN, di dalam materi PLH juga di masukkan masalah yang sedang terjadi di masyarakat. Hal ini sesuai dengan dokumen program kerja pendidikan lingkungan hidup yang di dalamnya terdapat materi tentang aksi penyelamatan lingkungan di area bekas pertambangan pasir. Isu-isu lingkungan hidup yang dimasukkan ke dalam PLH bermaksud untuk mengenalkan kepada anak masalah-masalah lingkungan disekitar mereka melalui kegiatan studi lapangan. Studi lapangan di dalam PLH dilakuakn apabila ada isu-isu atau masalah-masalah lingkungan yang terdapat di sekitar sekolah dan studi lapangan juga dilakukan tergantung dari guru PLH masing-masing kelas. Jadi, tidak semua kelas melakukan studi lapangan. Sumber belajar yang digunakan dalam penyampaian materi PLH yaitu buku pegangan guru. Untuk buku pegangan, guru mencari dan membuat sendiri buku PLHnya dengan mencari sumber dari buku-buku PLH, media cetak seperti 80 Gambar 8. Mading Tentang Lingkungan koran, majalah, internet, dan isu-isu atau masalah PLH di masyarakat. selain itu ada pula mading yang bertemakan lingkungan. Mading sekolah ini dibuat oleh wali kelas dan siswa yang diletakkan di depan kelas. Mading ini dibuat agar para siswa dapat melihat dan mengetahui lebih dalam tentang lingkungan hidup. Dari uraian di atas dapat disimpulkan mengenai kurikulum dan program pendidikan lingkungan hidup bahwa, pertama pendidikan lingkungan hidup di SD Tarakanita tritis tidak memiliki kurikulum khusus. Pendidikan lingkungan hidup hanya memiliki program-program PLH yang dibuat oleh wali kelas masing-masing. Kedua, metode pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan lingkungan hidup menggunakan berbagai macam metode yaitu metode ceramah, diskusi, praktek diluar kelas. Wali kelas juga ikut terlibat di dalam praktek PLH di luar kelas. Kemudian pendidikan lingkungan hidup juga disampaikan dengan menggunkan pemutaran film yang disampaikan melalui film, power point dan juga pendidikan lingkungan hidup terintegrasi dengan mata pelajaran yang lain. 81 Ketiga, pendidikan lingkungan hidup tidak hanya mengacu pada buku pegangan guru tetapi juga membahas isu-isu yang ada di dalam masyarakat yang berhubungan dengan lingkungan. Keempat, sumber belajar pendidikan lingkungan hidup dibuat oleh wali kelas masing-masing yang diambil dari berbagai sumber. Bersumber dari buku-buku PLH, media cetak seperti koran, majalah, internet. Kemudian sumber belajar PLH juga di dapat dari mading sekolah yang bertemakan lingkungan.

4. Kegiatan Pendidikan Lingkungan Hidup