17 Kedua, faktor personil pelaksananya. Faktor personil pelaksana ini
berhubungan dengan kemampuan personilnya dalam melaksanakan suatu kebijakan serta kemampuan kerjasama. Selain itu faktor personil pelaksana
juga mempengaruhi terhadap latar belakang, budaya dan bahasa dari personal tersebut.
Ketiga, faktor sistem organisasi pelaksana. Faktor sistem organisasi pelaksana ini menyangkut jaringan sistem, gaya kepemimpinan organisasi
tersebut, model monitoring dan evaluasi dari organisasi tersebut. Organisasi pelaksana dalam implementasi kebijakan pendidikan adalah birokrasi
pendidikan. Birokrasi ini memiliki kekuasaan dalam pembuatan serta pelangsanaan implementasi kebijakan pendidikan di lembaga sekolah.
3. Pendekatan dalam Implementasi kebijakan Pendidikan
Implementasi kebijakan mengacu pada tindakan di dalam melaksanakan suatu kebijakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam suatu
kebijakan, perlu dilakukannya implementasi kebijakan yang bersangkutan dengan penjabaran dari kebijakan yang telah dibuat. Oleh karena itu,
implemtasi kebijakan merupakan suatu aspek yang penting di dalam keseluruhan dari proses kebijakan. Di dalam implementasi kebijakan
pendidikan, diperlukan suatu pendekatan kebijakan yang digunakan untuk mengetahui arah dari suatu kebijakan tersebut.
Implementasi kebijakan terdapat pendekatan dalam proses implemntasi pada umumnya dan kebijakan pendidikan pada khususnya. Berikut ini
pendekatan implementasi kebijakan pendidikan menurut Solichin dalam Arif
18 Rohman, 2012: 110 ada empat pendekatan dalam proses implementasi
kebijakan pendidikan yaitu a. pendekatan structural Structural Approach, b. pendekatan prosuderal dan manajerial procedural and managerial, c.
pendekatan perilaku behavioural approach, d. pendekatan politik political approch. Adapun pendekatan-pendekatan tersebut dapat dikaji sebagai
berikut: a. Pendekatan Struktural Structural Approach
Pendekatan ini bersifat top down. Menurut pandangan ini di dalam kebijakan pendidikan harus dirancang, dii mplementasi, dikendalikan dan
dievaluasi secara struktural. Pendekatan ini menekankan pentingnya pengawasan agar setiap kebijakan pendidikan dilakukan berdasarkan
tahapan yang telah ditentukan. Struktur ini menggunakan struktur yang hirarkis organis karena struktur ini sangat relevan dalam
mengimplementasi kebijakan pendidikan yang di dalamnya terdapat organisasi pelaksana yang dapat melaksanakan kebijakan yang selalu
berubah. Namun pendekatan ini memiliki kekurangan yaitu dalam implementasi kebijakan pendidiakn menjadi kaku, terlalu birokratis dan
tidak efisien karena di dalam setiap lapisan birokrasinya terdapat kendala dan berjalan lamban.
b. Pendekatan Prosedural dan Manajerial Procedural and Managerial
Approach.
Pendekatan ini prosuderal dan manajerial dikembangkan karena adanya kelemahan dari pendekatan struktural.Pendekatan procedural dan
19 manajerial lebih mementingkan dalam pengembangan proses – proses,
prosedur serta teknik manajemen yang relevan dan tepat. Menurut Solichin dalam Arif Rohman, 2012: 111 terdapat tiga prosedur dalam proses
implementasi kebijakan: 1 Membuat desain program, perincian tugas, tujuan yang jelas,
penentuan ukuran prestasi kerja, biaya dan waktu.
2 Melakukan kebijakan pendidikan dengan struktur-struktur, personalia,
dana, sumber, prosedur dan metode yang tepat.
3 Membuat system penjadwalan, monitoring dan sarana pengawasan
yang tepat untuk menjamin tindakan yang tepat dapat dilaksanakan.
Pendekatan prosedural dan manajerial juga terdapat kelemahan yaitu terlalu memekankan pada aturan dan teknik manajemen. Pendekatan ini
juga dianggap tidak efisien karena terlalu menggunakan teknologi canggih sehingga dikesan terlalu mahal.
c. Pendekatan Prilaku Behavioural Approach Pendekatan prilaku lebih menekankan pada proses kebijakan pendidiakn
didasarkan pada prilaku manusia sebagai pelaksana bukan pada organisasinya. Di dalam implementasi kebijakan yang baik, perlu
dipertimbangkan dan diimbangi dengan prilaku dan sikap manusia yang baik pula. Contohnya saja di dalam suatu program kebijakan, kebijakan
sudah dibuat sebaik mungkin, peralatan dan organisasi juga baik tetapi di dalam proses berjalannya kebijakan terdapat penolakan dari masyarakat.
maka dari itu sebelum perlu adanya prilaku dan sikap yang baik aghar
20 suatu proses kebijakan dapat berjalan lancar dan tidak ada penolakan dari
masyarakat. d. Pendekatan Politik Political Approch
Pendekatan ini lebih melihat pada faktor politik dan kekuasaan. Berdasarkan dari pendekatan ini bahwa suatu kebijakan pendidikan harus
terdapat pendekatan politik, ini dilakukan agar dalam proses kebijakan pendidikan sering terjadi perbedaan dan persaingan antara individu atau
kelompok oleh karena itu pendekatan politik yang mempertimbangkan perbedaan dan persaingan di dalam proses kebijakan tersebut.
B. Pendidikan Lingkungan Hidup 1. Pengertian