BAB II LANDASAN TEORI
A. Model Pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament TGT
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu
pembelajaran Widyantini, 2006:6. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan guru harus merancang model pembelajaran yang tepat.
Pemodelan pembelajaran meliputi : perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tim MKPBM UPI 2001:214 menjelaskan bahwa model
pembelajaran yang biasa kita lihat sehari-hari adalah pembelajaran yang klasikal atau konvensional. Pada model pembelajaran tersebut. guru
mengajar sejumlah siswa, biasanya antara 30 sampai dengan 40 orang siswa di dalam sebuah ruangan. Para siswa diasumsikan memiliki
kemampuan minimum untuk tingkatnya dan diasumsikan mempunyai minat dan kecepatan belajar yang relatif sama. Dengan kondisi seperti
ini, kondisi belajar siswa secara individual baik menyangkut kecepatan belajar, kesulitan belajar dan minat belajar sulit untuk diperhatikan oleh
guru.
2. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif telah memiliki sejarah yang panjang Slavin dalam Narulita Yusron dkk, 2005:iii. Model pembelajaran
kooperatif ini bermula dari pemikiran para filosof di abad pertengahan
8
masehi yang mengemukakan bahwa agar seseorang belajar ia harus memiliki teman belajar. Teman belajar ini diajak untuk memecahkan
masalah secara bersama-sama. Filsafat ini kemudian dikembangkan oleh Slavin ke dalam berbagai macam model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berorientasi pada belajar bersama di dalam kelompok kecil yang
heterogen jenis kelamin, suku, ras, serta kemampuan akademis untuk menyelesaikan suatu masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu guna
mencapai tujuan bersama. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan saling beragumentasi,
untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing Slavin, dalam Narulita
Yusron dkk, 2005:4. Massofa 2008 dalam blognya, menjelaskan bahwa model
pembelajaran kooperatif memiliki perbedaan-perbedaan mendasar dibandingkan dengan model pembelajaran yang selama ini digunakan
yaitu model pembelajaran konvensional. Lebih lanjut Massofa 2008 menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif lebih banyak
meningkatkan hasil belajar matematika siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Beberapa perbedaan mendasar antara
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran konvensional ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Model Pembelajaran Konvensional
Model Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran Konvensional
1. Guru tidak membiarkan adanya
siswa yang mendominasi kelompok. 2.
Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi
pelajaran tiap anggota kelompok diberi umpan balik tentang hasil
1. Guru membiarkan adanya siswa yang
mendominasi kelompok. 2.
Akuntabilitas individual
sering diabaikan sehingga tugas sering
diborong oleh salah seorang anggota kelompok
sedangkan anggota
Model Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran Konvensional
belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang
memerlukan bantuan dan siapa yang memberika bantuan.
3. Kelompok belajar yang dibentuk
merupakan kelompok heterogen 4.
Pemimpin kelompok dipilih secara demokratis
atau bergilir
untuk memberikan pengalaman bagi para
anggota kelompok. 5.
Keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong-royong seperti
kepemimpinan, kemampuan
berkomunikasi, serta mempercayai orang lain, dan mengolah konflik
secara lansung diajarkan. 6.
Pada saat pembelajaran kooperatif sedang
berlansung guru
terus melakukan
pemantauan melalui
observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja
sama antar anggota kelompok. 7.
Guru memperhatikan
proses kelompok
yang terjadi
dalam kelompok-kelompok belajar.
8. Penekanan tidak hanya pada
penyelesaian tugas
tetapi juga
hubungan interpersonal hubungan antar
pribadi yang
saling menghargai
kelompok yang
lainnya hanya
mengekor keberhasilan
sang pemborong.
3. Kelompok belajar yang dibentuk
merupakan kelompok yang tidak heterogen.
4. Pemimpin
kelompok sering
ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan
untuk memilih
pemimpinnya dengan
caranya masing-masing
5. Keterampilan sosial sering tidak
diajarkan secara lansung.
6. Pemantauan melalui observasi dan
intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok
sedang berlansung.
7. Guru tidak memperhatikan proses
kelompok yang
terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar. 8.
Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.
TIM MKPBM UPI 2001:218 menjelaskan bahwa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif, ada beberapa hal yang harus
dipenuhi antara lain :
1. Para siswa yang tergabung dalam satu kelompok harus merasa
bahwa mereka adalah bagian dari suatu tim yang mempunyai tujuan bersama yang ingin dicapai.
2. Para siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa
bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok dan berhasil atau tidaknya kelompok itu akan menjadi tanggung jawab
bersama oleh seluruh anggota kelompok tersebut. 3.
Untuk mencapai hasil maksimum, para siswa yang tergabung dalam kelompok itu harus berbicara satu sama lain dalma mendiskusikan
masalah yang dihadapi oleh kelompok. TIM MKPBM UPI 2001:217 menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif dapat melatih siswa untuk mendengarkan pendapat-pendapat orang lain dan merangkum pendapat atau temuan-
temuan dalam bentuk tulisan. Tugas-tugas kelompok dapat memacu siswa untuk kerja sama, saling membantu sama lain dalam
mengintegrasikan pengetahuan-pengetahuan baru dengan pengetahuan- pengetahuan yang telah dimiliki. Pembelajaran kooperatif dapat
membantu siswa dalam menumbuhkan sikap positif siswa terhadap matematika. Para siswa secara individu membangun kepercayaan diri
terhadap kemampuannya
untuk menyelesaikan
masalah-masalah matematika, sehingga akan mengurangi bahkan menghilangkan rasa
cemas siswa terhadap sulitnya matematika yang banyak dialami siswa. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berorientasikan pada pembentukan kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Dengan
tujuan agar siswa-siswa yang tergabung dalam tiap-tiap kelompok dapat saling berbagi pengetahuan-pengetahuan baru yang dimiliki.
3. Pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament TGT