steroid dapat larut dalam senyawa non polar karena tersusun atas senyawa triterpenoid. Triterpenoid tersusun dari rantai panjang hidrokarbon C
30
yang menyebabkan sifatnya non polar sehingga dapat mudah terekstrak dalam pelarut yang bersifat non polar. Senyawa triterpenoid juga dapat
terikat dengan gugus gula sehingga akan dapat tertarik oleh pelarut yang bersifat semi polar bahkan pelarut polar Astarina, Astuti, dan Warditiani,
2013. Digunakan 3 pelarut untuk ekstraksi yaitu diklorometan non polar, etil asetat semi polar, dan metanol polar untuk menyari senyawa
metabolit sekunder. Yuhernita dan Juniarti, 2011.
B. Kandungan Kimia Metabolit Sekunder
Metabolit diklasifikasikan menjadi 2, yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit primer dibentuk dalam jumlah terbatas dan
digunakan untuk pertumbuhan dan kehidupan organisme. Metabolit sekunder adalah senyawa kimia yang dibentuk pada biosintesis metabolit sekunder yang
terjadi setelah berlangsungnya biosintesis metabolit primer Nofiani, 2008. Kandungan utama dalam metabolit sekunder antara lain, saponins,
cardiac, dan
cyanogenic glycosides,
terpenoids, sterols,
phenols, phenilpropanoids, alkaloids, flavonoids, and tannins.
Untuk saponins, cardiac cyanogenic glycosides
yang terbentuk dari glukosa selama proses fotosintesis, bisa juga terbentuk melalui respirasi dari asam amino dan metabolisme terpenoid.
Beberapa tanaman memiliki kemampuan untuk memproduksi sianida dan glikosida sianogenik yang merupakan sitotoksin kuat dan inhibitor kompetitif
terhadap atom besi. Saponin memiliki ciri khas pada busa dan terdiri dari
polisiklik aglikon baik dari steroid kolin maupun terpenoid Bianchi and Canuel, 2011.
Terpenoid dan steroid termasuk dalam derivative isoprena polimer. Ketika 2 isoprena tersebut bergabung akan membentuk monoterpenoid,
sesquiterpenoid terbentuk dari 3 unit isoprena, dan diterpenoid terbentuk dari 4 unit isoprena. Terpenoid termasuk di dalam triterpenoid, yang terbentuk dari
polimerisasi 6 unit isoprena. Steroid terdapat pada hampir semua jenis tanaman gymnoesperm dan angiosperm, dan juga pada jamur dan hewan. Pada tumbuhan,
steroid dibiosintesis dari cycloartenol Bianchi and Canuel, 2011. Fenol dibiosintesis oleh beberapa rute yang berbeda, dan demikian
merupakan kelompok heterogen. Walaupun sering dibilang memiliki kesamaan dengan alkohol karena adanya gugus hidroksil -OH, fenol tetap diklasifikasikan
secara terpisah karena –OH tidak terikat pada atom karbon jenuh. Fenol juga
mudah teroksidasi dan dapat membentuk polimer, umumnya adalah shikimate. 2 jalur dasar yang terlibat adalah asam shikimat dan asam malonat. Turunan lain
dari fenol antara lain, phenylpropanolol, kumarin, asam sinamat, asam sinapinic dan coniferyl alkohol, fenol dan turunannya ini termasuk intermediet dalam
biosintesis lignin Bianchi and Canuel, 2011. Alkaloid dihasilkan oleh dekarboksilasi asam amino atau transaminasi
dari aldehida. Biosintesis alkaloid yang berbeda membutuhkan enzim yang berbeda. Pada biosintesis opiate, enzimnya adalah tirosin dopa dekarboksilase
TYDC, yang mengubah L-tyrosin menjadi tyramine, dopa menjadi dopamine.
Flavonoid adalah senyawa polifenol pada tumbuhan yang melindungi dari ultraviolet dan sebagai media interaksi antara tumbuhan dan mikroba.
Beberapa golongan flavonoid, antara lain, flavonones, anthocyanes yang memberi pigmentasi pada bunga merah, kuning, dll serta jaringan tumbuhan lainnya.
Flavonoid berbeda dari senyawa fenolik yang lain dilihat dari tingkat oksidasi pada pusat cincin pyran dan sifat biologisnya Bianchi and Canuel, 2011.
Flavonoid akan menunjukkan pemadaman bercak pada UV 254 nm sedangkan pada UV 366 nm bercak akan berfluorosensi kuning gelap, hijau, atau
biru. Digunakan deteksi kimia semprot AlCl
3
akan mengeluarkan warna kuning pada flavonoid Sari, Djannah, dan Nurani, 2010.
Tanin adalah senyawa polifenol yang mengikat dan mengendapkan protein, biasanya dibagi menjadi tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin
terhidrolisis terdiri dari polyol-carbohydrate, dimana gugus -OH dari karbohidrat sebagian atau seluruhnya diesterifikasi dengan golongan fenolik seperti asam
gallic dan asam ellagic. Tanin tersebut dihidrolisis oleh asam lemah untuk produksi karbohidrat dan asam fenolat Bianchi and Canuel, 2011.
C. Radikal Bebas