Flavonoid adalah senyawa polifenol pada tumbuhan yang melindungi dari ultraviolet dan sebagai media interaksi antara tumbuhan dan mikroba.
Beberapa golongan flavonoid, antara lain, flavonones, anthocyanes yang memberi pigmentasi pada bunga merah, kuning, dll serta jaringan tumbuhan lainnya.
Flavonoid berbeda dari senyawa fenolik yang lain dilihat dari tingkat oksidasi pada pusat cincin pyran dan sifat biologisnya Bianchi and Canuel, 2011.
Flavonoid akan menunjukkan pemadaman bercak pada UV 254 nm sedangkan pada UV 366 nm bercak akan berfluorosensi kuning gelap, hijau, atau
biru. Digunakan deteksi kimia semprot AlCl
3
akan mengeluarkan warna kuning pada flavonoid Sari, Djannah, dan Nurani, 2010.
Tanin adalah senyawa polifenol yang mengikat dan mengendapkan protein, biasanya dibagi menjadi tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin
terhidrolisis terdiri dari polyol-carbohydrate, dimana gugus -OH dari karbohidrat sebagian atau seluruhnya diesterifikasi dengan golongan fenolik seperti asam
gallic dan asam ellagic. Tanin tersebut dihidrolisis oleh asam lemah untuk produksi karbohidrat dan asam fenolat Bianchi and Canuel, 2011.
C. Radikal Bebas
Dalam struktur atom dan molekul, elektron biasanya saling berpasangan satu sama lainnya, setiap pasangan bergerak dalam orbitnya. Namun suatu kali
terdapat suatu spesies elektron yang keberadaanya mampu bergerak dalam orbital namun dalam keadaan tanpa pasangan elektron. Spesies yang mampu bergerak
dalam orbitnya tanpa pasangan biasa masuk dalam istilah “free”. Atom tanpa pasangan tersebut biasanya akan lebih reaktif untuk menstabilkan dirinya,
sehingga akan bersifat radikal dan akan mudah dalam berinteraksi dengan senyawa-senyawa lain. Senyawa dengan elektron bebas tersebut disebut dengan
radikal bebas Nonhebel and Walton, 1974. Reaktivitas radikal bebas merupakan upaya untuk mencari pasangan
elektron. Sebagai dampak kerja radikal bebas tersebut, akan terbentuk radikal bebas baru yang berasal dari atom atau molekul yang elektronnya diambil untuk
berpasangan dengan radikal sebelumnya. Namun, bila 2 senyawa radikal bertemu, elektron-elektron yang tidak berpasangan dari kedua senyawa tersebut akan
bergabung dan membentuk ikatan kovalen yang stabil. Sebaliknya, bila senyawa radikal bebas bertemu dengan senyawa bukan radikal bebas, akan terjai 3
kemungkinan : 1.
Radikal bebas akan memberikan elektron yang tidak berpasangan reduktor kepada senyawa bukan radikal bebas.
2. Radikal bebas menerima elektron oksidator dari senyawa bukan radikal
bebas. 3.
Radikal bebas bergabung dengan senyawa bukan bebas Winarsi, 2007. Target utama radikal bebas adalah protein, asam lemak tak jenuh, dan
lipoprotein, serta unsur DNA termasuk karbohidrat. Dari ketiga molekul tersebut, yang paling rentan terhadap radikal bebas adalah asam lemak tak jenuh, akibatnya
dinding sel menjadi rapuh karena membran sel yang rusak akibat radikal bebas. Senyawa oksigen reaktif ini juga mampu merusak bagian dalam pembuluh darah
sehingga meningkatkan pengendapan kolesterol dan menimbulkan aterosklerosis. Senyawa radikal bebas ini juga berpotensi merusak basa DNA sehingga
mengacaukan sistem info genetika, dan berlanjut pada pembentukan sel kanker Winarsi, 2007.
D. Antioksidan