Tahap Pembuatan Simplisia PENELAAHAN PUSTAKA

F. Tahap Pembuatan Simplisia

Tahap pembuatan simplisia antara lain, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan, dan penyimpanan, serta pemeriksaan mutu Prasetyo dan Inoriah, 2013. Tumbuhan yang didapatkan disortasi basah terlebih dahulu untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing selain bahan simplisia, misalnya, tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta kotoran lain harus dibuang. Tanah mengandung bermacam-macam mikroba dalam jumlah yang tinggi. Oleh karena itu pembersihan simplisia dari tanah yang terikut dapat mengurangi jumlah mikroba awal. Kemudian dilakukan pencucian untuk menghilangkan tanah dan kotoran lain yang melekat pada bahan simplisia Prasetyo dan Inoriah, 2013. Pencucian dilakukan dengan menggunakan air bersih mengalir pada simplisia. Cara ini sangat mempengaruhi jenis dan jumlah mikroba awal simplisia. Misalnya jika air yang digunakan untuk pencucian kotor, maka jumlah mikroba pada permukaan bahan simplisia dapat bertambah dan air yang terdapat pada permukaan bahan tersebut dapat mempercepat pertumbuhan mikroba Prasetyo dan Inoriah, 2013. Setelah pencucian, dilakukan pengeringan dengan tujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia. Air yang masih tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu merupakan media pertumbuhan kapang jasad renik lainnya. Enzim dalam sel, masih dapat bekerja menguraikan senyawa aktif sesaat setelah sel mati dan selama bahan simplisia tersebut masih mengandung kadar air tertentu. Pada tumbuhan yang masih hidup pertumbuhan kapang dan reaksi enzimatik yang merusak itu tidak terjadi karena adanya keseimbangan antara proses-proses metabolisme, yakni proses sintesis, transformasi, dan penggunaan isi sel. Reaksi enzimatik tidak berlangsung bila kadar air dalam simplisia kurang dari 10 Prasetyo dan Inoriah, 2013. Pengeringan dilakukan di bawah sinar matahari dengan cara simplisia diletakkan 1 lapis dalam tempat bersih kemudian ditutup dengan kain hitam kemudian dimasukkan di dalam oven. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses pengeringan adalah suhu udara, kelembaban udara, aliran udara, waktu pengeringan, dan luas permukaan bahan Prasetyo dan Inoriah, 2013. Pembuatan simplisia dengan cara menjemur di bawah sinar matahari langsung memiliki banyak kelemahan yaitu sangat tergantung dengan cuaca, suhu yang tidak terkontrol dan rawan terhadap kontaminasi. Suhu yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada bahan diantaranya, terpenoid hidrokarbon, minyak atsiri, seskuiterpen lakton, dan senyawa-senyawa yang memiliki ikatan rangkap Ma’mun et al, 2006. Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotor-pengotor lain yang masih tertinggal pada simplisia kering. Kemudian dilakukan pengepakan dan penyimpanan menggunakan wadah yang bersifat tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isinya sehingga tidak menyebabkan terjadinya reaksi serta penyimpangan warna, bau, rasa, dan sebagainya. Selain itu wadah harus melindungi simplisia dari cemaran mikroba, kotoran dan serangga, serta mempertahankan senyawa aktif yang mudah menguap atau terhindar dari sinar matahari Prasetyo dan Inoriah, 2013.

G. Ekstraksi

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-heksan Etilasetat dan Etanol Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G.Price)

7 53 83

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-heksan Etilasetat dan Etanol Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G.Price)

2 28 83

PENGARUH SUHU PENGERINGAN TERHADAP KOMPONEN KIMIA TEH DAUN SISIK NAGA (Pyrrosia piloselloides (L.) M.G Price.).

4 12 5

Penetapan karakter dan uji antioksidan ekstrak tumbuhan sisik naga (Pyrossia piloselloides (L ) M.G price pohon inang kopi (Coffea SP) dengan metode 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazil (DPPH).

0 5 120

Uji antioksidan ekstrak tumbuhan sisik naga (Pyrrosia piloselloides (L.) M.G Price) pada pohon inang jambu air (Syzygium aqueum) dengan metode 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl (dpph) dan penetapan karakter ekstrak.

0 15 113

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-heksan Etilasetat dan Etanol Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G.Price)

0 0 14

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-heksan Etilasetat dan Etanol Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G.Price)

0 0 2

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-heksan Etilasetat dan Etanol Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G.Price)

1 2 5

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-heksan Etilasetat dan Etanol Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G.Price)

0 0 13

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-heksan Etilasetat dan Etanol Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G.Price)

0 0 3