Uji Hipotesis : Analisis Korelasional
tidak terbukti secara signifikan berhubungan dengan kecenderungan kenakalan yang terjadi pada remaja.
Pada penelitian sebelumnya,
kesepian dapat membuat seseorang
mempunyai sikap bermusuhan dan agresifitas Zilboorg dalam Check, Perlman, Malamuth, 1985. Ketidaknyamanan psikologis akibat dari
hubungan sosial yang kurang memadai diasosiasikan dengan masalah-masalah personal, misalnya depresi, penyalahgunaan narkoba dan minuman beralkohol,
serta rendahnya prestasi Taylor, Peplau, Sears, 2009. Remaja yang tidak ingin dianggap gagal dalam relasi interpersonal, kemudian melawan perasaan
inferioritasnya. Menurut Dolcini dan kawan-kawan dalam Santrock, 2007, anggapan tentang diri yang tidak terkalahkan membuat remaja terlibat dalam
perilaku menyimpang, seperti balapan mobil, penggunaan obat terlarang, bunuh diri, dan melakukan hubungan seks tanpa alat kontrasepsi, yang
mengarahkan remaja kepada tindakan kenakalan remaja. Namun, hasil pada penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan antara kesepian dan
agresifitas. Penelitian ini menggunakan tiga manifestasi kesepian, yang mencakup
manifestasi afeksi, manifestasi kognitif, dan manifestasi perilaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kesepian dengan
kecenderungan kenakalan remaja. Hal tersebut dapat dijelaskan dari manifestasi-manifestasi pada variabel kesepian yang kurang dapat mengukur
kesepian. Selain itu, adanya salah satu sub aspek pada skala kesepian yang
tidak terwakilkan, yaitu berfokus pada diri sendiri, diduga mempengaruhi hasil penelitian.
Menurut Brennan dalam Page, 1990 terdapat faktor-faktor yang membuat remaja mengalami kesepian, seperti karakteristik personal. Subjek pada
penelitian ini diduga tidak mengalami kesepian yang terlihat dari rendahnya skor mean empirik pada variabel kesepian. Subjek tidak mengalami perasaan
malu, harga diri yang rendah, kurangnya keterampilan sosial yang memadai, dan rendahnya keinginan berhubungan sosial, yang berhubungan dengan
karakteristik kepribadian subjek penelitian. Apabila dilihat dari latar bekalang keluarga, sebanyak 162 subjek 83,94
berasal dari keluarga yang kedua orang tuanya lengkap dan 147 subjek 76,17 tinggal bersama orang tuanya. Soekanto 2006 mengatakan bahwa
pada masa krisis perkembangannya, remaja sangat membutuhkan bimbingan terutama dari orang tuanya. Usaha yang aktif dari orang tua untuk melakukan
pengawasan dan bimbingan pada remaja adalah komponen yang penting untuk melawan kenakalan remaja dan penggunaan narkotika Lippold, Greenberg,
Graham, Feinberg, 2013. Oleh kerena itu, mean empirik variabel kecenderungan kenakalan remaja pada penelitian ini tergolong rendah yang
menunjukkan bahwa subjek penelitian tidak mengalami kecenderungan kenakalan remaja.
Pada penelitian ini sebanyak 118 subjek penelitian 61,14 berasal dari Suku Bangsa Jawa. Budaya Jawa termasuk dalam budaya kolektif yang
mempunyai kelekatan dengan kelompok sosialnya. Budaya kolektif