D. Hubungan Antara Kesepian dengan Kecenderungan Kenakalan pada Remaja
Kesepian adalah ketidaknyamanan
subjektif yang berkaitan dengan
pengalaman menyakitkan
dan ketidakbermaknaan
diri karena
terjadi ketidaksesuaian antara hubungan sosial yang dibangun dengan keinginan
seseorang untuk berelasi Myers, 2010. Seseorang yang kesepian mempunyai harapan yang tinggi terhadap relasi sosial. Oleh karena itu, respon penguatan
sosial yang tidak sesuai akan membuat seseorang yang kesepian mengalami gejala-gejala tekanan psikologis, misalnya stres Young dalam Peplau Perlman,
1982. Kesepian dapat dialami oleh berbagai rentang usia, baik usia remaja, dewasa,
maupun lansia. Namun, salah satu kelompok usia yang paling berisiko adalah remaja yang sedang mengalami masa pubertas. Pada masa pubertas terjadi
perubahan dan proses perkembangan secara biologis, psikologis serta sosial. Selain itu, remaja mempunyai dorongan untuk membangun relasi dengan
siapapun, khususnya dengan teman sebaya Berk, 2012. Oleh karena itu, remaja mempunyai harapan yang tinggi ketika menjalin relasi. Apabila harapan remaja
dalam membangun relasi tidak terpenuhi, maka remaja dapat mengalami ketidaknyamanan subjektif yang membuatnya tertekan secara psikologis.
Remaja yang kesepian cenderung memandang segala sesuatu secara negatif. Remaja menjadi kurang bahagia, kurang puas, dan pesimis. Afek-afek negatif
yang muncul mempengaruhi kondisi psikologis remaja sehingga menimbulkan perasaan
inferior. Perasaan inferior pada remaja dapat memunculkan
kecenderungan evaluasi negatif tentang tubuh, seksualitas, kesehatan, penampilan, perilaku, dan fungsional Jones dalam Ponzetti, 1990. Oleh karena itu, remaja
berusaha melawan perasaan inferioritas dan malu dengan cara externalizing blame
, memusuhi, dan marah terhadap orang lain Tracy Robins, dalam Donnellan, Trzesniewski, Robins, Moffitt, Caspi, 2005. Peplau dan Perlman
1982 juga mengatakan bahwa seseorang yang kesepian mengalami afek-afek yang negatif, salah satunya mempunyai sikap bermusuhan terhadap orang lain.
Dorongan kemarahan dan bermusuhan terhadap orang lain ini merupakan bentuk dari externalizing problem yang mengarahkan remaja pada perilaku kenakalan.
Kecenderungan kenakalan remaja merupakan perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial. Menurut Kartono 2006, kenakalan remaja dapat dipicu
oleh adanya pengabaian dari lingkungan sosial yang muncul dalam bentuk tawuran, seks bebas, dan sebagainya. Pengabaian sosial yang dialami remaja akan
mengarahkan perilakunya pada kenakalan remaja. Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa kesepian berkaitan dengan
kecenderungan kenakalan remaja. Remaja yang merasa kesepian diduga mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan kenakalan remaja.
Kesepian Ketidakpuasan Relasi
Inferior
Melawan Orang Lain Remaja
Perkembangan Fisik
Perkembangan Kognitif
Perkembangan Psikososial
Internalizing Problem Externalizing Problem
E. Skema Penelitian
Gambar 2.1 Dinamika Hubungan Antara Kesepian dengan Kecenderungan Kenakalan Remaja
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pemaparan di atas tentang kesepian dan kecenderungan kenakalan remaja, maka peneliti menetapkan hipotesis penelitian: ada hubungan antara
kesepian dengan kecenderungan kenakalan pada remaja.
Kecenderungan Kenakalan Remaja Dorongan Membangun Relasi