Pembahasan Analisis Data Penelitian 1. Deskripsi Data Penelitian
tidak terwakilkan, yaitu berfokus pada diri sendiri, diduga mempengaruhi hasil penelitian.
Menurut Brennan dalam Page, 1990 terdapat faktor-faktor yang membuat remaja mengalami kesepian, seperti karakteristik personal. Subjek pada
penelitian ini diduga tidak mengalami kesepian yang terlihat dari rendahnya skor mean empirik pada variabel kesepian. Subjek tidak mengalami perasaan
malu, harga diri yang rendah, kurangnya keterampilan sosial yang memadai, dan rendahnya keinginan berhubungan sosial, yang berhubungan dengan
karakteristik kepribadian subjek penelitian. Apabila dilihat dari latar bekalang keluarga, sebanyak 162 subjek 83,94
berasal dari keluarga yang kedua orang tuanya lengkap dan 147 subjek 76,17 tinggal bersama orang tuanya. Soekanto 2006 mengatakan bahwa
pada masa krisis perkembangannya, remaja sangat membutuhkan bimbingan terutama dari orang tuanya. Usaha yang aktif dari orang tua untuk melakukan
pengawasan dan bimbingan pada remaja adalah komponen yang penting untuk melawan kenakalan remaja dan penggunaan narkotika Lippold, Greenberg,
Graham, Feinberg, 2013. Oleh kerena itu, mean empirik variabel kecenderungan kenakalan remaja pada penelitian ini tergolong rendah yang
menunjukkan bahwa subjek penelitian tidak mengalami kecenderungan kenakalan remaja.
Pada penelitian ini sebanyak 118 subjek penelitian 61,14 berasal dari Suku Bangsa Jawa. Budaya Jawa termasuk dalam budaya kolektif yang
mempunyai kelekatan dengan kelompok sosialnya. Budaya kolektif
mengutamakan norma dan berusaha bertindak benar sesuai norma yang berlaku. Selain itu, individu dituntut untuk melakukan sesuatu yang sesuai
dengan keinginan kelompok Lonner Malpass, 1994. Oleh karena itu, subjek penelitian dimungkinkan masih memegang teguh budaya kolektif
sehingga cenderung menghindari perilaku kenakalan remaja yang merupakan perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial, melanggar hukum, dan
merupakan tindakan kriminal Santrock, 2002. Analisis data penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa variabel
kecenderungan kenakalan tidak memberikan pengaruh hubungan yang cukup signifikan. Jika dilihat dari normalitas data penelitian, variabel kecenderungan
kenakalan remaja remaja mempunyai distribusi data yang tidak normal. Peneliti menduga bahwa item-item yang disajikan pada skala kecenderungan
kenakalan remaja terlalu kuat menampakan bentuk kenakalan remaja. Hal ini membuat subjek penelitian cenderung melakukan faking, yakni upaya untuk
memilih jawaban-jawaban yang baik berdasarkan social desirability, dibanding menjawab sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat dijelaskan bagaimana kesepian dan kecenderungan kenakalan pada remaja tidak mempunyai hubungan yang
signifikan.
53