24
dengan kekhasan Gereja Protestan. Proses inkulturasi liturgi inilah yang membuat munculnya musik rohani Ekaristi.
b. JenisBLaguBRohaniB 1 LaguBGerejaniB
Menurut Bernardus B. Ujan yang tulisannya dimuat dalam Inspirasi; Lentera Yang Membebaskan 2006: 26, menjelaskan bahwa lagu Gerejani atau
musik Gereja, dalam bahasa latin musica eccelsiastica adalah istilah yang digunakan oleh para pengikut Kristus atau Gereja ketika persekutuan beriman ini
menyadari kekhasannya dalam mengekspresikan iman lewat musiklagu terutama dalam ibadat atau liturgi. Istilah ini mengacu pada tatanan bunyi dengan melodi
tertentu tanpa teks atau sesuai dengan bentuk teks yang mengungkapkan baik isi hati umat beriman maupun ajaran dan iman Gereja.
Musik ini dapat dihasilkan dengan bantuan alat atau instrument maupun dengan suara vokal penyanyi. Karena mengungkapkan iman yang diajarkan dan
dihayati oleh umat beriman maka musik Gereja memiliki kekhasan dibandingkan dengan musik dari umat yang beragama lain meskipun dipengaruhi juga oleh
musik agama lain misalnya dari musik orang Yahudi. Musiklagu Gereja pada umumnya adalah salah satu bentuk dari musik religus atau musik rohani.
2 LaguBRohaniB
Lagu Rohani atau musik religius musica religiosa adalah musik yang mengungkapkan atau mengandung tema-tema rohani Ujan, 2006: 26-27. Musik
25
atau lagu rohani ini dimiliki umat agama manapun. Bahkan ada tema musik- rohani yang umum diterima oleh umat manapun karena bersifat universal. Baik
melodi maupun teksnya mengungkapkan pengalaman rohani yang diterima oleh orang beriman dari berbagai agama. Ketika suatu musiklagu rohani
mengungkapkan pengalaman khusus dari umat agama tertentu, maka ia menjadi musiklagu yang khas misalnya lagu rohani khas Yahudi atau khas Hindu dan
Budha atau khas Kristen dan Islam. Lagu rohani itu jadi khas Kristiani bila mengungkapkan keyakinan iman
akan Kristus Tuhan dan Penyelamat atau akan Tritunggal Mahakudus serta pokok iman lain yang diyakini orang Kristiani. Di dalam lingkup Gereja sendiri, lagu
rohani dalam arti sempit berarti segala macam musiklagu yang mengungkapkan pengalaman rohani khas Gereja tetapi tidak dimaksudkan untuk digunakan dalam
perayaan-perayaan liturgis Ujan, 2006: 26.
3 LaguBRohaniBLiturgis
Lagu Liturgis atau musik suci musica sacra oleh Gereja Katolik merupakan segala macam musiklagu Gerejani atau musiklagu rohani yang
digubah khusus untuk ibadat atau perayaan-perayaan liturgis Ujan, 2006: 26. Kini istilah yang lebih populer adalah lagu rohani Ekaristi. Lagu rohani liturgis
atau lagu rohani Ekaristi dalam arti tertentu mengacu pada semua macam musik yang inspirasinya atau maksud dan tujuan serta cara membawakannya mempunyai
hubungan dengan iman Gereja. Tema-tema yang digunakan dalam lagu rohani Ekaristi menunjuk pada salah satu bagian dalam Perayaan Ekaristi.
26
Berikut merupakan hasil pemaparan oleh Bernardinus. B. Ujan 2006: 26- 27 tentang ciri-ciri lagu rohani Ekaristi
Lagu rohani Ekaristi dapat dilagukan dengan suara dan bunyi alat-alat musik sebagai pengiring. Baik teks maupun musik dengan melodinya yang secara
khas mengekspresikan iman Gereja yang dirayakan dalam liturgi yaitu tentang apa yang dilakukan Allah karya agung Allah yang menyelamatkan dan tanggapan
manusia beriman syukur-pujian, sembah-sujud, dan permohonan. Istilah lagu liturgi dipandang Gereja sebagai sebuah bagian utuh dari perayaan liturgi dan
bukan sebagai suatu unsur luar yang dicopot dan dimasukkan ke dalam perayaan liturgis seakan-akan suatu barang asing atau hal lain dari liturgi lalu diletakkan di
tengah perayaan liturgi. Sebagai bagian utuh dari liturgi, lagu rohani Ekaristi itu merupakan doa
dan bukan sekedar suatu ekspresi seni yang jadi bahan tontonan. MusikLagu liturgi itu mesti indah dan memenuhi persyaratan-persyaratan seni
musiknyanyian pada umumnya, namun lebih dari itu musiklagu liturgi mengungkapkan doa manusia beriman. Bahkan musik atau nyanyian liturgis
sebagai doa mempunyai nilai tinggi. Sebab musik-liturgi menggerakkan seluruh diri manusia yang menyanyi atau yang menggunakan alat-alat musik budi,
perasaan-hati, mata, telinga, suara, tangan atau kaki dll. Sekaligus demi harmoni dituntut kurban untuk meninggalkan diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan
orang lain, dengan tempat, dengan situasi, dengan maksud-tujuan musiknyanyian liturgis yaitu demi Tuhan dan sesama. Hal ini sesuai dengan hakekat dari liturgi
sebagai perayaan bersama yang melibatkan banyak orang demi kepentingan
27
umum kemuliaan Tuhan dan keselamatan manusia, bukan hanya demi diri sendiri.
c. KedudukanBLaguBRohaniBdalamBEkaristiB