PaskahB YahudiB SebagaiB KenanganB AkanB PembebasanB DariB MesirB EksodusB PerkembanganBPerayaanBPaskahBdanBRotiBTakBBeragiB PerjamuanBPaskahBYahudiBpadaBZamanBYesusB

9 berharga dalam perjiarahannya sepanjang sejarah. Ini juga merupakan ungkapan komitmennya yang hidup terhadap misteri Ekaristi. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sakramen Ekaristi merupakan sebuah perayaan syukur untuk mengenangkan, menghadirkan, menghayati akan karya keselamatan Allah yang telah terwujud dalam diri Yesus Kristus serta mengenangkan penderitaan Yesus sebelum wafat di kayu salib. Melalui perayaan Ekaristi kita diajak untuk menghayati seluruh karya keselamatan Allah dengan cara ikut ambil bagian di dalamnya dimana Ekaristi sumber serta puncak seluruh kehidupan umat Kristiani yang sejati.

2. DasarBdanBSejarahBEkaristiBB

Dalam Perjanjian Lama, Ekaristi memiliki latar belakang yang kuat, terutama dalam tradisi Yahudi. Berikut adalah dasar dan sejarah Ekaristi.

a. PaskahB YahudiB SebagaiB KenanganB AkanB PembebasanB DariB MesirB EksodusB

Setiap bangsa mempunyai kenangan akan peristiwa yang menentukan perjalanan hidup bersama. Bagi bangsa Israel, kenangan yang tak dapat dilupakan adalah peristiwa pembebasan dari Mesir. Peristiwa pembebasan dari Mesir yang tertulis dalam Kitab Keluaran menjadi sangat penting karena diikuti oleh penggambaran di padang gurun dan pembentukan bangsa Israel sebagai umat Allah dalam ikatan perjanjian Prasetyantha 2008: 19. Perayaan Ekaristi Gereja berakar pada tradisi perjamuan makan Paskah Yahudi. Adapun Inti pokok tradisi perjamuan makan Yahudi adalah doa sebelum 10 perjamuan yang berisi doa syukur atas Roti, perjamuan makan, lalu doa sesudah perjamuan yang berisi doa syukur atas piala Martasudjita, 2005: 273.

b. PerkembanganBPerayaanBPaskahBdanBRotiBTakBBeragiB

Secara kronologis, umat Israel menempatkan titik awal terjadinya Perayaan Paskah dan roti tak beragi pada peristiwa keluaran dari Mesir. Hari Raya Paskah dan Roti Tak Beragi bersama-sama diberi nama perayaan Paskah. Perayaan Paskah mempunyai akarnya pada tradisi para gembala, sedangkan perayaan Roti Tak Beragi pada mulanya berakar pada perayaan di lingkungan para petani Prasetyantha 2008: 22.

c. PerjamuanBPaskahBYahudiBpadaBZamanBYesusB

Pada Zaman Yesus, Perayaan Paskah tetap menjadi perayaan keagamaan Yahudi yang utama. Pada pagi hari, umat mengumpulkan semua ragi, membawanya ke Bait Allah untuk dibakar bersama-sama oleh para imam. Dan pada sore hari dilaksanakan penyembelihan kambing dan domba yang dilakukan di Bait Allah, dan setelah matahari terbenam dimulailah perjamuan Paskah yang dilaksanakan di dalam keluarga atau di dalam kelompok, dengan cara mengelilingi meja perjamuan Paskah dengan jumlah paling sedikit sepuluh orang. Namun jika di dalam satu keluarga tidak memenuhi jumlah minimal tersebut, mereka dapat mengundang keluarga lain untuk bergabung. Adapun tujuannya yaitu agar anak domba Paskah dapat disantap sampai habis, tanpa sisa. Sesuai dengan peraturan, seluruh daging kurban harus habis, dimakan dan tulang- 11 tulangnya dibakar. Adapun peserta perjamuan biasanya memakai pakaian putih, menyantap makanan dengan setengah berbaring, mengitari meja perjamuan yang berukuran rendah Prasetyantha, 2008: 25. Peristiwa makan bersama ini merupakan gambaran dari perjamuan Paskah Yahudi di zaman Yesus. Di dalam perjanjian lama peraturan tentang perjamuan paskah ini dapat kita temukan pada Kel 12: 1-13: 6. Macam-macam makanan yang disantap di dalam perjamuan Paskah mempunyai maknanya masing-masing. Semuanya dikaitkan dengan peristiwa keluaran dari Mesir Eksodus. Anak domba Paskah dipakai sebagai kenangan akan belas kasih Allah yang telah “ melewati” rumah-rumah nenek moyang Israel di tanah Mesir dan tidak membinasakan anak-anak sulung mereka Kel 12: 27. Adapun beberapa lambang yang digunakan dalam paskah yang dapat dilihat antara lain; sayur pahit melambangkan kondisi perbudakan yang membawa kepahitan hidup bangsa Israel karena bangsa Mesir Kel 1: 14 sedangkan Roti tak beragi melambangkan penderitaan di masa lalu dan dikaitkan dengan situasi yang tergesa-gesa ketika bangsa Israel hendak meninggalkan Mesir Prasetyantha 2008: 28.

d. PerjamuanBMalamBTerakhirBYesusBB