6. Keakuratan data dan Informasi
Kinerja buruk mengindikasikan kesalahan dalam informasi analisis pekerjaan atau hal lain dari sistem manajemen personal, sehingga
mengarah pada ketidaktepatan dalam keputusan menyewa karyawan, pelatihan dan keputusan konseling.
7. Memperbaiki Kesalahan rancangan pekerjaan
Karena melalui penilaian ini maka dapat diperbaiki apabila rancangan pekerjaan yang digunakan menghasilkan kinerja yang buruk.
8. Tantangan-tantangan eksternal
Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti keluarga, finansial, kesehatan dan lain-lain.
9. Umpan Balik pada SDM
Informasi tentang kinerja yang baik dan buruk diseluruh jajaran organisasi sebagai suatu proses umpan balik mengindikasikan
bagaimana sebaiknya fungsi departemen SDM diterapkan.
B. Kerangka Berpikir
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Karyawan
Secara teoritis, kepuasan kerja tinggi maka kinerja karyawan juga tinggi. Apabila karyawan yang bekerja mendapatkan kepuasan yang tinggi
maka kinerja karyawan akan tinggi. Kepemimpinan juga merupakan faktor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang mempengaruhi kinerja karyawan yang memberikan dororngan, semangat, arahan dan dukungan kerja kepada karyawan.
Gaya kepemimpinan otoriter selalu menentukan tugas yang harus dilakukan oleh karyawan, karyawan tidak diberi kesempatan untuk
mengutarakan pendapat ataupun saran. Selain itu, setiap karyawan yang bekerja akan selalu diawasi oleh pemimpin. Karyawan yang bekerja pada
gaya kepemimpinan otoriter kemungkinan akan mendapatkan kepuasan kerja yang tinggi bila mereka mendapatkan gaji yang memuaskan namun disisi lain
mereka tetap tertekan karena selalu diawasi oleh pemimpin sehingga mereka tidak punya kesempatan untuk mengaktualisasikan diri, mematikan
kreativitas sehingga dapat menyebabkan kinerja karyawan menurun. Sebaliknya gaya kepemimpinan demokratis selalu melibatkan
karyawan dalam proses pengambilan keputusan, karyawan diberi kesempatan untuk memberikan saran dan pendapat, dengan kondisi tersebut akan
mendorong karyawan untuk berusaha bekerja sebaik mungkin sesuai dengan tanggung jawabnya dan berprestasi sesuai kemampuan masing-masing.
Karyawan yang bekerja pada gaya kepemimpinan demokratis cenderung memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan kepuasan kerja yang
tinggi karena dengan mempunyai hubungan rekan kerja yang baik apalagi mendapatkan gaji yang memuaskan, sehingga kinerja karyawan tinggi.
C. Model Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis tersebut dirumuskan sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap hubungan kepuasan kerja dan kinerja karyawan
Ha : Ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap hubungan kepuasan kerja
dan kinerja karyawan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang menggambarkan subjek yang
diteliti yang ada dalam keseluruhan selama periode waktu tertentu Arikunto, 2003:314. Metode studi kasus ini akan melibatkan kita dalam penyelidikan
yang lebih mendalam dan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap tingkah laku seseorang individu Consuelo, 1993:73. Dalam penelitian ini diterapkan
untuk meneliti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap hubungan kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Kesimpulan terhadap hasil penelitian hanya
berlaku di PT. Jembatan Citra Nusantara.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di PT. Jembatan Citra Nusantara. 2.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2008.
C. Subjek Dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah karyawan-karyawan yang bekerja di PT. Jembatan Citra Nusantara yang meliputi administration officer, tehnical
support officer, security dan umum.
30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI