81
j. Tingkat signifikan variabel bebas X
14
, sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung
variabel bebas X
14
adalah negatif yaitu sebesar -3,703. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas X
14
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel terikat Y. Hasil analisis menunjukkan bahwa model regresi yang
digunakan untuk teknik analisis ini tidak cocok, tetapi pengujian secara individual membuktikan ada variabel bebas Gross Profit Margin
GPM, Return on Assets ROA, Average Collection Period ACP, dan Total Assets Turnover TAT berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel terikat Perubahan Laba Y.
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian
Tingkat signifikan Quick Ratio X
2
, sebesar 0,075 lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung
Quick Ratio X
2
adalah negatif yaitu sebesar -1,867. Maka dapat disimpulkan bahwa Quick Ratio X
2
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Perubahan Laba Y.
Ketidakmampuan Quick Ratio dalam memprediksi perubahan laba sangat dimungkinkan karena sediaan yang dimiliki perusahaan terlalu besar,
sehingga menyebabkan biaya yang diperlukan untuk merawat dan menyimpan persedian terlalu besar. Hal ini menyebabkan terlalu banyak
laba yang diserap untuk pemeliharaan persediaan perusahaan yang belum terjual. Sehingga sangat mempengaruhi dan mengurangi laba yang akan
diterima oleh perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meythi 2005.
82
Tingkat signifikan Equity to Total Liabilities X
5
, sebesar 0,678 lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung
Equity to Total Liabilities X
5
adalah negatif yaitu sebesar -0,421. Maka dapat disimpulkan bahwa Equity to Total Liabilities X
5
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Perubahan Laba Y. Ketidakmampuan Equity to Total Liabilities dalam
memprediksi perubahan laba sangat dimungkinkan karena aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dibiayai dari modal perusahaan, sehingga
likuiditas perusahaan akan terancam saat jatuh tempo. Sedangkan aktiva tetap bersifat jangka panjang dan tidak mudah dijual. Selain itu pendapatan
yang dihasilkan oleh modal yang berasal dari aktiva tidak dapat digunakan untuk menutup besarnya biaya perawatan aktiva dan kekurangan tersebut
harus ditutup oleh sebagian pendapatan perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meythi 2005.
Tingkat signifikan Equity to Fixed Assets X
6
, sebesar 0,894 lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung
Equity to Fixed Assets X
6
adalah negatif yaitu sebesar -0,135. Maka dapat disimpulkan bahwa Equity to Fixed
Assets X
6
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Perubahan Laba Y. Ketidakmampuan Equity to Fixed Assets dalam memprediksi
perubahan laba sangat dimungkinkan karena pembelian aktiva tetap dibiayai dari modal pinjaman, likuiditas perusahaan akan terancam saat
jatuh tempo. Sedangkan aktiva tetap bersifat jangka panjang dan tidak mudah dijual. Selain itu pendapatan yang dihasilkan oleh modal yang
berasal dari hutang tidak dapat digunakan untuk menutup besarnya biaya
83
modal dan kekurangan tersebut harus ditutup oleh sebagian pendapatan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meythi
2005. Tingkat signifikan Gross Profit Margin X
7
, sebesar 0,013 lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung
Gross Profit Margin X
7
adalah negatif yaitu sebesar -2,697. Maka dapat disimpulkan bahwa Gross Profit Margin
X
7
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Perubahan Laba Y. Kemampuan Gross Profit Margin dalam memprediksi perubahan laba
sangat dimungkinkan karena laba kotor yang dihasilkan tidak dapat menutup seluruh biaya operasional perusahaan yang terdiri dari biaya
pemasaran, biaya administrasi dan umum yang besarnya bervariasi sehingga mengakibatkan peningkatan terhadap laba yang diperoleh
perusahaan tidak terjadi. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meythi 2005.
Tingkat signifikan Net Profit Margin X
8
, sebesar 0,280 lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung
Net Profit Margin X
8
adalah positif yaitu sebesar 1,108. Maka dapat disimpulkan bahwa Net Profit Margin
X
8
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Perubahan Laba Y. Kemampuan Net Profit Margin dalam memprediksi perubahan laba
sangat dimungkinkan karena beberapa hal seperti apakah harga jual yang terlalu rendah meskipun volume penjualan meningkat. Atau volume
penjualannya turun karena harga jual yang terlalu tinggi. Hal-hal seperti ini yang dapat menyebabkan laba perusahaan tidak dapat maksimal.
84
Meskipun terjadi kondisi seperti di atas perubahan labanya tetap meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Meythi 2005. Tingkat signifikan Return on Assets X
9
, sebesar 0,022 lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung
Return on Assets X
9
adalah positif yaitu sebesar 2,456. Maka dapat disimpulkan bahwa Return on Assets X
9
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perubahan Laba Y. Kemampuan Return on Assets dalam memprediksi perubahan laba sangat
dimungkinkan karena sifat dan pola investasi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap aktiva sangat tepat sehingga laba yang diperoleh
perusahaan menjadi maksimal. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meythi 2005.
Tingkat signifikan Return on Equity X
10
, sebesar 0,082 lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung
Return on Equity X
10
adalah positif yaitu sebesar 1,824. Maka dapat disimpulkan bahwa Return on Equity
X
10
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Perubahan Laba Y.
Kemampuan Return on Equity dalam memprediksi perubahan laba sangat dimungkinkan karena sifat dan pola investasi yang dilakukan oleh
perusahaan kurang tepat sehingga laba yang diperoleh tidak maksimal. Selain itu pendapatan yang dihasilkan oleh modal yang berasal dari modal
pemilik tidak dapat digunakan untuk menutup besarnya biaya modal dan kekurangan tersebut harus ditutup oleh sebagian pendapatan yang berasal
dari pemegang saham. Meskipun terjadi kondisi seperti di atas perubahan
85
labanya tetap meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meythi 2005.
Tingkat signifikan Inventory Turnover X
11
, sebesar 0,753 lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung
Inventory Turnover X
11
adalah positif yaitu sebesar 0,319. Maka dapat disimpulkan bahwa Inventory Turnover
X
11
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Perubahan Laba Y.
Kemampuan Inventory Turnover dalam memprediksi perubahan laba yang akan datang sangat dimungkinkan karena tidak cukupnya persediaan
yang ada pada perusahaan. Sehingga dapat mengurangi volume penjualan yang dapat mempengaruhi jumlah laba yang diperoleh perusahaan. Selain
itu juga dapat mengurangi kesempatan untuk mendapatkan laba yang lebih besar. Kemampuan persediaan untuk dikonversikan menjadi kas melalui
penjualannya dapat dijadikan indikator tentang seberapa besar profit margin yang dapat direalisasikan. Tingkat perputaran persediaan yang
cepat mengakibatkan kenaikan pendapatan dan meningkatkan laba dimasa yang akan datang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Meythi 2005. Tingkat signifikan Average Collection Period X
12
, sebesar 0,016 lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung
Average Collection Period X
12
adalah positif yaitu sebesar 2,598. Maka dapat disimpulkan bahwa Average Collection Period X
12
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perubahan Laba Y. Kemampuan Average Collection Period
dalam memprediksi perubahan laba sangat dimungkinkan karena besarnya
86
rata-rata pengembalian piutang yang berarti semakin besar juga dana yang terserap oleh piutang. Hal ini mencerminkan pendapatan yang akan
meningkat sehubungan dengan semakin besarnya dana yang terserap oleh piutang. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Meythi 2005. Tingkat signifikan Total Assets Turnover X
14
, sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung
Total Assets Turnover X
14
adalah negatif yaitu sebesar -3,703. Maka dapat disimpulkan bahwa Total Assets
Turnover X
14
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Perubahan Laba Y.
Kemampuan Total Assets Turnover dalam memprediksi perubahan laba sangat dimungkinkan karena dalam Total Assets Turnover
terkandung total aktiva dan penjualan yang keduanya mempunyai hubungan dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Dari hasil penjualan
perusahaan dapat memperoleh laba, sementara itu penjualan terjadi karena adanya produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan melalui
pemakaian aktiva. Meskipun Total Assets Turnover perusahaan naik tetap perubahan labanya turun. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Meythi 2005.
4.5. Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu