manajerial di Kabupaten Gayo Lues cukup tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan responden relatif sedang, hal ini dapat dilihat bahwa 22 orang atau
23,2 dari responden mempunyai tingkat pendidikan di bawah S1, sedangkan tingkat pendidikan S1 sebanyak 58 orang atau 61,1 dan 15 orang atau 15,8 dari
responden memiliki jenjang pendidikan S2. Berdasarkan hasil ini dapat dijelaskan, dengan penyusunan anggaran secara
partisipatif, kinerja manajerial akan meningkat. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika tujuan atau standar yang dirancang secara partisipatif disetujui, maka
pegawai akan menginternalisasikan tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu pegawai lebih memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya karena ikut serta
dalam penyusunan anggaran. Sejalan dengan pernyataan Supriyono 2004, Argris 1952 dalam Fitri 2004 bahwa partisipasi anggaran merupakan sarana bagi
pegawai untuk dapat lebih mengerti terhadap apa yang mereka kerjakan. Selanjutnya partisipasi anggaran akan membantu pegawai untuk memperbaiki kinerja mereka
dengan mengetahui target anggaran. Demikian juga dengan hasil penelitian Merchant 1981, mengatakan terdapat hubungan negatif antara anggaran partisipastif dan
kinerja manajerial dapat terjadi akibat tingkat partisipasi yang tinggi berdampak terhadap menurunnya kinerja yang disebabkan oleh adanya pengaruh budgetary
slack.
5.6.2. Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Manajerial SKPD
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial komunikasi organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial SKPD. Hasil
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maisyarah 2008 yang menyatakan bahwa interaksi partisipasi dengan komunikasi
organisasi dan komitmen organisasi secara parsial maupun simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial, namun hasil penelitian ini
kontraktif dengan hasil penelitian yang dicapai oleh Harefa 2007, yang menyimpulkan bahwa partisipasi manajer dalam penganggaran berpengaruh positif
terhadap kinerja manajerial. Di duga tidak ada perbedaan persepsi jawaban responden di PT. BNI dengan Pemerintah Kabupaten Gayo Lues tentang komunikasi yang baik
terhadap kinerja manajerial, kebijakan komunikasi dan struktur organisasi yang menunjukkan adanya saluran komunikasi dalam kantor dinas. Dari tabel deskripsi
statistik menunjukkan bahwa nilai rata-rata komunikasi organisasi sebesar 70.77 menunjukan bahwa tingkat komunikasi organisasi cukup jelas. Berdasarkan hasil
penelitian jabatan responden menunjukkan bahwa pengisian kuesioner oleh Kepala BadanDinasInstansi eselon II sebanyak 12 orang atau 12.6 dan Sekretaris
KabidKabagKasi eselon III sebanyak 32 orang atau 33,7 sedangkan 53,7 selebihnya diisi oleh KasubbidKassubagKasubdis eselon IV sebanyak 51 orang.
Secara keseluruhan pengisian kuesioner telah diisi oleh responden yang kompeten. Hal ini menunjukkan bahwa individu yang mempunyai komunikasi yang
tinggi dalam organisasi, akan melakukan pekerjaannya dengan sebaik mungkin agar memberikan hasil yang maksimal. Komunikasi organisasi mengandung pengertian
sebagai sesuatu hal yang lebih dari sekedar perekat yang menyatukan semua komponen yang ada dalam kantor dinas agar dapat bekerjasama untuk mencapai
Universitas Sumatera Utara
tujuan kantor dinas. Dengan kata lain komunikasi organisasi secara aktif, karena pegawai yang menunjukkan komunikasi tinggi memiliki keinginan untuk
memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih dalam untuk mewujudkan kesejahteraan dan keberhasilan organisasinya dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa komunikasi organisasi berpengaruh dengan tingkat signifikansi 10, dengan arti bahwa di Pemerintah Kabupaten Gayo Lues belum sepenuhnya menerapkan
komunikasi organisasi dengan baik.
5.6.3. Budaya Paternalistik Memoderasi Pengaruh Partisipasi Penganggaran