Kantor akuntan publik menyediakan sejumlah jasa lainnya, yang pada umumnya berada di luar lingkup jasa assurance. Tiga contoh spesifik dari jasa
non-assurance yang sering disediakan oleh akuntan publik adalah jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen.
2.4 Turnover Intentions Auditor
Keinginan berpindah kerja menurut Suwandi dan Indrianto, 1999 mencerminkan keinginan individu untuk meninggalkan organisasi dan mencari
alternatif pekerjaan lain. Hal ini didukung oleh Setiawan dan Ghozali 2006 dalam Prasetyo 2014 yang menyatakan bahwa employee turnover intentions
terkait dengan keinginan karyawan untuk keluar dari organisasi. Istilah ini dapat dipertukarkan dengan arti kecenderungan untuk berhenti atau keluar. Pendapat
tersebut sama halnya Zeffane 1994 dalam Prabowo, 2015 keinginan berpindah atau turnover intentions adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti
bekerja dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya sendiri. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa employe turnover intentions merupakan niat
atau keinginan dari seorang karyawan untuk keluar, berhenti atau pindah dari pekerjaanya.
Menurut Cotton dan Tuttle, 1986 mengindetifikasikan tiga katagori variabel yang mempengaruhi perilaku keinginan berpindah karyawan, yaitu faktor
eksternal peluang pekerjaan, tingkat pengangguran, union presence, dan sebagainya; faktor terkait pekerjaan kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan
sebagainya; faktor pribadi tenure, gender, pendidikan, dan sebagainya. Keinginan berpindah yang dilakukan para auditor didasari karena berbagai alasan.
Para ahli membedakan turnover intentions menjadi beberapa jenis. Price 1986 dalam Akhmad 2015 menyatakan bahwa turnover karyawan dapat dibagi
kedalam dua jenis, yaitu: 1. Voluntary Turnover
Voluntary turnover merupakan turnover yang diajukan oleh perorangan adalah turnover sukarela.Mobley 1986 menamakan tipe ini sebagai voluntary
separation yang berarti berhentinya seseorang dari organisasi yang diajukan oleh individu karyawan itu sendiri.
2. Involuntary Turnover Involuntary turnover merupakan pergerakan keluar-masuknya seorang
individu dari suatu organisasi, yang dilakukan bukan atas kehendak individu. Nama lain tipe ini adalah involuntary separation,yang berarti berhentinya
seseorang dari organisasi atas keinginan organisasi, termasuk kematian, dan diperintahkan mengundurkan diri. Involuntary turnover diajukan oleh pihak
organisasi dimana karyawan bekerja. Lum 1998 dalam Oetomo dan Susanti, 2012 menyatakan bahwa
intensitas untuk keluar merupakan variabel yang paling berhubungan dan lebih banyak menjelaskan perilaku turnover. Keinginan untuk keluar dapat diukur
dengan 3 komponen berikut: 1. Keinginan untuk mencari pekerjaan baru di bidang yang sama di
perusahaan lain. Melihat adanya perusahaan lain yang dirasa mampu memberikan
keuntungan lebih banyak dibandingkan tempat dia bekerja saat ini, dapat menjadi
alasan utama bagi individu untuk memicu keinginannya keluar dari perusahaan. namun hal itu akan terbatas di saat dia hanya akan menerima jika sesuai dengan
keahliannya saat ini. 2. Keinginan untuk mencari pekerjaan baru di bidang yang berbeda.
Seorang individu yang merasa selama ini kurang merasakan kemajuan pada pekerjaannya akan mencoba untuk beralihpada bidang yang berbeda. Tanpa
harus mempelajari keahlian baru, individu tersebut hanya mencari pekerjaan di bidang yang baru dengan keahlian sama dengan yang diamiliki saat ini.
3. Keinginan untuk mencari pekerjaan baru. Dengan memiliki keahlian yang cukup banyak, maka akan mudah bagi
seseorang untuk timbul keinginan mencari pekerjaan baru yang sebelumnya tidak pernah dia kerjakan.
Menurut Abelson 1987 dalam Paramitha, 2014 mengemukakan bahwa ada empat komponen yang menjadi indikator terjadinya keinginan berpindah
kerja. 1 Adanya pikiran uintuk keluar.
2 Keinginan untuk mencari lowongan pekerjaan. 3 Mengevaluasi kemungkinan untuk menemukan pekerjaan yang layak di
tempat 4 Adanya keinginan untuk meninggalkan organisasi.
Dengan demikian pengukuran turnover intentions, menunjukan seberapa kuat niat atau keinginan karyawan untuk berpindah kerja. Penelitian ini mengunakan
indikator pertanyaan yang dikembangkan Cammen et al 1983 dalam Djau 2011 dengan enam indikator pertanyaan.
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi