14
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan pada diri sesorang untuk mencapai tujuannya. Penjelasan tentang motivasi ini membicarakan tentang bagaimana cara
mendorong semangat kerja seseorang, agar mampu bekerja secara optimal guna mencapai tujuan organisasi. Memotivasi karyawan merupakan hal yang penting,
dengan menciptakan lingkungan yang mendorong seseorang karyawan untuk melakukan yang terbaik; baik di dalam dan di luar jam kerja merupakan situasi
yang saling menguntungkan bagi karyawan dan organisasi. Diharapkan dengan adanya motivasi setiap karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai
produktivitas kerja yang tinggi. Meningkatkan motivasi kinerja karyawan menjadi perhatian penting dari organisasi, dan para manajer yang terus mencari
jawabannya. Menurut Wibowo, 2014 mengemukakan bahwa:
“Motivasi merupakan dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada pencapain tujuan. Sedangkan elemen yang terkadung dalam motivasi
meliputi unsur membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukkan intesitas, bersifat terus menerus dan adanya tujuan”.
Menurut Robbins dan Coulter, 2010 dalam bukunya mengemukakan bahwa:
“Motivasi merupakan proses di mana usaha seseorang diberi energi, diarahkan, dan berkelanjutan menuju tercapainya suatu tujuan”.
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan energi seseorang yang dapat menyebabkan intensitas dan usaha terus-menerus persistence dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri motivasi intrinsik maupun dari luar individu motivasi ekstrinsik.
Semakin banyak seorang karyawan menerima suatu motivasi seharusnya semakin meningkat pula kinerjanya. Tetapi tidak selalu motivasi yang diberikan
suatu manajer terhadap karyawannya dapat diterima dan berhasil mendorong kinerja karyawan.
Motivasi datang dari dalam diri manusia, karenanya pimpinan organisasi perlu menciptakan kondisi dimana pekerja dapat memotivasi diri mereka sendiri.
Pemimpin perlu memberikan alasan kepada pekerja untuk percaya pada diri mereka sendiri dan organisasi tempat mereka bekerja. Motivasi dapat berkembang
menjadi inspirasi. Karena motivasi berasal dari dalam, bentuknya menjadi inspirasi diri Wibowo, 2014. Mengingat hal ini teramat penting karena jika
dikaitkan dengan kehidupan organisasional, yang menjadi sasaran utama pemberian motivasi oleh para manajer kepada bawahannya adalah peningkatan
prestasi kerja para bawahan yang bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi Siagian, 2004 .
Motivasi ini juga berlaku di organisasi kantor akuntan publik. Profesi menjadi seorang akuntan publik yang dihadapkan dengan pekerjaan yang
memerlukan etika kerja yang professional dan adanya tuntutan waktu dalam penyelesaian pekerjaannya, terkadang membuat diri sorang auditor merasa
tertekan atau bahkan stres terhadap pekerjaannya. Kondisi tersebut sangat
membahayakan kinerja dari karyawan tersebut, motivasi inilah yang menjadi dorongan bagi setiap auditor di KAP agar dapat bekerja secara maksimal dan
berkualitas. Penting bagi setiap KAP memahami teori motivasi, untuk menambah wawasan bagaimana motivasi yang tepat untuk para auditornya.
Sebagai seorang profesional, auditor pasti memiliki pendidikan yang tinggi dan terlatih dalam aspek teknis audit, sehingga kebutuhan profesional
mereka akan cenderung berpusat pada pengembangan tingkat yang lebih tinggi dan pertumbuhan kebutuhan pribadi yang dianjurkan oleh teori motivasi
Permatasari, 2013. Business Week 2008 dalam Permatasari 2013 mencatat bahwa salah satu strategi kunci perusahaan audit Big Four untuk merekrut dan
mempertahankan staf sangat bergantung pada pengembangan pribadi dan pembelajaran. Dengan demikian, suatu kemungkinan yang diharapkan adalah
auditor akan mencari pengaturan organisasi yang memberikan peran yang jelas baik pertumbuhan pribadi maupun profesional.
Teori motivasi yang dikembangkan Herzbeg 1960 dikenal dengan “Model Dua Faktor” dari motivasi yaitu faktor motivasional adalah hal-hal yang
mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan
adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang. Faktor-faktor
intriksik yang mendorong motivasi meliputi prestasi, pengakuan, tanggungjawab, kemajuan dan pekerjaan itu sendiri. Faktor-faktor ekstrinsik yang mendorong
motivasi meliputi pengawasan, kebijakan perusahaan, hubungan dengan penyelia,
kondisi kerja, gaji, hubungan dengan rekan kerja, kehidupan pribadi, hubungan dengan bawahan, status dan keamanan Robbins dan Coulter, 2010. Teori
motivasi Herzbeg tersebut melandasi pemikiran tentang perilaku turnover yang dilakukan auditor. Setiap auditor pasti memiliki alasan terhadap tindakan atau
perilaku yang dilakukakannya di tempat dia berkerja. Pada teori motivasi inilah menjelakan bahwa perilaku manusia ditimbulkan oleh suatu motivasi. Dengan
demikian, ada sesutau faktor yang mendorong memotivasi sesorang untuk berbuat sesuatu.
2.2 Teori Artribusi