Populasi Penelitian Sampel Penelitian

Hipotesis statistiknya adalah : 1. 2. 3. 4.

L. METODE PENELITIAN

1. Populasi dan Sampel Penelitian

1.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMP DHARMA LAKSANA yang dibagi menjadi tujuh kelas yaitu kelas VIIIA, IIB, VIIIC, VIIID, IIE, VIIIF, VIIIG. Informasi yang diperoleh dari Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan bahwa ketujuh kelas terdistribusi ke dalam kelas-kelas yang setara secara akademik. Dikatakan setara, karena dalam pengelompokan siswa ke dalam kelas-kelas tesebut disebar secara merata antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Hal ini berarti tidak terdapat kelas unggulan maupun non unggulan.

1.2 Sampel Penelitian

Pemilihan sampel penelitian ini tidak dilakukannya pengacakan individu, karena tidak bisa mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti dan tidak dilakukannya pengacakan individu, kemungkinan pengaruh-pengaruh dari keadaan subjek mengetahui dirinya dilibatkan dalam eksperimen dapat dikurangi sehingga penelitian ini benar-benar menggambarkan pengaruh perlakuan yang diberikan Sevilla dkk, 1993. Berdasarkan karakteristik populasi dan tidak bisa dilakukannya pengacakan individu, maka pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling. Mula-mula diambil empat kelas secara acak sebagai sampel penelitian dari tujuh kelas yang ada. Setelah diperoleh empat kelas sebagai sampel, dilanjutkan dengan memilih secara acak dua kelas sebagai kelompok eksperimen dan dua kelas sebagai kelompok kontrol. Dalam menentukan individu yang termasuk berfikir konvergen danberfikir divergen digunakan skor tes gaya berfikir yang telah disusun oleh peneliti. Skor yang diperoleh dari tes gaya berfikir kemudian diranking. Sebanyak 27 kelompok atas dinyatakan sebagai kelompok siswa yang memiliki gaya berfikir divergen dan 27 kelompok bawah dinyatakan sebagai kelompok siswa yang memiliki gaya berfikir konvergen. Pengambilan kelompok atas dan kelompok bawah sebesar 27 dengan pertimbangan bahawa prsentase ini paling baik digunakan untuk membedakan dua kelompok yang dikontraskan dibandingkan dengan 30 atau 50. Pengambilan masing-masing 27 kelompok atas dan kelompok bawah juga didasarkan pada ajuran Guilford 1954: 425 yang memilah kelompok ekstrim sebesar 27. Untuk lebih meyakinkan bahwa kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setara, peneliti akan melakukan uji-t untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan skor rata-rata prestasi belajar matematika. Adapun rumus uji-t yang digunakan adalah: Kreteria pengujian: jika t hit t tabel pada derajat kebebasan dan taraf signifikan , maka kedua kelas dinyatakan setara. Sedangkan distribusi data yang akan digunakan dalam uji-t ini adalah nilai raport siswa pada semester genap tingkat sebelumnya. Walaupun nilai raport terdapat unsur ojektivitasnya, tetapi unsur tersebut tidak diberikan pada individu tertentu melainkan secara keseluruhan. 2 Rancangan dan Prosedur Penelitian