Mendemontrasikan ketrampilan atau menyajikan materi tahap demi tahap
Memperhatikan penjelasan guru
Memberikan contoh soal yang relevan dengan materi yang diberikan
Mencatat contoh soal
Menyuruh siswa menyelesaikan soal- soal yang ada dalam LKS
Menyelesaikan soal-soal yang ada dalam LKS
Memberikan pekerjaan rumah PR Mencatat pekerjaan rumah PR
Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan pembelajaran konvensional dalam penelitian ini adalah suatu konsep belajar yang digunakan guru dalam membahas suatu
pokok bahasan yang telah biasa digunakan dalam pembelajaran matematika serta lebih diarahkan pada “aliran informasi” atau “transfer” pengetahuan dari guru ke siswa. Langkah-
langkah pembelajaran diawali dengan penjelasan singkat materi oleh guru, siswa diajarkan teori, defenisi, teorema yang harus dihafal, pemberian contoh soal dan diakhiri dengan latihan
soal.
4. Perbandingan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Konvensinal
Dalam prakteknya di lapangan, pola pembelajaran kontekstual sangatlah berbeda dengan pembelajaran konvensional yang selama ini diterapkan. Secara garis besar perbedaan
antara pola pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran konvensional yang dimodifikasi dari Depdiknas 2002 dan Nurhadi dan Senduk 2003 dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 1.4 Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran Konvensional
Pendekatan Kontekstual Pendekatan Konvensional
Menyandarkan pada paradigma siswa belajar
Menyandarkan pada paradigma guru mengajar
Pembelajaran dikaitkan dengan konteks nyata keseharian siswa nyata
Pembelajaran teoritis, abstrak dan kurang mengaitkan dengan kehidupan
nyata siswa maya
Ketrampilan dikembangkan atas dasar pemahaman.
Ketrampilan dikembangkan atas dasar latihan
Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan individu siswa
Pemilihan informasi ditentukan oleh guru
Selalu mengaitkan informasi dengan pengetahuan awal siswa
Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai pada saatnya
diperlukan
Siswa secara aktif telibat dalam pembelajaran
Siswa adalah penerima informasi pasif Siswa menggunakan kemampuan
berfikir kritis, terlibat penuh dalam Siswa secara pasif menerima rumus,
kaidah tanpa memberi konstribusi ide
mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan ikut
bertanggung jawab atas terjadinya pembelajaran yang efektif
dalam pembelajaran Siswa belajar dari teman melalui kerja
kelompok, diskusi dan saling mengoreksi
Siswa belajar secara individu Kemajuan belajar diukur dengan
berbagai cara dan sumber Kemajuan belajar diukur dengan tes
Pembelajaran bisa terjadi di berbagai tempat
Pembelajaran lebih cendrung di dalam kelas
Menerapkan penilaian autentik melalui penerapan praktis dalam pemecahan
masalah Penilaian hasil belajar hanya melalui
hafalan akademik berupa ulangan atau ujian
Perbedaan pola pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran konvensional seperti yang dikemukakan di atas memberikan kesan bahwa pembelajaran kontekstual tampil dengan
sejumlah keunggulan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang dilakukan selama ini. Perbedaan tersebut juga menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kontekstual
menekankan kegiatan pembelajaran pada konsep student center.
Dengan melihat keunggulan-keunggulan dan karakteristik pembelajaran kontekstual, maka dalam penerapannya di kelas diharapkan siswa dapat mempelajari materi pelajaran
yang disajikan oleh guru melalui konteks kehidupan mereka dan mereka dapat menemukan arti di dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi lebih berarti dan
menyenangkan bagi siswa. Di samping itu siswa akan merasakan manfaat langsung dari materi yang sedang dipelajari. Dengan demikian diharapkan hasil belajar siswa akan lebih
baik dan lebih siap menghadapi masalah-masalah dalam kehidupannya nanti.
5. Hakikat Gaya Berfikir