Kisi-kisi Tes Gaya Berfikir Siswa

hasil tes, maka peserta tes tersebut digolongkan memiliki gaya berfikir divergen, sebaliknya semakin rendah nilai tes, maka peserta tes tersebut digolongkan memiliki gaya berfikir konvergen.

4. Kisi-kisi Tes Gaya Berfikir Siswa

Tabel 1.9 Kisi-kisi tes gaya berfikir siswa No . Variabel Dimensi Indikator No Item 1 Gaya Berfikir Gaya Berfikir Kelancaran Permulaan kata 1 Menyusun kata 2 Sifat-sifat yang sama 4 Kelenturan Macam-macam Penggunaan 3 Orisinilitas Membentuk kalimat tiga angka 5 Elaborasi Apa Akibatnya 6 Diposkan oleh Putu Sutrisna di 23.12 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest 2 komentar: 1. Unknown 7 Desember 2015 04.59 pak kalau contoh test untuk mengetes gaya berfikir, contoh soalnya seperti apa dalam bidang matematika Balas 2. Shella Andreana 7 Desember 2015 05.06 pak, tolong beri contoh soal test untuk mengetahui cara berfikir siswa dalam bidang matematika Balas Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar Atom KAMIS, 17 NOVEMBER 2011 CONTOH PROPOSAL EKSPERIMEN Pendidikan Pengaruh Pembelajaran Kontekstual dan Gaya Berfikir terhadap Prestasi Belajar Matematika CONTOH PROPOSAL EKSPERIMEN Pendidikan Pengaruh Pembelajaran Kontekstual dan Gaya Berfikir terhadap Prestasi Belajar Matematika

A. JUDUL PENELITIAN

Pengaruh Pembelajaran Kontekstual dan Gaya Berfikir terhadap Prestasi Belajar Matematika

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya. Sementara itu, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini tidak lepas dari peran pendidikan, dan pendidikan merupakan bagian hakiki dari kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, masalah pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Masalah pendidikan seringkali menjadi topik perbincangan yang menarik dan hangat, di kalangan masyarakat luas, dan lebih-lebih lagi pakar pendidikan. Hal ini merupakan hal yang wajar karena semua orang berkepentingan dan ikut terlibat dalam proses pendidikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah melalui berbagai sumber dan tempat di dunia ini. Dengan demikian, siswa perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih dan mengolah informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah dan penuh dengan persaingan. Kemampuan untuk memperoleh, memilih dan mengolah informasi membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemauan bekerja sama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan dengan belajar matematika, karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya sehingga memungkinkan siswa terampil berpikir rasional Depdiknas, 2005. Selain itu, Indonesia sebagai negara berkembang sangat membutuhkan tenaga-tenaga kreatif yang mampu memberi sumbangan bermakna kepada ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan termasuk kesenian. Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan geometri, serta aljabar dan trigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa yang dapat berupa model matematika, kalimat matematika, diagram, grafik atau tabel Depdiknas, 2005. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar merupakan mata pelajaran yang wajib diajarkan pada semua jenjang pendidikan, baik sekolah dasar, sekolah menengah mupun perguruan tinggi. Cornelius mengatakan bahwa ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar