Rancangan Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian

tes gaya berfikir yang telah disusun oleh peneliti. Skor yang diperoleh dari tes gaya berfikir kemudian diranking. Sebanyak 27 kelompok atas dinyatakan sebagai kelompok siswa yang memiliki gaya berfikir divergen dan 27 kelompok bawah dinyatakan sebagai kelompok siswa yang memiliki gaya berfikir konvergen. Pengambilan kelompok atas dan kelompok bawah sebesar 27 dengan pertimbangan bahawa prsentase ini paling baik digunakan untuk membedakan dua kelompok yang dikontraskan dibandingkan dengan 30 atau 50. Pengambilan masing-masing 27 kelompok atas dan kelompok bawah juga didasarkan pada ajuran Guilford 1954: 425 yang memilah kelompok ekstrim sebesar 27. Untuk lebih meyakinkan bahwa kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setara, peneliti akan melakukan uji-t untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan skor rata-rata prestasi belajar matematika. Adapun rumus uji-t yang digunakan adalah: Kreteria pengujian: jika t hit t tabel pada derajat kebebasan dan taraf signifikan , maka kedua kelas dinyatakan setara. Sedangkan distribusi data yang akan digunakan dalam uji-t ini adalah nilai raport siswa pada semester genap tingkat sebelumnya. Walaupun nilai raport terdapat unsur ojektivitasnya, tetapi unsur tersebut tidak diberikan pada individu tertentu melainkan secara keseluruhan. 2 Rancangan dan Prosedur Penelitian

2.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIII semester 2 tahun ajaran 20062007 di SMP DHARMA LAKSANA. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual dan gaya berpikir siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa, dengan memanipulasi variabel bebas yaitu pembelajarankontekstual dan gaya berpikir siswa, sedangkan variabel yang lain tidak bisa dikontrol secara ketat sehingga desain penelitian yang digunakan adalah desain eksperimen semu quasy exsperiment. Desain eksperimen yang digunakan adalah desain grup faktorial 2x2 Fraenkel dan Wallen, 1993; Candiasa, 2002; Seniati dkk, 2005. Pemilihan metode ini disesuaikan dengan data yang diharapkan, yaitu perbedaan prestasi belajar matematika sebagai akibat perlakuan yang diberikan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika siswa. Sebagai variabel bebas perlakukan adalah pendekatan pembelajaran, yang dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu pembelajaran kontekstual dan pembelajaran konvensional. Sebagai variabel moderator adalah gaya berpikir, yang dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu gaya berpikir konvergen dan gaya berpikir divergen. Secara skematis desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini. Tabel 3.3. Desain Penelitian Pembelajaran A Gaya Berpikir B Kontekstual A 1 Konvensional A 2 Gaya Berpikir Divergen B 1 A 1 B 1 A 2 B 1 Gaya Berpikir konvergen B 2 A 1 B 2 A 2 B 2 Total A 1 B 1 + A 1 B 2 A 2 B 1 + A 2 B 2 Keterangan: A 1 = Kelompok siswa yang diajar dengan pembelajaran kontekstual A 2 = Kelompok siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensioal B 1 = Kelompok siswa yang memiliki gaya berpikir divergen B 2 = Kelompok siswa yang memiliki gaya berpikir konvergen A 1 B 1 = Kelompok siswa yang diajar dengan pembelajaran kontekstual dan memiliki gaya berpikir divergen A 2 B 1 = Kelompok siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional dan memiliki gaya berpikir divergen A 1 B 2 = Kelompok siswa yang diajar dengan pembelajaran kontekstual dan memiliki gaya berpikir konvergen A 2 B 2 = Kelompok siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional dan memiliki gaya berpikir konvergen Data presatasi belajar matematika dalam penelitian ini diambil dari skor post testsaja yang dilakukan pada akhir penelitian atau dengan kata lain tanpa memperhitungkan skor pre test. Campbell dan Stanley 1966: 25 mengatakan bahwa data penelitian yang hanya memperhitungkan skor post test saja tanpa memperhitungkan skor pre test, faktor validitas internal penelitian tidak memiliki kelemahan serta dapat dikontrol, seperti: history, kematangan, tes, instrumen, regresi, mortalitas kematian, dan implementasi. Sementara itu, menurut Fraenkel dan Wallen 1993: 222-230 agar hasil suatu penelitian dapat dinyatakan sebagai hasil dari perlakukan eksperimen dan hasilnya dapat digeneralisasi pada kondisi yang sama di luar perlakuan, maka perlu dilakukan pengontrolan. Adapun cara yang digunakan untuk mengontrol validitas internal penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Karakteristik Subjek