21
menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri
pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap secara psikofisik siap secara
mental, fisik, tujuan, dan situasi. Artinya, seorang pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai,
mampu memanfaatkan, dan menciptakan situasi kerja.Menurut Mathis 2002:78 kinerja pegawai mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi
kepada organisasi yang antara lain termasuk: 1. Kuantitas kerja : Volume kerja yang dihasilkan di atas kondisi normal.
2. Kualitas kerja : kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan
3. Pemanfaatan waktu : Penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan perusahaan
2.1.3.2 Kriteria kinerja Karyawan
Menurut Mondy 2008:260 kriteria penilaian yang paling umum dalam kinerja adalah sebagai berikut:
1. Sifat Sifat-sifat karyawan tertentu seperti sikap, penampilan, dan inisiatif adalah
dasar untuk beberapa evaluasi. Namun, banyak dari kualitas yang umum digunakan tersebut bersifat subjektif dan bisa jadi tidak terhubungan dengan
pekerjaan atau sulit untuk didefinisikan.
Universitas Sumatera Utara
22
2. Perilaku Ketika hasil tugas seseorang sulit ditentukan, organisasi bisa mengevaluasi
perilaku atau kompetensi orang tersebut yang berhubungan dengan tugas. Perilaku-perilaku yang diinginkan bisa cocok sebagai kriteria evaluasi karena jika
perilaku-perilaku tersebut diberi pengakuan dalam imbalan, para karyawan cenderung mengulanginya. Jika perilaku-perilaku tertentu mewujudkan hasil yang
diinginkan, ada manfaatnya menggunakan perilaku-perilaku tersebut dalam evaluasi.
3. Kompetensi Kompetensi meliputi sekumpulan luas pengetahuan, keterampilan, sifat,
dan perilaku yang bisa bersifat teknis, berkaitan dengan keterampilan antar pribadi, atau berorientasi bisnis.
4. Pencapaian tujuan Jika organisasi-organisai menganggap hasil akhir lebih penting daripada
cara, hasil-hasil pencapaian tujuan menjadi faktor yang tepat untuk dievaluasi. Hasil-hasil yang dicapai harus berada dalam kendali individu atau tim dan
haruslah hasil-hasil yang mengarah kepada kesuksesan perusahaan. Pada level- level atas, tujuan bisa berkenaan dengan aspek finansial perusahaan seperti profit
atau arus kas, serta pertimbangan-pertimbangan pasar seperti pangsa pasar atau posisi dalam pasar. Pada level keorganisasian yang lebih rendah, hasil-hasil bisa
berupa pemenuhan persyaratan kualitas pelanggan dan penyampaian yang sesuai dengan jadwal yang dijanjikan. Untuk menunjang proses tersebut, manajer perlu
memberikan contoh-contoh spesifik mengenai cara karyawan dapat meningkatkan perkembangan dan mencapai tujuan.
Universitas Sumatera Utara
23
5. Potensi Perbaikan Ketika organisasi-organisasi mengevaluasi kinerja para karyawan, banyak
kriteria yang digunakan berfokus pada masa lalu. Perusahaan-perusahaan harus berfokus pada masa depan, memasukkan perilaku-perilaku dan hasil-hasil yang
diperlukan untuk mengembangkan karyawan, dan dalam proses tersebut mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Memasukkan potensi dalam proses evaluasi membantu
memastikan perencanaan dan pengembangan karir yang lebih efektif.
2.2. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu Nama
Peneliti Judul
Penelitian Variabel
Penelitian Metode
Penelitian Hasil Penelitian
Sembiring 2008
Pengaruh Budaya Kerja
Terhadap Komitmen Kerja
Karyawan Pada PT.Tiffa
Mitra Sejahtera
Budaya Kerja
dan Komitmen
Karyawan Regresi
Berganda Multiple
Pegression Analysis
hasil pengujian
hipotesis diperoleh kesimpulan
bahwa variabel budaya kerja
mempunyai pengaruh
signifikan terhadap
komitmen. Adjusted R Squaresebesar 51,80.
Komitmen dipengaruhi oleh budaya bekerja
cerdas, bekerja ikhlas, bekerja
keras dan
bekerja tuntas sebesar 51,80
sedangkan sisanya sebesar 48,20
dipengaruhi oleh factor lain. Selain itu
bekerja ikhlas
menunjukkan hubungan negatif
terhadap komitmen berarti bila
budaya bekerja ikhlas dilaksanakan,
tidak akan
meningkatkan komitmen
karyawan di PT. Tiffa Mitra Sejahtera
Universitas Sumatera Utara