G. Review Studi Terdahulu
Untuk menemukan pembahasan dan penulisan skripsi ini penulis menelaah literatur yang sudah membahas tentang judul yang akan penulis sampaikan
dalam penulisan skripsi, diantaranya yaitu;
No JUDUL
PEMBAHASAN PERBEDAAN
1 Konsep Mahar
Menurut Empat Imam Mazhab
oleh Eva Fatimah pada
Tahun 2004. Membahas tentang
mahar menurut imam mazhab
empat dalam hal syarat-syarat mahar,
diwajibkannya mahar, macam-
macam mahar, dan hikmah pemberian
mahar. Perbedaan skripsi tersebut
dengan skripsi yang penulis susun
adalah skripsi
tersebut lebih menekankan pada kajian mahar menurut
empat mazhab sedangkan pembahasan yang disusun
oleh penulis mengenai studi etnografis pada pemahaman
masyarakat Bugis
di Bulukumba perihal mahar
dan paenre ’ .
2 Konsep Mahar
Dalam Counter Legal Draft
CLD Hukum Islam oleh
Azwar Anas Membahas
mengenai konsep mahar dalam CLD
KHI yang berisi tentang syarat,
bentuk, dan kadar Perbedaan skripsi tersebut
dengan skripsi yang penulis susun ialah bahwa skripsi
yang penulis susun lebih menekankan mahar dan
paenre ’ dalam perspektif
pada Tahun 2011,
mahar. masyarakat
Bugis di
Kabupaten Bulukumba. 3
Impelementasi Pemberian
Mahar Pada Masyarakat Suku
Bugis Dalam Perspektif
Hukum Islam, Studi Kasus di
Kelurahan Kalibaru
Kecamatan Cilincing,
Jakarta Utara oleh Nurul
Hikmah pada Tahun 2011.
Membahas tentang bagaimana
perspektif hukum Islam mengenai
mahar dalam suku Bugis di Kelurahan
Kalibaru, Jakarta Utara.
Perbedaan dengan skripsi tersebut
susun adalah
bahwa skripsi ini fokus kepada pandangan hukum
Islam terhadap
mahar dalam suku Bugis yang
berada di daerah Kalibaru, Jakarta Utara. sedangkan
skripsi yang akan penulis susun
adalah studi
etnografis pada masyarakat Bugis
di Bulukumba
tentang mahar dan paenre ’
H. Sitematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan penulisan skripsi ini, maka penulis menyusun penulisan skripsi ini dengan sistematika sebagai berikut;
a. Bab Kesatu, merupakan bab pendahuluan yang diuraikan tentang latar
belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, manfaat dan tujuan penelitian, kerangka teori, metode penelitian, review studi
terdahulu, dan kerangka teori, beserta sistematika penulisan. b.
Bab Kedua, membahas mengenai eksistensi mahar dalam perkawinan: meliputi pengertian mahar, dasar hukum mahar, syarat dan jenis-jenis mahar,
ketentuan mengenai bentuk dan kadar mahar, tujuan dan hikmah mahar: antara akad muamalah atau nihlah serta halalnya
istimta’’: sebab akad atau mahar.
c. Bab Ketiga, membahas mengenai budaya masyarakat Bugis di Bulukumba
Sulawesi Selatan, yaitu potret kabupaten Bulukumba, sistem kemasyarakatan dalam adat Bugis, prosesi perkawinan dalam adat Bugis, Islam dan budaya,
masuknya Islam di Sulawesi Selatan, mahar dalam perspektif budaya di Indonesia.
d.
Bab Keempat, membahas mengenai mahar dan paenre’: tinjauan etnografis
hukum Islam, meliputi mahar dan paenre’ dalam perspektif masyarakat Bugis
di Bulukumba, makna mahar dan paenre ’ dalam sudut pandang masyarakat
Bugis di Bulukumba, serta harmonisasi mahar dan paenre ’ dalam perspektif
masyarakat Bugis di Bulukumba dengan Islam yang berupa sebuah analisis dari penulis.
e. Bab Kelima, merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran terkait
kajian yang dimaksud dari awal sampai akhir pembahasan beserta lampiran- lampiran terkait.
BAB II EKSISTENSI MAHAR DALAM PERKAWINAN
A. Pengertian Mahar
Secara etimologi mahar berasal dari bahasa Arab merupakan kata benda yang berbentuk mashdar
ًار م yang berasal dari عف kata kerja ر م
- ر
- ًار م
, sedangkan jika digunakan dalam sebuah kalimat seperti
ر م أر لا
dia laki-laki memberikan mahar kepada perempuan atau
عج ا ل
ًار م artinya memberinya
mahar.
1
Adapun ر لا jamak:
ر م bermakna ا ِصلا
yang berarti maskawin.
2
Secara terminologi, mahar ialah pemberian wajib dari calon suami kepada calon isteri sebagai bentuk ketulusan hati calon suami untuk menimbulkan rasa
cinta kasih bagi seorang isteri kepada calon suaminya, atau suatu pemberian yang diwajibkan bagi calon suami kepada calon isterinya, baik dalam bentuk benda
maupun jasa memerdekakan, mengajar dan sebagainya.
3
Mahar berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu pemberian wajib berupa uang atau barang dari mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan
ketika dilangsungkan akad nikah.
4
Mahar juga disebut sebagai harta yang wajib dalam akad nikah atas isteri dalam menerima beberapa manfaat budhu
‟
1
Ibrahim Madzkur, al- Mu’jam al-Wasiith, Beirut: Dar al-Fikr, t.th., Jilid ke-2, h. 889.
2
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progresif, 1997, h. 1363
3
Abdurrahman Ghazali, Fiqh Munakahat, Jakarta: Kencana, 2006, h, 84.
4
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, h. 696