Keadaan Perekonomian KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

commit to user 46 tahun 2010, luas panen bawang merah Kabupaten Brebes mencapai 49.969 ha dengan produksi 4.128.128 kw. Pada tahun 2010, Kecamatan Wanasari hanya menghasilkan dua jenis tanaman sayuran, yaitu bawang merah dan cabe besar. Luas panen bawang merah mencapai 8.734 ha dengan produksi 1.326.830 kw. Kecamatan Wanasari menyumbang 32,14 dari produksi bawang merah Kabupaten Brebes, dan hal tersebut menjadikan Kecamatan Wanasari merupakan kecamatan dengan luas panen dan produksi tertinggi di Kabupaten Brebes. Sedangkan untuk tanaman cabe besar, pada tahun 2010 luas panennya mencapai 500 ha dengan produksi 70.840 kw. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar petani Kecamatan Wanasari mengantungkan mata pencahariannya pada usahatani bawang merah dan cabe besar. Tidak beragamnya tanaman sayuran di Kecamatan Wanasari dikarenakan keadaan geografinya yang memang hanya cocok untuk pertumbuhan kedua tanaman tersebut, serta mempunyai harga jual yang cukup tinggi.

D. Keadaan Perekonomian

Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes dari tahun ke tahun terus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan penduduk Kabupaten Brebes. Kondisi perekonomian di Kabupaten Brebes dapat dilihat dari pendapatan perkapita penduduk untuk mengetahui tingkat kemakmuran penduduk dan sarana perekonomian yang ada di Kabupaten Brebes. 1. Pendapatan Per Kapita Pendapatan per kapita digunakan untuk menunjukkan perkembangan tingkat kemakmuran di suatu daerah. Suatu daerah dikatakan mengalami pertambahan kemakmuran masyarakatnya, apabila pendapatan per kapita terus menerus bertambah. Pendapatan per kapita di Kabupaten Brebes dan Kecamatan Wanasari atas dasar harga konstan 2000 tahun 2005-2009 disajikan pada Tabel 11. commit to user 47 Tabel 11. Pendapatan Per Kapita Kabupaten Brebes dan Kecamatan Wanasari Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2009 Tahun Kabupaten Brebes Kecamatan Wanasari Pendapatan Per Kapita Rp Pertumbuhan Per Kapita Pendapatan Per Kapita Rp Pertumbuhan Per Kapita 2005 2006 2007 2008 2009 2.521.554,95 2.629.439,55 2.742.704,05 2.864.120,05 2.999.444,69 4,32 4,10 4,13 4,24 4,51 1.785.593,13 1.828.555,92 1.904.228,00 1.999.859,80 2.086.204,48 3,08 2,35 3,97 4,78 4,14 Jumlah 13.757.263,29 21,30 9.604.441,33 18,32 Rata-rata 2.751.452,66 4,26 1.920.888,27 3,66 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes Tahun 2009 Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui bahwa besarnya pendapatan per kapita di Kabupaten Brebes dari tahun 2005-2009 cenderung semakin meningkat. Rata-rata pendapatan per kapita Kabupaten Brebes dari tahun 2005-2009 adalah sebesar Rp 2.751.452,66 dengan rata-rata pertumbuhan per kapita 4,26. Keadaan yang sama juga diperlihatkan di Kecamatan Wanasari dan rata-rata pendapatan per kapitanya dari tahun 2005-2009 yaitu Rp 1.920.888,27 dengan rata-rata pertumbuhannya 3,66. Tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita yang semakin meningkat menunjukkan perkembangan kemakmuran masyarakat Kabupaten Brebes dan Kecamatan Wanasari. Hal ini menunjukkan dari segi konsumsi berarti masyarakat mempunyai kesempatan untuk menikmati barang dan jasa yang lebih banyak atau lebih tinggi kuantitasnya. 2. Sarana Perekonomian Sarana dan prasarana serta lembaga perekonomian sangat dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi, baik yang diusahakan oleh pemerintah, swasta, maupun oleh masyarakat setempat. Sarana perekonomian di Kabupaten Brebes dan Kecamatan Wanasari dapat dilihat pada Tabel 12. commit to user 48 Tabel 12. Sarana Perekonomian di Kabupaten Brebes dan Kecamatan Wanasari Tahun 2009 No. Sarana Kabupaten Brebes Kecamatan Wanasari

1. 2.

3. 4. 5. 7. KUD Koperasi Unit Desa Koperasi Non KUD Badan Perkreditan Pasar a. Umum b. Ikan c. Hewan TokoKiosWarung Penggilingan Padi 26 297 70 8 5 10.483 806 5 20 4 1 - 482 46 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes Tahun 2009 Keberadaan sarana perekonomian di Kabupaten Brebes dan Kecamatan Wanasari membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan ekonominya, khususnya untuk kelancaran usahatani. Petani dapat membeli berbagai keperluan usahataninya seperti sarana produksi dan peralatan pertanian di KUD, tokokioswarung ataupun di pasar. Keberadaan pasar dan KUD juga dapat berfungsi sebagai tempat jual beli produk hasil usahatani yang dilakukan oleh petani. Keberadaan penggilingan padi sebagai penyedia jasa untuk menggiling padi hasil panen petani. Peran yang lebih penting diberikan KUD dan koperasi non KUD yaitu memberikan pinjaman modal kepada para petani sebagai tambahan modal untuk melakukan usahatani. commit to user 49

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Budidaya Tanaman Bawang Merah Varietas Bima

Tanaman bawang merah yang diusahakan petani di Kabupaten Brebes dilakukan pada Januari sampai dengan Desember atau dengan kata lain dilakukan sepanjang tahun. Di Kabupaten Brebes terdapat beberapa varietas bawang merah yang diusahakan, namun varietas Bima merupakan varietas yang paling banyak diusahakan oleh petani, karena varietas ini mempunyai sifat genjah atau umur panennya cepat, yaitu antara 50-60 hari setelah tanam. Penanaman bawang merah varietas Bima dilakukan dilahan sawah secara monokultur. Teknik budidaya bawang merah varietas Bima, pada dasarnya sama dengan budidaya tanaman bawang merah pada umumnya. Teknik budidaya tanaman bawang merah varietas Bima yang dilakukan oleh petani di daerah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dimaksudkan untuk menciptakan lapisan tanah yang gembur dan cocok untuk pertumbuhan tanaman bawang merah. Pengolahan tanah dilakukan sekitar 3-4 minggu sebelum tanam dan dimulai dengan pembongkaran atau pembersihan sisa-sisa tanaman yang ditanam musim tanam sebelumnya. Pengolahan tanah pada budidaya bawang merah terdiri dari beberapa kali pengolahan. Pengolahan pertama adalah pemetakan tanah membuat suwatan dengan menggunakan dlampeng alat untuk menentukan letak parit dan bedengan. Selanjutnya membuat parit sedalam 50-60 cm dan lebar 50 cm, dengan cara dicangkul dan tanah galian dihamparkan di atas bedengan ungkap I yang berukuran sekitar 1-2 m dan panjangnya menyesuaikan panjang lahan. Selanjutnya parit diisi dengan air dan dibiarkan selama 1 minggu agar tanah di atas bedengan menjadi kering. Pengolahan tanah kedua adalah mencangkul tanah di atas bedengan, diratakan dan digemburkan, sehingga tanah menjadi remah. Selanjutnya parit dicangkul kembali dan tanah galian dihamparkan ke atas