commit to user 68
autokorelasi. Prosedur uji autokorelasi dengan Durbin Watson dapat dijelaskan dengan gambar berikut.
Gambar 4. Uji autokorelasi dengan Durbin Watson c. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dengan melihat scatterplot. Berdasarkan hasil analisis pada Lampiran 15 halaman 108, terlihat bahwa titik-
titik pada scatterplot tidak membentuk suatu pola tertentu dan menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
F. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi Pada
Usahatani Bawang Merah Varietas Bima
Petani yang rasional dalam proses produksinya mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan maksimal. Keuntungan akan maksimal apabila
kombinasi penggunaan faktor-faktor produksinya mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi. Kondisi tersebut tercapai apabila perbandingan antara nilai
produk marginal NPMxi dengan harga faktor produksi Pxi sama dengan satu. Berdasarkan faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi
bawang merah varietas Bima, maka analisis efisiensi ekonomi penggunaaan faktor-faktor produksi pada usahatani bawang merah varietas Bima musim
tanam Oktober-Desember 2010 di Kabupaten Brebes, disajikan pada Tabel 25.
2,161 2
A
-
Incon- clusio
Incon- clusio
A
+
d 2,79
2,35 1,65
1,21 4
Tidak ada autokorelasi
commit to user 69
Tabel 25. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Bima Musim Tanam
Oktober-Desember 2010 di Kabupaten Brebes
No. Faktor Produksi
NPMxi Px
i
NPMxi Pxi
1. 2.
3. 4.
Luas Lahan X
1
Benih X
2
Tenaga kerja X
3
Pestisida cair X
7
2.185.3151,28 18.811,81
35.840,92 2.884.839,48
18.720.000 15.000
30.000 918.000
1,167 1,254
1,195 3,143
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 16, Halaman 112 Berdasarkan Tabel 25 dapat diketahui bahwa perbandingan antara nilai
produk marjinal dengan harga untuk setiap faktor produksi, yaitu:
1 Px
NPMx Px
NPMx Px
NPMx Px
NPMx
7 7
3 3
2 2
1 1
¹ ¹
¹ ¹
Hal ini berarti penggunaan faktor produksi yang berupa luas lahan, benih, tenaga kerja dan pestisida cair pada usahatani bawang merah varietas Bima di
Kabupaten Brebes tidak efisiensi secara ekonomi tertinggi. Dengan demikian, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa kombinasi penggunaan faktor-faktor
produksi pada usahatani bawang merah varietas Bima belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi diterima.
G. Analisis Optimalisasi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada
Usahatani Bawang Merah Varietas Bima
Hasil analisis efisiensi ekonomi menunjukkan bahwa kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani bawang merah varietas
Bima belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi. Hal ini mengindikasikan adanya kendala dalam melakukan usahatani bawang merah varietas Bima.
Oleh karena itu, perlu adanya analisis optimalisasi untuk mengetahui apakah kombinasi penggunaan faktor-faktor produksinya sudah optimal atau belum.
Kombinasi optimal dicapai apabila perbandingan antara produk fisik marjinal PFMxi dengan harga faktor produksi Pxi mempunyai nilai yang sama
untuk semua faktor produksi. Berdasarkan jumlah faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah varietas Bima, maka
analisis optimalisasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani
commit to user 70
bawang merah varietas Bima musim tanam Oktober-Desember 2010 di Kabupaten Brebes dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Analisis Optimalisasi Penggunaaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Bima Musim Tanam Oktober-
Desember 2010 di Kabupaten Brebes
No. Faktor Produksi
PFMxi Px
i
PFMxi Pxi
1. 2.
3. 4.
Luas Lahan X
1
Benih X
2
Tenaga kerja X
3
Pestisida cair X
7
1821,095940 1,567651
2,986744 240,403290
18.7200.000 15.000
30.000 918.000
0,000097 0,000104
0,000100 0,000262
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 16, Halaman 112 Berdasarkan Tabel 26, diketahui bahwa perbandingan antara produk
fisik marjinal dengan harga untuk semua faktor produksi mempunyai nilai yang tidak sama. Dengan demikian:
7 7
3 3
2 2
1 1
Px PFMx
Px PFMx
Px PFMx
Px PFMx
¹ ¹
¹ Hal ini berarti kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani
bawang merah varietas Bima di Kabupaten Brebes belum optimal, sehingga hipotesis ketiga diterima. Dengan demikian, yang dapat dilakukan petani
adalah mencapai kondisi optimal. Kondisi optimal adalah kondisi terbaik yang dapat dicapai sesuai
dengan kemampuan petani untuk menghadapi kendala yang ada. Kondisi optimal dapat dicapai dengan mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor
produksinya dengan menggunakan pendekatan Least Cost Combination LCC. Pada penelitian ini sebagai faktor pembatasnya constraint adalah luas
lahan X
1
karena ketersediaannya terbatas dengan rata-rata kepemilikan luas lahannya 0,78 ha. Analisis penggunaan faktor-faktor produksi kondisi
kenyataan existing dan kondisi optimal dapat dilihat pada Tabel 27.
commit to user 71
Tabel 27. Analisis Rata-Rata Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Kondisi Existing dan Kondisi Optimal dengan Luas Lahan 0,78 ha Pada
Usahatani Bawang Merah Varietas Bima Musim Tanam Oktober- Desember Di Kabupaten Brebes
No. Faktor Produksi
Kondisi Existing
Kondisi Optimal
1. 2.
3. Benih X
2
Tenaga Kerja X
3
Pestisida cair X
7
1.323,33 546,37
7,64 1.421,68
559,16 20,57
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 17, Halaman 113 Pada kondisi kenyataan existing penggunaan faktor-faktor produksi
pada luas lahan 0,78 ha adalah 1.323,33 kg benih, 546,37 HKP tenaga kerja dan 7,64 liter pestisida cair. Pada kondisi optimal penggunaan faktor-faktor
produksi pada luas lahan 0,78 ha adalah 1.421,68 kg benih, 559,16 HKP tenaga kerja dan 20,57 liter pestisida cair. Dengan demikian, untuk mencapai
kondisi optimal dilakukan dengan peningkatan penggunaan faktor-faktor produksi tersebut. Hal ini sejalan dengan analisis efisiensi ekonomi, dimana
nilai perbandingan nilai produk marjinal NPMxi dengan harga faktor produksi Pxi untuk faktor produksi benih, tenaga kerja dan pestisida cair
mempunyai nilai lebih dari satu, sehingga penggunaannya perlu ditambah. Pada kondisi optimal akan didapatkan produksi yang optimal, sehingga
selisih antara biaya dan penerimaan lebih besar dibandingkan dengan kondisi kenyataan existing. Hal tersebut dibuktikan dengan mengetahui besarnya
produksi yang dihitung berdasarkan fungsi produksi usahatani bawang merah varietas Bima. Pada perhitungan disertakan penggunaan faktor produksi pupuk
urea 154,33 kg, pupuk NPK Mutiara 89,33 kg dan pupuk ZA 157,67 kg, baik pada kondisi kenyataan existing maupun pada kondisi optimal.
Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 18 halaman 114, maka produksi pada kondisi kenyataan existing sebesar 5.631,99 kg, sehingga
besarnya penerimaan Rp 67.583.929,73 dan biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan faktor-faktor produksi sebesar Rp 47.446.030,50; maka selisih
antara penerimaan dan biaya pada kondisi kenyataan existing sebesar Rp 20.137.899,23. Produksi pada kondisi optimal sebesar 7.629,56 kg,
sehingga besarnya penerimaan Rp 91.554.725,63 dan biaya yang dikeluarkan
commit to user 72
sebesar Rp 61.174.720,50; maka selisih antara penerimaan dan biaya pada kondisi optimal sebesar Rp 30.380.005,13. Dengan demikian terbukti bahwa
pada kondisi optimal, selisih antara biaya dan penerimaan lebih besar dibandingkan pada kondisi kenyataan existing.
H. Pembahasan