Patogenesis Batuk Darah Karakteristik Penderita TB Paru yang Mengalami Drop Out Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011

Bakteri ini mempunyai sifat istimewa yaitu dapat bertahan terhadap pencucian warna dengan asam HCL dan alkohol sehingga disebut basil tahan asam BTA. 20 Bakteri ini juga tahan dalam keadaan kering dan dingin, bersifat dorman dan aerob. Bakteri ini mati pada pemanasan 100°C selama 5-10 menit atau pada pemanasan 60°C selama 30 menit. Bakteri ini tahan selama 1-2 jam di udara terutama di tempat yang lembab dan gelap, namun tidak tahan terhadap sinar atau aliran udara. 8

2.3 Patogenesis

Risiko penularan setiap tahun Annual Risk of Tuberculosis Infection = ARTI di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-3 . Pada daerah dengan ARTI sebesar 1, berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk, 10 sepuluh orang akan terinfeksi. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi penderita TB Paru, hanya sekitar 10 dari yang terinfeksi yang akan menjadi penderita TB Paru. 2 Penularan penyakit TB Paru tergantung pada beberapa faktor, seperti jumlah kuman, tingkat keganasan kuman, dan daya tahan tubuh orang yang tertular. 3 Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, maka akan semakin menular. 20 Sumber penularan adalah penderita TB Paru BTA positif. 21 Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet percikan dahak. Setiap kali penderita TB Paru batuk maka akan dikeluarkan 3000 droplet yang efektif memiliki kemampuan menginfeksi. Droplet yang mengandung kuman Universitas Sumatera Utara TB akan bertahan di udara pada suhu kamar selama 1-2 jam tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi dan kelembapan. Dalam suasana lembab dan gelap bakteri dapat bertahan berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Orang dapat terinfeksi apabila droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernapasan dan menempel pada jalan nafas atau paru-paru. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari cabang trachea-bronkhial bersama gerakan silia dengan sekretnya. Namun bila tidak semuanya keluar, bakteri yang tinggal justru menempel dan berkembang biak pada makrofag dan akan menginfeksi paru. 1 Tidak semua kuman TB Paru yang masuk ke dalam tubuh akan berkembang menjadi penyakit. Mekanisme pertahanan tubuh akan bekerja dan kuman yang masuk akan dilumpuhkan, namun apabila keadaan kesehatan sedang buruk maka kemungkinan untuk terjadinya penyakit akan lebih besar. 22

2.4 Gejala Klinis

23 Gambaran klinik TB Paru dapat dibagi atas dua golongan yaitu gejala sistemik dan gejala respiratorik.

2.4.1 Gejala Sistemik a. Demam

Demam merupakan gejala pertama dari TB Paru, biasanya timbul pada sore dan malam hari disertai dengan keringat mirip demam influenza yang hilang timbul dan makin lama makin panjang masa serangannya, demam dapat mencapai suhu tinggi yaitu 40°-41°C. Universitas Sumatera Utara

b. Malaise

TB Paru bersifat radang menahun sehingga dapat terjadi rasa tidak enak badan, pegal-pegal, nafsu makan berkurang, badan semakin kurus, sakit kepala, mudah lelah dan pada wanita kadang-kadang dapat terjadi gangguan siklus haid.

2.4.2 Gejala Respiratorik a. Batuk

Batuk akan timbul ketika penyakit telah mengenai bronkus, dan batuk mula- mula disebabkan karena iritasi bronkus, selanjutnya akibat terjadi peradangan pada bronkus sehingga terjadi batuk yang produktif, batuk ini dapat terjadi 2-3 minggu.

b. Batuk Darah

Batuk darah terjadi akibat pecahnya pembuluh darah, berat ringannya batuk darah yang timbul tergantung pada besar kecilnya pembuluh darah yang pecah. Batuk darah dapat juga terjadi pada tuberkulosis yang sudah sembuh, hal ini disebabkan oleh robekan jaringan paru. Pada keadaan ini dahak sering tidak mengandung basil tahan asam negatif.

c. Sesak napas