95 CI 1,364-19,165 untuk terinfeksi TB Paru dibanding orang dengan status gizi baik.
27
b. Agent
TB Paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis dan untuk menjadi sakit, dipengaruhi oleh jumlah bakteri yang mempunyai kemampuan mengadakan
terjadinya infeksi, serta virulensi dari bakteri itu sendiri.
20,30
c. Environment
Lingkungan yang buruk, misalnya pemukiman yang padat dan kumuh, rumah yang lembab dan gelap, kamar tanpa ventilasi serta lingkungan tempat kerja yang
buruk dapat mempermudah penularan TB Paru.
9,30
Berdasarkan hasil penelitian Rusnoto, dkk 2006 dengan desain case control ditemukan bahwa seseorang yang tinggal dalam rumah dengan ventilasi kamar tidur
yang tidak memenuhi syarat kesehatan memiliki risiko 29,994 kali OR 29,994 95 CI 3,388-265,505 untuk terinfeksi TB Paru dibandingkan dengan orang yang tinggal
dalam rumah dengan ventilasi kamar tidur memenuhi syarat kesehatan demikian juga dengan kelembapan rumah, dimana orang yang tinggal dalam rumah yang lembab
berisiko 9,229 kali OR 9,229 ; 95 CI 2,286-37,835 untuk terinfeksi TB Paru dibandingkan dengan orang yang tinggal dalam rumah yang tidak lembab.
27
Berdasarkan penelitian Syamsuardi di Puskesmas Muaro Paiti 2008 dengan desain case control menemukan bahwa ada pengaruh faktor lingkungan seperti suhu
kamar dengan kejadian TB Paru OR=0,026 ; 95 CI 0,003-0,268, ada pengaruh pencahayaan kamar dengan kejadian TB Paru OR=0,025 ; 95 CI 0,004-0,151, dan
seseorang yang menghuni rumah dengan pencahayaan dan suhu kamar yang tidak
Universitas Sumatera Utara
memenuhi syarat kesehatan serta memiliki kebiasaan merokok mempunyai risiko terjadinya TB Paru sebesar 96.
29
Berdasarkan hasil penelitian Ernita Azis, dkk 2008 dalam berita kedokteran masyarakat menemukan bahwa balita yang tinggal di rumah dengan keadaan ventilasi
yang tidak memenuhi syarat kesehatan risiko terkena TB meningkat 1,354 kali lebih besar dibandingkan balita yang tinggal di rumah dengan keadaan ventilasi yang
memenuhi syarat kesehatan.
31
2.6 Tipe Penderita 2.6.1 Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dahak
2
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak yang dilakukan kepada pasien, tipe penderita TB Paru terbagi atas:
a. TB Paru BTA Positif. Seorang penderita TB Paru dinyatakan BTA positif apabila sekurang-
kurangnya dua dari tiga spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif atau satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran
tuberkulosis aktif. b. TB Paru BTA Negatif
Seorang penderita TB Paru dengan BTA negatif bila pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif dan foto rontgen dada menunjukkan
gambaran tuberkulosis aktif.
Universitas Sumatera Utara
2.6.2 Berdasarkan Riwayat Pengobatan
21
Berdasarkan riwayat pengobatan penderita, dapat digolongkan atas tipe: a. Kasus Baru adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
pernah menelan OAT kurang dari satu bulan 30 dosis harian.
b. Kambuh Relaps adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah
mendapat pengobatan TB dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
c. Pindahan Transfer In adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita
pindahan tersebut harus membawa surat rujukan pindah Form TB. 09.
d. Lalai Pengobatan setelah defaultdrop-out adalah penderita yang sudah berobat