melihat BTA dalam dahak penderita, maka dibuat sediaan hapusan lalu difiksasi selama 3-5 detik.
a.2 Pewarnaan Sediaan Dengan Metode Ziehl Neelsen
Ada dua metode pewarnaan sediaan yaitu metode Kinyoun Gabbett dan metode Ziehl Neelsen. Sesuai dengan kebutuhan dan peningkatan kualitas hasil
pemeriksaan, metode Kinyoun Gabbett secara program penanggulangan TB Paru sudah ditinggalkan karena metode Ziehl Neelsen mempunyai hasil yang lebih baik
dari metode Kinyoun Gabbett. Hapusan dahak yang telah difiksasi tersebut kemudian dilanjutkan dengan pewarnaan metode Ziehl Neelsen. Bahan yang diperlukan adalah
Carbol Fuchsin 0,3, HCL-Alkohol 3, dan Methylene Blue 0,3. Sediaan yang telah melalui proses pewarnaan kemudian dibaca hasilnya di
bawah mikroskop, akan terlihat berupa batang merah terang dengan latar belakang biru. Sesudah pencucian dengan HCL-Alkohol, bakteri BTA mempertahankan warna
merahnya dan yang bukan BTA melepas zat warna merah.
a.3. Pemeriksaan Radiologis Foto Thorax
Dalam program penanggulangan TB Paru pemeriksaan foto rontgen baru dapat dilaksanakan bila dari tiga kali pemeriksaan dahak dengan hasil BTA negatif
dan secara klinis mendukung sebagai TB Paru.
Universitas Sumatera Utara
Alur diagnosis TB Paru pada orang dewasa:
18
Gambar 2.2 Alur Diagnosis TB Paru Pada Orang Dewasa Suspek TB Paru
Pemeriksaan dahak mikroskopis- Sewaktu, Pagi, Sewaktu SPS
Hasil BTA
+ + + + + -
Hasil BTA + - -
Hasil BTA - - -
Antibiotik Non-OAT
Ada perbaikan
Tidak ada perbaikan
Pemeriksaan dahak mikroskopis
Foto toraks dan pertimbangan
Hasil BTA
+ + + + + -
+ - -
Hasil BTA
- - -
Foto toraks dan pertimbangan
TB Bukan TB
Suspek TB Paru
Pemeriksaan dahak mikroskopis- Sewaktu, Pagi, Sewaktu SPS
Hasil BTA
+ + + + + -
Hasil BTA + - -
Hasil BTA - - -
Antibiotik Non-OAT
Ada perbaikan
Universitas Sumatera Utara
b. Case finding penemuan kasus
yaitu menemukan kasus atau penderita TB paru secara aktif yaitu dengan mencari penderita TB paru di masyarakat maupun secara pasif yaitu dengan
menunggu pasien TB paru yang datang ke fasilitas kesehatan
c. Pengobatan yang Adekuat Terhadap Penderita c.1. Prinsip Pengobatan
Adapun tujuan dari pengobatan TB Paru adalah menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, dan menurunkan tingkat penularan.
10
Obat yang diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman termasuk kuman
persisten dapat dibunuh. Apabila panduan obat yang digunakan tidak adekuat jenis, dosis dan jangka waktu pengobatan, kuman TB Paru akan kebal terhadap obat.
Untuk menjamin kepatuhan penderita menelan obat, pengobatan perlu dilakukan dengan pengawasan langsung DOTS=Directly Observed Treatment Shortcourse
oleh seorang PMO.
2
Untuk memperoleh efektifitas pengobatan, maka prinsip-prinsip yang dipakai adalah:
18
c.1.1. Menghindari penggunaan monoterapi. Obat Anti Tuberkulosis OAT diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat, dalam jumlah
cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Hal ini untuk mencegah timbulnya kekebalan terhadap OAT.
Universitas Sumatera Utara
c.1.2. Untuk menjamin kepatuhan penderita dalam menelan obat, pengobatan dilakukan dengan pengawasan langsung oleh seorang Pengawas Menelan
Obat PMO. c.1.3. Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.
c.2. Tahap Intensif