Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Dairi Keluhan

5.2 Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Dairi

Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Kabupaten Dairi tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 Distribusi Tenaga Kesehatan di Kabupaten Dairi Tahun 2011 No Tenaga Kesehatan f 1. Dokter Umum PNS 23 3,7 2. Dokter Gigi PNS 8 1,3 3. Bidan PNS 150 24,2 4. Perawat 192 31,0 5. Sanitarian 28 4,5 6. Petugas Gizi 25 4,0 7. Dokter Umum PTT 6 1,0 8. Dokter Gigi PTT 2 0,3 9. Bidan PTT 171 27,6 10. S2 Bidang Kesehatan 2 0,3 11. SKM 9 1,5 12. Non Medis 4 0,6 Total 620 100,0 Sumber : Data Kepegawaian Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Kabupaten Dairi sebanyak 620 orang, dengan proporsi tertinggi adalah perawat yaitu 31,0 dan proporsi yang terendah adalah S2 bidang kesehatan dan dokter gigi PTT masing-masing 0,3. 5.3. Analisa Deskriptif 5.3.1. Sosiodemografi Penderita TB Paru yang Mengalami Drop Out Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 Karakteristik penderita TB Paru yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011, berdasarkan sosiodemografi adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru yang Mengalami Drop Out Berdasarkan Sosiodemografi Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 No. Sosiodemografi f

1. Umur

Produktif Tidak Produktif 79 25 76,0 24,0 Total 104 100,0 2. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 59 45 56,7 43,3 Total 104 100,0 3. Suku Batak Toba Batak Pak-pak Batak Karo Batak Simalungun Minang Jawa 37 24 13 9 9 12 35,5 23,1 12,5 8,7 8,7 11,5 Total 104 100,0

4. Agama

Kristen Protestan Islam Katolik 48 35 21 46,2 33,6 20,2 Total 104 100,0 5. Pendidikan Pendidikan Rendah Pendidikan Tinggi 53 51 51,0 49,0 Total 104 100,0 6. Status Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja 14 90 13,5 86,5 Total 104 100,0 Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat karakteristik penderita TB Paru yang mengalami drop out berdasarkan sosiodemografi, proporsi tertinggi berdasarkan umur adalah pada umur produktif yaitu 76,0, menurut jenis kelamin proporsi tertinggi adalah laki-laki yaitu 56,7. Menurut suku, proporsi tertinggi adalah pada suku Batak Toba yaitu 35,5. Menurut agama, proporsi tertinggi adalah agama Universitas Sumatera Utara Kristen Protestan yaitu 46,2. Menurut pendidikan proporsi tertinggi drop out adalah pendidikan rendah yaitu 51,0. Menurut status pekerjaan, proporsi tertinggi adalah pada yang bekerja yaitu 86,5.

5.3.2. Keluhan Penderita TB Paru yang Mengalami Drop Out

Hasil penelitian karakteristik penderita TB Paru yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011, diperoleh keluhan penderita saat berobat ke Puskesmas dengan satu atau kombinasi dari dua jenis keluhan, sehingga distribusi keluhan penderita TB Paru yang mengalami drop out adalah sebagai berikut: Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita TB Paru yang Mengalami Drop Out Berdasarkan Keluhan Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 No. Keluhan f 1. Batuk 30 28,8 2. Batuk Darah 26 25,0 3. Batuk + Demam 16 15,4 4. Batuk + Nyeri Dada 13 12,5 5. Batuk + Sesak Nafas 16 15,4 6. Batuk Darah + Sesak Nafas 3 2,9 Total 104 100,0 Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB Paru yang mengalami drop out berdasarkan keluhan sewaktu datang berobat ke Puskesmas yang tertinggi adalah keluhan batuk yaitu 28,8, batuk darah sebesar 25,0, batuk dengan demam sebesar 15,4, batuk dengan nyeri dada sebesar 12,5, batuk dengan sesak nafas sebesar 15,4, batuk darah dengan sesak nafas sebesar 2,9. Universitas Sumatera Utara

5.3.3. Tipe Penderita

Hasil penelitian karakteristik penderita TB Paru yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011 diperoleh distribusi berdasarkan tipe penderita adalah sebagai berikut: Tabel 5.4. Distribusi Penderita TB Paru yang Mengalami Drop Out Berdasarkan Tipe Penderita Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 No. Tipe Penderita f 1. Kasus Baru 89 85,6 2. Kasus Kambuh 14 13,5 3. Kasus setelah lalaidrop out 1 0,9 Total 104 100,0 Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa penderita TB Paru yang mengalami drop out dengan proporsi tertinggi adalah pada kasus baru yaitu 85,6 dan proporsi terendah adalah pada kasus setelah lalaidrop out yaitu 0,9.

5.3.4. Kategori Pengobatan

Hasil penelitian karakteristik penderita TB Paru yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011, diperoleh distribusi berdasarkan kategori pengobatan adalah sebagai berikut: Tabel 5.5. Distribusi Penderita TB Paru yang Mengalami Drop Out Berdasarkan Kategori Pengobatan Di Kabupaten Dairi Tahun 2010- 2011 No. Kategori Pengobatan f 1. Kategori I 89 85,6 2. Kategori II 15 14,4 Total 104 100,0 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa penderita TB Paru yang mengalami drop out dengan proporsi tertinggi adalah pada pengobatan kategori I yaitu sebesar 85,6 dan yang terendah adalah pada kategori II yaitu sebesar 14,4.

5.3.5. Pengawas Menelan Obat PMO

Karakteristik penderita TB Paru yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011, berdasarkan Pengawas Menelan Obat adalah sebagai berikut: Tabel 5.6. Distribusi Penderita TB Paru yang Mengalami Drop Out Berdasarkan Pengawas Menelan Obat PMO Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 No. PMO f 1. Petugas Kesehatan 11 10,6 2. Keluarga 93 89,4 Total 104 100,0 Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa penderita TB Paru yang mengalami drop out berdasarkan Pengawas Menelan Obat dengan proporsi tertinggi adalah keluarga yaitu 89,4 dan yang terendah adalah petugas kesehatan yaitu 10,6.

5.3.6. Lama Rata-rata Mengikuti Pengobatan

Hasil penelitian karakteristik penderita TB Paru yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011, diperoleh distribusi berdasarkan lama rata-rata mengikuti pengobatan adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7. Lama Rata-rata Mengikuti Pengobatan Penderita TB Paru yang Mengalami Drop Out di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 Lama rata-rata mengikuti pengobatan Minggu Mean 8,58 Standar Deviasi SD 2,065 95 Confidence Interval 8,18 – 8,98 Minimum 4 Maksimum 15 Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa lama rata-rata mengikuti pengobatan penderita TB Paru yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011 adalah 8,58 9 minggu, dengan lama mengikuti pengobatan minimum adalah 4 minggu dan maksimum 15 minggu. 5.4 Analisa Statistik 5.4.1 Lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan umur Hasil analisa statistik lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan umur penderita TB Paru yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011 adalah sebagai berikut: Tabel 5.8. Lama rata-rata mengikuti pengobatan Berdasarkan Umur Penderita TB Paru yang Mengalami Drop Out Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 Umur Lama rata-rata mengikuti pengobatan Minggu n Mean SD Produktif 79 8,37 2,119 Tidak Produktif 25 8,88 2,147 t =-1,051 df =102 p = 0,296 Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa lama rata-rata mengikuti pengobatan 79 penderita TB Paru dengan umur produktif adalah 8,37 8 minggu dengan standar deviasi 2,119. Lama rata-rata mengikuti pengobatan 25 penderita TB Universitas Sumatera Utara Paru dengan umur tidak produktif adalah 8,88 9 minggu dengan standar deviasi 2,147. Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan terhadap variabel lama rata- rata mengikuti pengobatan dengan uji kolmogorov smirnov diketahui bahwa lama rata-rata mengikuti pengobatan berdistribusi normal p0,05 sehingga lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan umur diuji dengan uji t-test, berdasarkan uji yang telah dilakukan ditemukan bahwa p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan umur pada penderita yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011.

5.4.2 Lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan jenis kelamin

Hasil analisa statistik lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan jenis kelamin penderita TB Paru yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010- 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 5.9. Lama rata-rata mengikuti pengobatan Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita TB Paru yang Mengalami Drop Out Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 Jenis Kelamin Lama rata-rata mengikuti pengobatan Minggu n Mean SD Laki-laki 59 8,61 2,342 Perempuan 45 8,33 1,822 t =0,455 df =102 p =0,650 Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat bahwa lama rata-rata mengikuti pengobatan 59 penderita TB Paru dengan jenis kelamin laki-laki adalah 8,61 9 minggu dengan standar deviasi 2,342. Lama rata-rata mengikuti pengobatan 45 Universitas Sumatera Utara penderita TB Paru dengan jenis kelamin perempuan adalah 8,33 8 minggu dengan standar deviasi 1,822. Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan terhadap variabel lama rata- rata mengikuti pengobatan dengan uji kolmogorov smirnov diketahui bahwa lama rata-rata mengikuti pengobatan berdistribusi normal p0,05 sehingga lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan jenis kelamin diuji dengan uji t-test, berdasarkan uji yang telah dilakukan ditemukan bahwa p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan jenis kelamin pada penderita yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011.

5.4.3 Lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan pendidikan

Hasil analisa statistik lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan pendidikan penderita TB Paru yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011 adalah sebagai berikut: Tabel 5.10. Lama Rata-rata Mengikuti Pengobatan Berdasarkan Pendidikan Penderita TB Paru yang Mengalami Drop Out Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 Pendidikan Lama rata-rata mengikuti pengobatan Minggu n Mean SD Rendah 53 8,26 2,237 Tinggi 51 8,73 2,001 t =-1,107 df =102 p =0,271 Berdasarkan tabel 5.10 dapat dilihat bahwa lama rata-rata mengikuti pengobatan 53 penderita TB Paru dengan pendidikan rendah adalah 8,26 8 minggu dengan standar deviasi 2,237. Lama rata-rata mengikuti pengobatan 51 penderita TB Paru dengan pendidikan tinggi adalah 8,73 9 minggu dengan standar deviasi 2,001. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan terhadap variabel lama rata- rata mengikuti pengobatan dengan uji kolmogorov smirnov diketahui bahwa lama rata-rata mengikuti pengobatan berdistribusi normal p0,05 sehingga lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan pendidikan diuji dengan uji t-test, berdasarkan uji yang telah dilakukan ditemukan bahwa p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan pendidikan pada penderita yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011.

5.4.4 Lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan status pekerjaan

Hasil analisa statistik lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan status pekerjaan penderita TB Paru yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011 adalah sebagai berikut: Tabel 5.11. Lama rata-rata mengikuti pengobatan Berdasarkan Status Pekerjaan Penderita TB Paru yang Mengalami Drop Out Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 Status Pekerjaan Lama rata-rata mengikuti pengobatan Minggu n Mean SD Tidak Bekerja 14 8,00 1,922 Bekerja 90 8,57 2,157 t =-0,927 df =102 p =0,356 Berdasarkan tabel 5.11 dapat dilihat bahwa lama rata-rata mengikuti pengobatan 14 penderita TB Paru yang tidak bekerja adalah 8,00 8 minggu dengan standar deviasi 1,922. Lama rata-rata mengikuti pengobatan 90 penderita TB Paru yang bekerja adalah 8,57 9 minggu dengan standar deviasi 2,157. Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan terhadap variabel lama rata- rata mengikuti pengobatan dengan uji kolmogorov smirnov diketahui bahwa lama Universitas Sumatera Utara rata-rata mengikuti pengobatan berdistribusi normal p0,05 sehingga lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan status pekerjaan diuji dengan uji t-test, berdasarkan uji yang telah dilakukan ditemukan bahwa p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan status pekerjaan pada penderita yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011.

5.4.5. Lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan keluhan

Hasil analisa statistik lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan keluhan penderita TB Paru yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010- 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 5.12. Lama Rata-rata Mengikuti Pengobatan Berdasarkan Keluhan Penderita TB Paru yang Mengalami Drop Out Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 Keluhan Lama rata-rata mengikuti pengobatan Minggu n mean SD Batuk 30 9,20 1,669 Batuk Darah 26 8,15 1,933 Batuk + Demam 16 9,75 2,295 Batuk + Nyeri Dada 13 8,85 1,676 Batuk + Sesak Nafas 16 6,44 1,548 Batuk Darah + Sesak Nafas 3 5,33 0,577 F =8,614 df =5 p =0,000 Berdasarkan tabel 5.12 dapat dilihat bahwa lama rata-rata mengikuti pengobatan 30 penderita TB Paru dengan keluhan batuk adalah 9,20 9 minggu dengan standar deviasi 1,669. Lama rata-rata mengikuti pengobatan 26 penderita TB Paru dengan keluhan batuk darah adalah 8,15 8 minggu dengan standar deviasi 1,933. Lama rata-rata mengikuti pengobatan 16 penderita TB Paru dengan keluhan Universitas Sumatera Utara batuk dan demam adalah 9,75 10 minggu dengan standar deviasi 2,295. Lama rata- rata mengikuti pengobatan pada 13 penderita TB Paru dengan keluhan batuk dan nyeri dada adalah 8,85 9 minggu dengan standar deviasi 1,676. Lama rata-rata mengikuti pengobatan pada 16 penderita TB Paru dengan keluhan batuk dan sesak nafas adalah 6,44 6 minggu dengan standar deviasi 1,548. Lama mengikuti pengobatan pada 3 penderita dengan keluhan batuk darah dan sesak nafas adalah 5,33 5 minggu dengan standar deviasi 0,577. Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan dengan uji levene diketahui bahwa varians data homogen p0,05 sehingga dapat dilanjutkan dengan uji Anova, berdasarkan uji yang telah dilakukan ditemukan bahwa p0,05 yang artinya ada perbedaan yang bermakna antara lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan keluhan pada penderita yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011.

5.4.6 Lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan tipe penderita

Hasil analisa statistik lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan tipe penderita TB Paru yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011 adalah sebagai berikut: Tabel 5.13. Lama rata-rata Mengikuti Pengobatan Berdasarkan Tipe Penderita TB Paru yang Mengalami Drop Out Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 Tipe Penderita Lama rata-rata mengikuti pengobatan Minggu n mean SD Kasus Baru 89 8,38 2,059 Kasus Kambuh 14 9,43 2,277 Kasus setelah lalaidrop out 1 5,00 F =1,997 df =2 p =0,141 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 5.13 dapat dilihat bahwa lama rata-rata mengikuti pengobatan 89 penderita TB Paru dengan tipe kasus baru adalah 8,38 8 minggu dengan standar deviasi 2,059. Lama rata-rata mengikuti pengobatan 14 penderita TB Paru dengan tipe kasus kambuh adalah 9,43 9 minggu dengan standar deviasi 2,277. Lama mengikuti pengobatan 1 penderita TB Paru dengan tipe kasus setelah lalaidrop out adalah 5 minggu. Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan dengan uji levene diketahui bahwa varians data homogen p0,05 sehingga lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan tipe penderita dapat diuji dengan uji Anova, berdasarkan uji yang telah dilakukan ditemukan bahwa p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan tipe pada penderita yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011.

5.4.7 Lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan kategori pengobatan

Hasil analisa statistik lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan kategori pengobatan penderita TB Paru yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011 adalah sebagai berikut: Tabel 5.14. Lama Rata-rata Mengikuti Pengobatan Berdasarkan Kategori Pengobatan Penderita TB Paru yang Mengalami Drop Out Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 Kategori Pengobatan Lama rata-rata mengikuti pengobatan Minggu n Mean SD Kategori I 89 8,38 2,059 Kategori II 15 9,13 2,475 t = -1,269 d f=102 p =0,207 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 5.14 dapat dilihat bahwa lama rata-rata mengikuti pengobatan 89 penderita TB Paru dengan kategori I adalah 8,38 8 minggu dengan standar deviasi 2,059. Lama rata-rata mengikuti pengobatan 15 penderita TB Paru dengan kategori II adalah 9,13 9 minggu dengan standar deviasi 2,475. Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan terhadap variabel lama rata- rata mengikuti pengobatan dengan uji kolmogorov smirnov diketahui bahwa lama rata-rata mengikuti pengobatan berdistribusi normal p0,05 sehingga lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan kategori pengobatan diuji dengan uji t-test, berdasarkan uji yang telah dilakukan ditemukan bahwa p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan kategori pengobatan pada penderita yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011.

5.4.8 Lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan PMO

Hasil analisa statistik lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan PMO penderita TB Paru yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010- 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 5.15. Lama rata-rata Mengikuti Pengobatan Berdasarkan PMO Penderita TB Paru yang Mengalami Drop Out Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 PMO Lama rata-rata mengikuti pengobatan Minggu n Mean SD Petugas Kesehatan 11 7,91 2,071 Keluarga 93 8,56 2,134 t =-0,958 df =102 p =0,340 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 5.15 dapat dilihat bahwa lama rata-rata mengikuti pengobatan 11 penderita TB Paru dengan PMO petugas kesehatan adalah 7,91 8 minggu dengan standar deviasi 2,071. Lama rata-rata mengikuti pengobatan 93 penderita TB Paru dengan PMO keluarga adalah 8,56 9 minggu dengan standar deviasi 2,134. Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan terhadap variabel lama rata- rata mengikuti pengobatan dengan uji kolmogorov smirnov diketahui bahwa lama rata-rata mengikuti pengobatan berdistribusi normal p0,05 sehingga lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan PMO diuji dengan uji t-test, berdasarkan uji yang telah dilakukan ditemukan bahwa p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rata-rata mengikuti pengobatan berdasarkan PMO pada penderita yang mengalami drop out di Kabupaten Dairi tahun 2010-2011. Universitas Sumatera Utara BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Sosiodemografi 6.1.1. Umur a Gambar 6.1 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru yang Mengalami Drop out Berdasarkan Umur Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 Berdasarkan gambar 6.1 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru yang mengalami drop out berdasarkan umur adalah penderita dengan kelompok umur produktif sebesar 76,0 sedangkan proporsi terendah pada kelompok umur tidak produktif sebesar 24,0. Departemen kesehatan RI 2007 menyatakan bahwa sekitar 75 penderita TB Paru adalah kelompok usia produktif secara ekonomis 15- 50 tahun. 21 Penderita TB Paru yang mengalami drop out sebagian besar terjadi pada usia produktif, hal ini mungkin terjadi karena pada usia produktif mempunyai mobilitas yang tinggi sehingga kemungkinan penderita tidak teratur berobat bahkan 76,0 24,0 Produktif Tidak Produktif Universitas Sumatera Utara meninggalkan pengobatannya karena kesibukan untuk mencari nafkah sehingga tidak sempat mengambil obat atau lupa memakan obatnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rafii 2002 di Puskesmas Tirto Pekalongan dengan desain case series yang memperoleh hasil proporsi tertinggi penderita TB Paru yang mengalami drop out terdapat pada usia produktif sebanyak 56. 39

6.1.2 Jenis Kelamin

Gambar 6.2 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru yang Mengalami Drop out Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 Berdasarkan gambar 6.2 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru yang mengalami drop out menurut jenis kelamin terdapat pada laki-laki sebesar 56,7. Hal ini mungkin berhubungan dengan faktor pekerjaan, dimana laki-laki sebagai kepala rumah tangga bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan keluarga sehingga aktifitas serta mobilitas laki-laki lebih tinggi yang dapat menyebabkan kelalaian dalam mengikuti pengobatan. Selain itu, kepatuhan berobat pada perempuan 56.7 43.3 Laki-laki Perempuan Universitas Sumatera Utara dikaitkan dengan sifat perempuan yang lebih sabar dan telaten dibandingkan dengan laki-laki. 35 Disamping itu, tingkat kesadaran berobat pada perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. 36 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rafii 2002 di Puskesmas Tirto Pekalongan dengan desain case series yang memperoleh hasil proporsi tertinggi penderita TB Paru yang mengalami drop out terdapat pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 62. 39 Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Budi Junarman 2009 di BP4 Medan dengan desain case series yang memperoleh bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru yang mengalami drop out terdapat pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 74,9. 13

6.1.3. Suku

Gambar 6.3 Diagram Bar Proporsi Penderita TB Paru yang Mengalami Drop out Berdasarkan Suku Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 Berdasarkan gambar 6.3 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru yang mengalami drop out tertinggi berasal dari suku Batak Toba sebesar 35,5 35.5 23.1 12.5 11.5 8.7 8.7 5 10 15 20 25 30 35 40 Batak Toba Batak Pak- pak Batak Karo Jawa Batak Simalungun Minang P rop or si S u k u Universitas Sumatera Utara dan yang terendah berasal dari suku Batak Simalungun dan Minang masing-masing dengan proporsi 8,7. Hal ini disebabkan Suku Batak Toba merupakan suku dengan proporsi tertinggi di Kabupaten Dairi yaitu 30,15, meskipun sebenarnya suku asli di Kabupaten Dairi adalah suku Batak Pakpak namun suku mayoritas yang mendiami wilayah ini adalah suku Batak Toba yang disebabkan oleh adanya migrasi suku Batak Toba ke Kabupaten Dairi. 38 Terbentuknya Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2003 juga memengaruhi proporsi suku Batak Pakpak di Kabupaten Dairi dimana pada saat pemekarannya 3 kecamatan dari Kabupaten Dairi dengan proporsi suku Batak Pakpak tertinggi yaitu Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan dan Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe bergabung menjadi 1 Kabupaten baru sehingga proporsi suku Batak Pakpak di Kabupaten Dairi menjadi berkurang. Universitas Sumatera Utara

6.1.4. Agama

Gambar 6.4 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru yang Mengalami Drop out Berdasarkan Agama Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 Berdasarkan gambar 6.4 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru yang mengalami drop out berdasarkan agama adalah agama Kristen Protestan dengan proporsi 46,2 dan terendah adalah agama Katolik sebesar 20,2. Hal ini disebabkan karena mayoritas penduduk yang tinggal di wilayah Kabupaten Dairi beragama Kristen Protestan dengan proporsi 64,53. 38 46.2 33,6 20.2 Kristen Protestan Islam Katolik Universitas Sumatera Utara

6.1.5 Pendidikan

Gambar 6.5 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru yang Mengalami Drop out Berdasarkan Pendidikan Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 Berdasarkan gambar 6.5 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru yang mengalami drop out berasal dari pendidikan rendah dengan proporsi 51,0. Rendahnya pendidikan dikaitkan dengan pengetahuan dan cara seseorang bertindak serta memilih alternatif pengobatan yang akan ditempuh. Pendidikan yang rendah berkontribusi terhadap kelalaian dalam mengikuti pengobatan. Kurangnya pengertian penderita tentang penyakit dan bahaya penyakit menyebabkan kurangnya kepatuhan penderita terhadap pengobatan dan menyebabkan berhenti berobat karena gejala penyakit yang dirasakan sudah tidak lagi dirasakan. Tingkat pendidikan formal merupakan landasan seseorang dalam berbuat sesuatu, membuat lebih mengerti dan memahami sesuatu, atau menerima dan menolak sesuatu. Tingkat pendidikan formal juga memungkinkan perbedaan 51.0 49.0 Pendidikan Rendah Pendidikan Tinggi Universitas Sumatera Utara pengetahuan dan pengambilan keputusan. 40 Tingkat pendidikan yang tinggi menyebabkan seseorang dapat menerima informasi tentang pengobatan dan penyakitnya dengan baik, sehingga akan semakin tuntas proses pengobatan dan penyembuhannya. Survei prevalensi tuberkulosis yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan RI 2004 dengan desain cross sectional menemukan bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya drop out pada pengobatan TB Paru RP=2 ; 95 CI 1,3-3,1. 25

6.1.6. Status Pekerjaan

Gambar 6.6 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita TB Paru yang Mengalami Drop out Berdasarkan Status Pekerjaan Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 Berdasarkan gambar 6.6 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita TB Paru yang mengalami drop out adalah dengan status bekerja yaitu sebesar 86,5. Aktifitas yang padat dan rutinitas pekerjaan yang harus dilaksanakan dapat menyebabkan kelalaian dalam pengobatan. Padatnya aktifitas mungkin dapat 13.5 86.5 Tidak Bekerja Bekerja Universitas Sumatera Utara menyebabkan seorang penderita TB tidak sempat mengambil obat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan tiap minggu yang mengakibatkan persediaan obat habis sehingga ia tidak mengonsumsi obat lagi, selain itu kesibukan bekerja dapat menyebabkan penderita lupa memakan obat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anas Fauzi 2005 di BP4 Kebumen dengan desain case series bahwa proporsi tertinggi penderita yang mengalami drop out adalah pada penderita dengan status bekerja yaitu sebesar 71,4. 41

6.2. Keluhan

Gambar 6.7 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita TB Paru yang Mengalami Drop out Berdasarkan Keluhan Di Kabupaten Dairi Tahun 2010-2011 Berdasarkan gambar 6.7 dapat dilihat bahwa keluhan dengan proporsi tertinggi adalah batuk yaitu 28,8 dan yang terendah adalah batuk darah dengan sesak nafas yaitu 2,9. Gejala yang sering muncul pada penderita penyakit TB Paru 28.8 25,0 15.4 15.4 12.5 2.9 5 10 15 20 25 30 35 Batuk Batuk Darah Batuk + Demam Batuk + Sesak Nafas Batuk + Nyeri Dada Batuk Darah + Sesak Nafas P rop or si Kombinasi Keluhan Universitas Sumatera Utara adalah batuk, batuk darah, nyeri dada, demam, sering diikuti dengan penurunan berat badan, hilangnya nafsu makan, keringat malam dan sesak nafas. 23 Keluhan batuk yang dirasakan sering dianggap sebagai keluhan yang tidak berbahaya dan ketika keluhan tersebut hilang, dianggap penyakit yang sedang diderita sudah sembuh sehingga tidak perlu untuk meneruskan pengobatan sampai 6 atau 8 bulan. 20 Hal ini juga berhubungan dengan pengetahuan penderita TB Paru tentang keluhan yang mereka rasakan sehingga sering kali menganggap keluhan yang dirasakan akan sembuh tanpa harus mengikuti prosedur pengobatan yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian semua penderita TB Paru yang mengalami drop out merasakan keluhan batuk 100 baik sebagai keluhan tunggal maupun disertai keluhan lainnya, hal ini mengindikasikan bahwa batuk adalah keluhan yang sensitif untuk TB Paru. Hasil penelitan ini sejalan dengan penelitian Budi Junarman 2009 di BP4 Kota Medan dengan desain case series bahwa keluhan dengan proporsi tertinggi yang dirasakan oleh penderita TB Paru yang mengalami drop out adalah batuk yaitu sebesar 34,1. 13 Universitas Sumatera Utara

6.3. Tipe Penderita