77
BAB IV PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM PENINGKATAN
DAYA SAING PEMBERIAN KREDIT OLEH BANK PERKREDITAN RAKYAT
A. Pemberian Kredit oleh Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang mengenai perbankan.
112
Dalam melaksanakan fungsinya, Bank Perkreditan Rakyat BPR memiliki beberapa jenis pelayanan. Jenis layanan yang diberikan Bank
Perkreditan Rakyat BPR antara lain menghimpun dana masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan
dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha Bank Perkreditan Rakyat BPR.
Fungsi Bank Perkreditan Rakyat BPR salah satunya adalah memberikan kredit kepada masyarakat. Dalam penyaluran kredit
kepada masyarakat, Bank Perkreditan Rakyat BPR menggunakan prinsip 3T yaitu Tepat waktu, Tepat jumlah, dan Tepat sasaran. Prinsip tersebut dilakukan
karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan nasabah.
113
112
Pasal 1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 20POJK.032014 tentang Bank Perkreditan Rakyat.
113
Surat Edaran Bank Indonesia No. 1426DKBU tentang Standar Kebijakan Perkreditan Bank Perkreditan Rakyat.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal pemberian kredit kepada masyarakat, pemerintah membuat persyaratan bagi debitur dan tata cara pemberian kredit oleh Bank Perkreditan
Rakyat BPR. Persyaratan bagi debitur dan tata cara dalam pemberian kredit atau pembiayaan diatur dalam Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 14
26 DKBU Tanggal 19 September Perihal Standar Kebijakan Perkreditan Bank Perkreditan Rakyat yang menyebutkan kebijakan dalam pemberian kredit.
114
Kebijakan pemberian kredit yang sehat mencakup :
115
1. kebijakan mengenai pemberian kredit yang sehat, paling kurang meliputi:
a. prosedur dan kewenangan prkreditan yang sehat termasuk memiliki
prosedur persetujuan kredit, prosedur dokumentasi dan administrasi kredit, prosedur pengawasan kredit. Persyaratan bagi debitur berupa
administrasi kredit yang terdiri dari dokumen kredit yang wajib didokumentasikan disesuaikan dengan kredit yang diberikan, antara lain
dokumen pengajuan kredit, dokumen analisis kredit, perjanjian kredit, warkat pencarian kredit, dan dokumen yang wajib dipenuhi debitur yaitu
berupa dokumen identitas debitur foto copy Kartu Tanda PendudukKTP, Kartu Keluarga KK, jumlah berapa kali mendapatkan
pinjaman dari bank, keterangan pinjaman terakhir, rencana penggunaan, cara pengembalian pinjaman, Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP,
legalitas usaha, dan dokumen terkait dengan agunan serta pengikatannya; b.
kredit yang perlu mendapat perhatian khusus;
114
Ibid.
115
Kebijakan Pemberian Kredit Sehat, http:yosephinsimbolon.blog.com?p=60 diakses pada 1 April 2016
76
Universitas Sumatera Utara
c. prosedur penanganan kredit bermasalah yang terdiri dari penyelamatan
kredit dan penyelesaian kredit; d.
penyelesaian agunan yang telah dikuasai BPR yang diperoleh dari hasil penyelesaian kredit;
2. penilaian agunan paling kurang meliputi: a. prosedur dan tata cara penilaian agunan dari aspek legalitas dan ekonomis
yang mencakup dokumen kepemilikan agunan, pengikatan agunan, penetapan nilai taksasi agunan, dan penetapan batasan jumlah nilai
agunan terhadap jumlah kredit yang akan diberikan, dengan memperhatikan perubahan nilai agunan selama jangka waktu kredit.
Pedoman Standar Kebijakan Perkreditan BPR DKBU; b. agunan yang akan digunakan sebagai faktor pengurang PPAP adalah
agunan yang ada dan jelas keberadaannya, serta dapat dieksekusi sebagaimana diatur dalam PBI yang mengatur mengenai Kualitas Aktiva
Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif KAP dan Pembentukan PPAP. Adapun agunan yang tidak ada dan tidak
jelas keberadaannya, serta tidak dapat dieksekusi tidak dapat digunakan sebagai faktor pengurang PPAP antara lain:
1 agunan yang telah digunakan untuk fasilitas umum yang tidak dapat
dikembalikan fungsinya, misalnya digunakan sebagai tempat pemakaman umum;
2 agunan dalam sengketa;
3 agunan yang disita oleh negara;
Universitas Sumatera Utara
4 agunan yang saat ini tidak dapat diketahui keberadaannya misalnya
kendaraan yang fisiknya sudah tidak ada; 5
agunan yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis karena sebab tertentu misalnya kebakaran, kecelakaan, dan lain-lain.
c. kewajiban melampirkan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang SPPT pada satu tahun terakhir untuk agunan berupa tanah danatau bangunan
dengan bukti kepemilikan berupa Surat Girik Letter C atau yang dipersamakan dengan itu, termasuk Akta Jual Beli yang dibuat oleh
notaris atau pejabat lainnya yang berwenang. Yang dimaksud dengan SPPT pada satu tahun terakhir adalah SPPT satu tahun terakhir minimal
pada saat debitur mengajukan kredit. 3. Pemberian kredit kepada pihak terkait dengan BPR, debitur grup, danatau
debitur besar, kredit yang mengandung risiko tinggi serta kredit yang perlu dihindari, paling kurang meliputi:
a. persentase jumlah maksimum penyediaan keseluruhan fasilitas kredit yang diberikan kepada pihak terkait dengan BPR, debitur grup danatau
debitur besar terhadap jumlah modal BPR, dengan Pedoman Standar Kebijakan Perkreditan BPR DKBU 5 berdasarkan pada perhitungan
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM BPR. b. persentase jumlah maksimum penyediaan fasilitas kredit kepada pihak
terkait dengan BPR, debitur grup, danatau debitur besar dengan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Batas
Maksimum Pemberian Kredit BMPK.
Universitas Sumatera Utara
c . tata cara penyediaan kredit kepada pihak terkait dengan BPR, debitur grup, danatau debitur besar, yang akan disindikasikan dan berbagi risiko
risk sharing dengan bank lain yaitu minimal harus disetujui oleh 1 satu orang anggota Direksi dan 1 satu orang anggota Dewan
Komisaris. d. memelihara daftar nama pihak terkait dengan BPR, debitur grup, danatau
debitur besar dalam rangka menjamin efektifitas penerapan batas maksimum penyediaan keseluruhan fasilitas kredit yang diberikan oleh
BPR kepada pihak terkait dengan BPR, debitur grup, danatau debitur besar.
e. prosedur perkreditan yang disetujui oleh Direksi harus memuat kriteria pihak terkait dengan BPR dan debitur grup dengan mengacu pada
ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK, serta kriteria debitur besar yang ditetapkan
oleh Direksi. Berdasarkan kebijakan tersebut, maka prosedur pemberian kredit
berdasarkan pendapat para ahli terdiri dari beberapa teori, antara lain : a.
Muchdarsyah Sinungan Prosedur pemberian kredit meliputi permohonan kredit, analisis kredit,
keputusankredit,pencairan dan pengawasan kredit sampai kredit lunas. Untuk mendapatkan kredit, terlebih dahulu calon nasabah diharuskan
Universitas Sumatera Utara
mengajukan permohonan kredit. Pengajuan permohonan kredit harus mencantumkan dan melengkapi dokumen administrasi kredit.
116
b. Veithzal dan Andria
Langkah-langkah yang lazim dalam prosedur pemberian kredit yaitu persiapan kredit, penilaian kredit, keputusan atas permohonan kredit,
pengawasan kredit serta pelunasan kredit.
117
Selanjutnya, petugas bank melakukan analisis kredit berdasarkan pedoman yang sudah
ditentukan pihak bank.
118
c. Kasmir
Prosedur pemberian kredit meliputi pengajuan berkas-berkas, penyelidikan berkas pinjaman, wawancara I, on the spot, wawancara
II, keputusan kredit, penandatanganan akad kredit atau perjanjian lainnya, realisasi kredit dan penyaluran atau penarikan dana.
119
116
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank Jakarta : Bumi Aksara, 1993, hlm. 31.
117
Veithzal dan Andria, Kredit Manajemen Hand Book Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 189.
118
Bank Perkreditan Rakyat, http:mynet-singojuruh.blogspot.co.id201312bank- perkreditan-rakyat.html?m= diakses pada 1 April 2016.
119
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi VI Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998, hlm. 94.
Setelah permohonan kredit diterima oleh bank, calon nasabah diminta untuk
memberi keterangan-keterangan tambahan yang dapat menjelaskan isi dari berbagai dokumen yang disampaikannya kepada bank.
Keterangan-keterangan tersebut bisa disampaikan secara lisan melalui
Universitas Sumatera Utara
wawancara maupun tertulis sesuai dengan informasi maupun data yang diminta oleh petugas bank.
120
d. Thomas Suyatno, et.al
Langkah-langkah yang lazim dalam prosedur pemberian kredit yang harus ditangani oleh bank, yaitu permohonan kredit, penyidikan dan
analisis, keputusan persetujuan atau penolakan permohonan, pencairan kredit, administrasi, pengawasan dan pembinaan serta pelunasan
kredit.
121
e. Suhardjono
Menuliskan bahwa prosedur pemberian kredit dibagi dalam 4 tahapan yaitu: tahapan kegiatan prakarsa dan analisa atas permohonan kredit,
tahapan pemberian rekomendasi, tahapan pemberian putusan kredit dan tahapan pencairan kredit.
122
Dalam mengalokasikan kredit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. oleh Bank Perkreditan Rakyat BPR, antara lain :
123
a. Dalam memberikan kredit, Bank Perkreditan Rakyat BPR wajib
mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian.
b. Dalam memberikan kredit, Bank Perkreditan Rakyat BPR wajib
memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum
120
Bank Perkreditan Rakyat, http:mynet-singojuruh.blogspot.co.id201312bank- perkreditan-rakyat.html?m= diakses pada 1 April 2016.
121
Thomas Suyatno, et.al, Kelembagaan Jakarta : Gramedia, 1997, hlm. 69.
122
Suhardjono, Manajemen Perkreditan Usaha Kecil dan Menengah Yogyakarta : UPP KMP YKPN, 2005, hlm 195.
123
Bank Perkreditan Rakyat, http:mynet-singojuruh.blogspot.co.id201312bank- perkreditan-rakyat.html?m= diakses pada 1 April 2016.
Universitas Sumatera Utara
pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat BPR kepada
peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan Bank
Perkreditan Rakyat BPR tersebut. Batas maksimum tersebut adalah tidak melebihi 30 dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan Bank Indonesia. c.
Dalam memberikan kredit, Bank Perkreditan Rakyat BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum
pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat BPR kepada
pemegang saham dan keluarga yang memiliki 10 atau lebih dari modal disetor kepada pihak terkait, antara lain:
124
1 Pemegang saham yang memiliki saham 10 sepuluh persen
atau lebih dari modal disetor. 2
Anggota Dewan Komisaris. 3
Anggota Direksi. 4
Pihak yang mempunyai hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua, baik horisontal maupun vertikal, dengan pihak-pihak
sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf c. 5
Pejabat Eksekutif;
124
Pasal 7 Peraturan Bank Indonesia Nomor 1113PBI2009 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Perkreditan Rakyat
Universitas Sumatera Utara
Yang dimaksud dengan Pejabat Eksekutif adalah Pejabat Eksekutif sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia
tentang BPR. 6
Perusahaan-perusahaan bukan Bank yang dimiliki oleh pihak- pihak sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf e
yang kepemilikannya baik individual maupun keseluruhan sebesar 25 dua puluh lima persen atau lebih dari modal disetor
perusahaan.
B. Pengembangan Kompetensi Bank Perkreditan Rakyat