menangani permasalahan yang timbul dalam sistem keuangan sehingga dapat menjamin tercapainya stabilitas sistem keuangan.
81
B. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan
Lembaga OJK adalah lembaga baru yang didirikan berdasarkan UU OJK.
82
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat diartikan bahwa OJK adalah sebuah lembaga pengawasan jasa keuangan seperti industri perbankan, pasar modal,
reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi. Pada dasarnya Undang-Undang tentang OJK ini hanya mengatur mengenai pengorganisasian
tanpa pelaksanaan kegiatan keuangan dari lembaga yang memiliki kekuasaan Lembaga ini didirikan untuk melakukan pengawasan atas industri jasa
keuangan secara terpadu. Otoritas Jasa Keuangan adalah sebuah lembaga pengawas jasa keuangan seperti industri perbankan, pasar modal, reksadana,
perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi yang sudah harus terbentuk pada tahun 2010. Keberadaan OJK sebagai suatu lembaga pengawas sektor
keuangan di Inodesia perlu untuk diperhatikan dengan baik dalam segala hal untuk mendukung keberadaan OJK tersebut.
Secara yuridis, menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 OJK, dirumuskan bahwa OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan
pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang ini.
81
Penjelasan Umum UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
82
HamudM.Balfas.,Op.Cit. http:www.medianotaris.comotoritas_jasa_keuangan_hatihati_investasi_bodong_berita155.html
diakses pada 18 Februari 2016
Universitas Sumatera Utara
didalam pengaturan dan pengawasan terhadap sektor jasa keuangan. Oleh karena itu, dengan dibentuknya OJK diharapkan agar dapat mencapai mekanisme
koordinasi yang lebih efektif didalam penanganan masalah-masalah yang timbul didalam sistem keuangan.
Adapun yang menjadi visi dan misi dalam pembentukan lembaga OJK ini adalah :
1. Misi
a. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel. b.
Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil
c. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
2. Visi
Menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu
mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar bagi perekonomian nasional yang memajukan kesejahteraan umum.
Dengan terbentuknya lembaga ini, OJK bermaksud agar keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan tersebut :
a. Terselenggara secara adil, transparan dan akuntabel.
b. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil. c.
Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Otoritas Jasa Keuangan melaksanakan tugas dan wewenangnya untuk mengawasi seluruh lembaga jasa keuangan berlandaskan asas-asas sebagai
berikut:
83
a. Asas independensi, yakni independen dalam pengambilan dan
pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang Otoritas Jasa Keuangan dengan tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. b.
Asas kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan dan keadilan
dalam setiap kebijakan penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan. c.
Asas kepentingan umum, yakni asas yang membela dan melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat serta memajukan
kesejahteraan umum. d.
Asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak
diskriminatif tentang penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi dan
golongan, serta rahasia negara termasuk rahasia sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
e. Asas profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam
pelaksanaan tugas dan wewenang Otoritas Jasa Keuangan dengan
83
Penjelasan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
Universitas Sumatera Utara
tetap berlandaskan pada kode etik dan ketentuan peraturan perundang- undangan.
f. Asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai moral
dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan.
g. Asas akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan
dan hasil akhir dari setiap kegiatan penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
Tujuan lain dari pembentukan OJK adalah agar keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil, dalam konsep berkelanjutan sustainable development. Sebagaimana menurut The World Business Council for Sustainable Development
yang menggambarkannya dengan kalimat: “business commitment to contribute the sustainable economic development,
working with employees, their the local community, and society at large to improve their quality in life.”
84
Otoritas Jasa Keuangan merupakan lembaga yang menyelenggarakan fungsi pemerintahan dalam rangka mengatur dan mengawasi kegiatan sektor jasa
keuangan. Terjemahan bebas dari kalimat di atas adalah sebagai suatu komitmen
bisnis untuk memberikan kontribusi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, bekerja sama dengan pegawai, keluarganya, komunitas dan masyarakat luas
untuk meningkatkan kualitas hidup bersama.
85
84
https:ilhams1993.wordpress.comotoritas-jasa-keuangan-ojk diakses pada tanggal 22 Februari 2016.
85
Pasal 5 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
Fungsi OJK sebagai regulator adalah menyelenggarakan sistim
Universitas Sumatera Utara
pengaturan dan pengawasan audit yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Berdasarkan itu, seluruh kegiatan jasa
keuangan yang dilakukan oleh berbagai lembaga keuangan tunduk pada sistim pengaturan dan pengawasan OJK. Seperti sektor Perbankan, Pasar Modal,
Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya.
86
Di dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Otoritas Jasa Keuangan merupakan lembaga independen seperti yang telah dijelaskan pada Pasal 2 ayat
2 UU Otoritas Jasa Keuangan bahwa Otoritas Jasa Keuangan merupakan lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas
dari campur tangan pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-Undang ini.
87
Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang independen, maksudnya independen adalah “bebas”, “merdeka”.
Pihak lain tidak diperbolehkan campur tangan terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang Otoritas Jasa Keuangan agar menjamin terselenggaranya
pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan yang optimal dan mampu meningkatkan daya saing nasional. Dengan demikian, seperti ketentuan yang
diatur dalam Pasal 2 ayat 2 bahwa Otoritas Jasa Keuangan harus bebas dari campur tangan pihak lain.
88
86
Bismar Nasution, Op.Cit.,hlm.3.
87
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
88
Pengertian Independensi, http:id.wikipedia.orgwikiindependensi diakses pada tanggal 22 Februari 2016
Independensi adalah suatu keadaan atau posisi dimana kita tidak terkait dengan pihak manapun dan darimanapun.
Istilah independensi tersebut dapat diartikan sebagai ide untuk tidak dipengaruhi atau dikendalikan oleh pihak lain, independensi setiap badan regulator dapat
Universitas Sumatera Utara
dilihat dari empat sudut yang terkait satu sama lain, yaitu regulasi, pengawasan, institusional, dan anggaran.
89
Lembaga pengawasan yang independen supervisory independence sangat penting untuk sektor keuangan.
90
Menurut penjelasan umum UU OJK, dikemukakan bahwa independensi OJK diwujudkan dalam 2 hal, yaitu : secara
kelembagaan OJK tidak berada di sistem pemerintahan Republik Indonesia dan pimpinan OJK memiliki kepastian atas jabatannya. Persoalan lain yang
mempengaruhi independensi OJK adalah pembiayaan di OJK yang bersumber dari APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara danatau pungutan dari
pihak yang melakukan kegiatan pada sektor jasa keuangan.
91
Pungutan ataupun iuran akan mengurangi independensi OJK, sehingga alangkah lebih baik apabila dana OJK berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara. Akan tetapi demi perkembangan industri jasa keuangan di Indonesia, pungutan atau iuran dapat saja dilakukan oleh OJK. Independensi
OJK tercermin di dalam kepemimpinan OJK itu sendiri. Secara perseorangan, pimpinan OJK memiliki kepastian masa jabatan dan tidak dapat diberhentikan
kecuali memenuhi alasan secara tegas yang diatur dalam Undang-Undang ini. Disamping itu, dalam mendapatkan pimpinan OJK yang tepat, Undang-Undang
ini mengatur mekanisme seleksi yang transparan, akuntabel dan melibatkan
89
Kenneth Kaoma Mwenda, Legal Aspects of Financial Services Regulation and the Concept of a Unified Regulator, the World Bank, 2006, hlm. 20
90
Ibid, hal. 21.
91
Pasal 34 ayat 2 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
Universitas Sumatera Utara
partisipasi publik melalui suatu panitia seleksi yang unsur-unsurnya terdiri dari pemerintah, Bank Indonesia dan masyarakat sektor jasa keuangan.
92
Independensi bagi BI dan OJK juga tidak diserahkan kepada kedua lembaga ini secara mutlak. Hal ini dapat dilihat dari dalam urusan penyehatan
perbankan menyangkut persoalan ekonomi sebagaimana yang dapat ditentukan dalam Pasal 39 UU OJK. Sehingga independensi dalam pengaturan dan
pengawasan perbankan dilakukan pendekatan melalui koordinasi yang baik dalam hal mengeluarkan pengaturan dan melakukan pengawasan yang melekat
pada suatu lembaga yang independen.
93
Secara umum, struktur regulasi yang independen dapat diukur dari beberapa faktor sebagai berikut:
94
a. Independensi dari segi regulasi Regulatory Independence.
95
92
Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
93
Wiwin Rahyani, “Independensi OTORITAS JASA KEUANGAN dalam Perspektif Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang OTORITAS JASA KEUANGAN ”, Jurnal
Legislasi Indonesia, Volume IX No.3, Januari 2013, hlm.369.
94
Bismar Nasution, Op.Cit.,hlm.12 dan 13.
95
Ibid.,hlm.11.
Regulasi di bidang keuangan haruslah didesain untuk memberi keleluasaan
untuk OJK dalam membentuk kebijakan yang tepat. Undang-undang yang ada harus memberi ruang dan fleksibilitas kepada OJK untuk
dapat mendesain dan merubah kebijakan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan ekonomi. Undang-Undang yang terlalu detail menjadi
indirect intervention dimana secara tidak langsung OJK diarahkan dan dikekang untuk mengeluarkan sebuah kebijakan yang belum tentu
sesuai dengan kondisi yang ada.
Universitas Sumatera Utara
b. Independensi dari segi pengawasan Supervisory Independence.
96
1 Perlindungan hukum kepada jajaran OJK dalam melakukan
tugasnya. Jajaran OJK harus mendapat perlindungan hukum ketika mengeluarkan kebijakannya. Hal ini untuk menghindari
adanya keragu-raguan dalam mengambil keputusan karena adanya ancaman tuntutan hukum. Selain itu tuntutan hukum juga dapat
menyebabkan lambatnya pengambilan keputusan dimana hal ini dapat mengakibatkan hasil yang negatif mengingat sifat
perekonomian yang sangat kontekstual. Di banyak negara, undang-undang melindungi regulator dari kewajiban pelaksanaan
tugasyang timbul dari kekuasaan negara, kecuali regulator yang beritikad buruk. Perlindungan regulator penting, agar mereka
bekerja dengan rajin, kompeten, mandiri dan profesional. Tanpa pengawasan yang konsisten dan menyeluruh, regulasi tidak
akan menjadi efektif dalam membentuk rezim sistem keuangan yang efisien dan stabil. Ada beberapa aspek dalam membentuk pengawasan
yang independen sebagai berikut:
97
2 Adanya sistem dan standar yang jelas dalam peraturan OJK
mengenai pengawasaan dan pengenaan sanksi. Sistem dan standar yang jelas dapat mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan
menjadi alat check and balances karena keputusan yang diambil bukanlah berdasarkan kebijakan indvidu tetapi harus mengacu
pada peraturan yang ada. Hal ini dapat meminimalisasi adanya kebijakan yang bersifat subjektif dan menjaga konsistensi dalam
pengawasan regulasi. 3
Sistem remunerasi yang jelas dan terjamin. Harus ada standar gaji yang cukup dan sistem jenjang karir yang berdasarkan merit. Hal
96
Ibid.
97
Kenneth Kaoma Mwenda,Op.Cit, hal 13.
Universitas Sumatera Utara
ini ditujukan untuk meminimalisir potensi korupsi dan juga memastikan bahwa OJK diisi oleh orang-orang yang professional
dan kompeten dalam bidangnya. 4
Adanya sistem sanksi dan banding yang jelas. Struktur yang ada harus memberikan kejelasan dalam proses pengenaan sangsi dan
upaya hukum yang dapat dilakukan serta jangka waktu dalam prosesnya. Hal ini dilakukan tidak hanya untuk menjaga kepastian
hukum, tetapi juga untuk memastikan bahwa otoritas jasa keuangan dapat mengambil tindakan dan kebijakan yang tepat.
c. Independensi dari segi institusi Institutional Independence mengacu
pada status dari otoritas jasa keuangan yang terpisah dari lembaga eksekutif dan legislatif. Mengingat fungsinya yang sangat krusial
untuk menyeimbangkan keadaan perekonomian dan kegagalan fungsi otoritas jasa keuangan yang tidak independen, menjadi sangat penting
untuk menjaga independensi sebuah otoritas jasa keuangan dari pengaruh politik dan pemerintah.
C. Status Otoritas Jasa Keuangan