d Rencana Penyerapan dana Bantuan e Daftar nama siswa penerima
2 Laporan Perkembangan Laporan perkembangan harus menjelaskan tentang:
a Realisasi kegiatan target yang direncanakan b Realisasi pengeluaran dana atas target yang direncanakan
c Gambaran mengenai kontribusi masyarakat d Masalah yang dihadapi dan upaya penyelesaian
3 Laporan Akhir Laporan akhir pelaksanaan harus menjelaskan tentang:
a Realisasi seluruh kegiatan b Realisasi pengeluaran dana
c Kontribusi masyarakat bila ada d Masalah yang dihadapi dan upaya menanggulanginya.
b Laporan Provinsi Laporan pendidikan provinsi menyusun resume laporan pelaksanaan
kegiatan BOMM seluruh SMK dalam bentuk laporan akhir, memuat data kuantitatif dan kualitatif hasil pelaksanaan program. Laporan
akhir disampaikan kepada Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
33
2. MUTU PEMBELAJARAN
a. Pengertian Mutu Pembelajaran
Berdasarkan penjelasan di atas mutu adalah terpenuhinya harapan pelanggan ketika pelanggan tersebut membutuhkan suatu produk atau
layanan jasa. Suatu produk atau jasa dikatakan bermutu atau berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada pelanggan. Juga
dapat dikatakan bahwa produk atau jasa bermutu tinggi apabila tidak terdapat kelemahan atau tidak ada cacat sedikitpun baik mutu melalui
33
Direktorat Pembinaan SMK, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah, departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan tahun 2009 Bantuan Operasional
Manajemen Mutu BOMM, Jakarta: 2009, h. 13-14.
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan dimana mutu adalah suatu kondisi yang bersifat dinamis.
Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
34
Sedangkan menurut M. Sobry Sutikno dalam pengertian lain pembelajaran adalah “usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber
belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa Arief. S. Sadiman, et al., 1990
35
Pembelajaran pada dasarnya menitik beratkan pada tingkah laku siswa atau perbuatan sebagai output keluaran pada diri siswa yang dapat
diamati. Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan
yang dicapai. Selain itu pembelajaran merupakan segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa.
Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa dan dapat meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran.
b. Dimensi Mutu
Ada delapan dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis, terutama
untuk produk manufaktur. Dimensi-dimensi tersebut adalah: 1 Kinerja performance karakteristik operasi pokok dari produk inti.
2 Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan features, yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.
3 Kehandalan reliability, yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.
34
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 19955, Cet. Ke-1, h. 57.
35
M. Sobry Sutikno,, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, Mataram: NTP Press, 2007, Cet. Ke-2, h. 49.
4 Kesesuaian dengan spesifikasi conformance to specifications, yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi
standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 5 Daya tahan durability, berkaitan dengan berapa lama produk
tersebut dapat terus digunakan. 6 Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,
mudah direparasi; penanganan keluhan yang memuaskan. 7 Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.
8 Kualitas yang dipersepsikan perceived quality, yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Bila dimensi-dimensi di atas lebih banyak diterapkan pada perusahaan manufaktur, maka berdasarkan berbagai penelitian
terhadap beberapa jenis jasa, Zeithmal, Berry dan Parasuraman 1985 berhasil mengidentifikasi lima kelompok karakteristik yang digunakan
pleh para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa, yaitu: 1. Bukti langsung tangibles, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai dan sarana komunikasi. 2. Kehandalan reliability, yakni kemampuan memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan. 3. Daya tanggap responsiveness, yaitu keinginan para staf untuk
membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Jaminan assurance, mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, risiko
tau keragu-raguan. 5. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para pelanggan.
36
c. Komponen-Komponen Pembelajaran