Pelaksanaan Terapi ilahiah di Pondok Pesantren Hikmah syahadah

47 pada perubahan pasien, selama menjalani detoksifikasi, pasien hanya menjalani terapi ilahiah dengan dibantu ramuan herbal, seperti air kelapa yang mampu menetralisir obat-obatan, pada tahap ini pihak ponpes juga sama sekali tidak menggunakan obat-obatan medis, sekalipun pasien tersebut tengah mengalami sakau. 1 Adapun detoksifikasi dengan cara medis, pada fase pembersihan darah dan sirkulasi organ-organ tubuh lainnya pada tubuh pencandu dari narkotika, psikotropika atau - at adiktif lainnya, sehingga darah menjadi bersih dan sistem metabolisme tubuh kembali normal. Proses ini dapat dilakukan melalui cara- cara berikut : 1. Cold Turkey abrupt withdrawal yaitu proses penghentian pemakaian Narkoba secara tiba-tiba tanpa disertai dengan substitusi antidotum. 2. Bertahap atau substitusi bertahap, misalnya dengan Kodein, Methadone, CPZ, atau Clocaril yang dilakukan secara tap off bertahap selama 1 – 2 minggu. 3. Rapid Detoxification: dilakukan dengan anestesi umum 6 – 12 jam. 4. Simtomatik: tergantung gejala yang dirasakan. 2 Hal ini sangat berbeda dengan upaya pengeluaran racun NAPZA dalam tubuh pasien di Ponpes rehabilitasi hikmah syahadah yang sama sekali tidak menggunakan obat-obatan medis apalagi memberikan NAPZA dengan dosis yang sangat rendah misalnya metadon, jadi begitu pasien masuk 1 Wawancara pribadi dengan Pak. Rhomdin pimpinan pondok pesantren, tanggal 13 agustus 2011 pukul 10:30 WIB. 2 Sumber: Kapanlagi.comhttp:gudang-info.comgaya-hidupkesehatanpengobatan-dan- terapi-narkoba.html 48 mendaftarkan dirinya sebagai pasien, pihak ponpes langsung melakukan upaya pemutusan NAPZA, sekalipun pasien tersebut tengah mengalami sakau. Maka di sinilah kelebihan dari pengobatan pasien Nap . a di pondok pesantren hikmah syahadah karena pasien tidak merasakan efek kimia dari obat-obatan medis. 3 Setelah menjalani detoksifikasi atau tahap penanganan awal, maka pasien mengikuti serangkaian pelaksanaan terapi ilahiah. Berikut langkah- langkahnya. 1. Minum Air Do’a Air do’a ini merupakan air khusus yang telah dibacakan ayat-ayat syifa, ayat-ayat syifa tersebut yaitu surat al-Falaq, an-Nas, al-Ikhlas, al- Fatihah, al-Baqarah ayat 1-7, ayat kursi dan at-Taubah. Minum air do’a ini juga merupakan anjuran Rasulullah karena mampu menyerap energi positif ke dalam tubuh. Minum air do’a dilakukan sebelum melaksanakan terapi telunjuk petir dengan tujuan agar air positif tersebut menjalar ke seluruh tubuh, menyerap ke seluruh syaraf-syaraf dan memperlancar peredaran darah, atau ibarat kata sambil disuntik di bantu dengan minum obat. 4 Kak Fadly memperjelas kembali tentang air do’a ini. 3 Wawancara pribadi dengan Pak. H. Rhomdin pimpinan pondok pesantren, tanggal 13 agustus 2011 pukul 10:30 WIB. 4 Wawancara pribadi dengan Pak H.Rhomdin Pemimpin Pondok pesantren, tanggal 20 juli Pukul 11:00 WIB 49 “Air do’a atau air khusus ini adalah air yang sudah dibacakan ayat-ayat syifa oleh pemimpin ponpes, jika kita melihat keefektifannya kita bisa melihat dari sebuah penelitian air yaitu the power of water”.5 2. Terapi Gurat Telunjuk Petir Terapi telunjuk petir adalah terapi yang dilakukan dengan cara mengguratkan jari ke titik-titik syaraf tubuh si pasien yang dibarengi dengan do’a dan dibasuhkan air do’a, sehingga adanya energi positif yang masuk kedalam tubuh si pasien. 6 Hal ini di sebagaimana dijelaskan oleh kak Fadhly bahwa “Terapi telunjuk petir yang dulu hanya disebut dengan terapi gurat adalah terapi yang menggunakan jari dan air do’a sebagai medianya, dan air do’a tersebut sudah dibacakan surat-surat yang terkandung di dalam al-qur’an, seperti ayat kursi, surat al-falak, surat an-nas, dan surat al-fatihah. Maka dari air do’a tersebut terdapat energi positif yang masuk ke dalam tubuh pasien”. 7 Pak H. Rhomdin mempelajari ilmu terapi telunjuk petir dari seorang sesepuh yang bernama alm Ende Wirta, lalu diamalkan oleh pak haji sebagai pengobatan alternatif bagi segala penyakit medis khususnya bagi korban NAPZA, dan penyakit non medis. Untuk mendapatkan ilmu ini juga tidak mudah karena sangat banyak proses yang dilalui seperti 5 Wawancara pribadi dengan Rasyid Fadhli pengurus pondok pesantren, tanggal 20 Juli 2011 pukul 10:00 WIB 6 Wawancara pribadi dengan pak H. Rhomdin pimpinan pondok pesantren , tanggal 25 juli 2011 pukul 17:00 WIB. 7 Wawancara pribadi dengan Rasyid Fadly selaku pengurus pondok pesantren, tanggal 20 Juli pukul 09:30 WIB. 50 berpuasa dan dan melewati beberapa pantangan seperti tidak boleh melakukan ina, mengkonsumsi NAPZA, mencuri dan perbuatan maksiat. 8 Hal ini diperkuat oleh pernyataan kak Fadhly, yaitu sebagai berikut “Keistimewaan terapi ini dibandingkan dengan terapi yang lainnya yaitu mampu menyembuhkan penyakit medis dan non medis, selain itu juga adanya kontak fisik langsung antara sang terapis dengan pasien”. 9 Adapun teknik pelaksanaan terapi telunjuk petir yaitu sebagai berikut: a. Duduk menghadap kiblat b. Membaca syahadat c. Meminum air do’a d. Membubuhkan air do’a ke ubun-ubun pasien e. Mulai mengguratkan jari ke daerah kepala seperti kening, bawah telinga dan tengkuk kepala f. Gurat pada bagian dada dan perut g. Gurat pada bagian punggung h. Gurat pada bagian tangan i. Gurat pada bagian kaki seperti paha depanbelakang dan betis Terapi ini dilakukan empat kali dalam seminggu, yakni pada malam minggu, malam senin, mlam rabu dan malam jum’at. Jumlah guratan tersebut harus ganjil yakni antara 7-11 kali guratan, apabila si 8 wawancara pribadi dengan pak H.Rhomdin pemimpin pondok pesantren , tanggal 20 juli 2011 pukul 20:00 WIB 9 Wawancara pribadi dengan Rasyid Fadhli pengurus pondok pesantren, tanggal 20 Juli 2011 pukul 10:00 WIB 51 pasien merasakan kesakitan yang luar biasa, maka diwajibkan untuk membaca kalimat tasbih, tahmid dan takbir. 10 Hal tersebut juga diperjelas oleh Rasyid Fadhly “Memang kalau awal-awal menjalani terapi ini pasien sangat kesakitan bahkan ada yang sampai muntah-muntah maka sesakit apapun, si pasien harus mengucap asma Allah” 11 Rendy pun mengalami rasa sakitnya terapi ini, berikut cerita rendy “Waktu pertama mah memang sakit banget, tapi setelah itu badan jadi terasa enteng, jadi nafsu makan dan tidur nyenyak, eh sekarang mah saya jadi ketagihan pengen diterapi terus, jadi udah gak terlau sakit kayak pas awal-awal aja”. 12 Sama halnya dengan Gilang, gilang pun menceritakan perihal pengalamannya tentang terapi ini “Pas awal terapi ini saya sagat kaget karena emang sakit banget, serasa ada yang nyetrum dari dalem, jadi rasanya perih sakit gitu, tapi emang bener setelahnya badan jadi serasa enteng dan plong”. 13 3. Mandi Malam Terapi ini bertujuan untuk menghilangkan pengaruh obat karena air tersebut sudah dicampur dengan garam dan dibacakan do’a, Terapi mandi malam ini dilaksanakan pada malam hari yaitu pada malam jum’at pada pukul 24:00 WIB, atau menunggu sampai air tersebut benar-benar dingin sehingga si pasien merasa menggigil. 14 10 Hasil pengamatan pada tanggal 24 Juli 2011. Pukul 21:30 WIB 11 Wawancara pribadi dengan Rasyid Fadly pengurus pondok Pesantren, tanggal 24 Juli 2011 pukul 20:00 WIB 12 Wawancara pribadi dengan Rendy pasien Nap a pada tanggal 24 Juli Pukul 21:30 WIB. 13 Wawancara pribadi dengan Gilang pasien Na p 0 a, tanggal 21 Juli pukul 11:00 WIB. 14 Wawancara pribadi dengan Pak H.Rhomdin Pemimpin Pondok Pesantren, tanggal 20 juli Pukul 20:30 WIB 52 Dari ketujuh kulah 15 yang ada, yang telah dipercaya khasiatnya dari masing-masing kulah tersebut, biasanya kulah yang dipakai untuk mandi malam pasien adalah kulah yang ke empat, teknik pelaksanannya yaitu dengan cara berendam dan satu kulah biasanya digunakan untuk 1-3 orang. 16 4. D 1 ikir Syifa D 1 ikir syifa ini dilakukan setiap sehabis sholat lima waktu, dengan tambahan lantunan ayat-ayat syifa seperti surat al-Ikhlas, al-Falak, al- Baqarah ayat 1-7, al-Fatihah, an-Nas, at-Taubah, lalu membaca asmaul husna. Terapi ini bersifat terapi mental karena mampu memberikan ketenangan jiwa sehingga pasien menjadi tidak selalu merasa gelisah dan memberi keyakinan bahwa kesembuhan itu datangnya dari Allah SWT. 17 Dari pembahasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa langkah-langkah terapi ilahiah yang digunakan sebagai pengobatan di pondok pesantren ini, semuanya tidak terlepas dari sebuah keyakinan kepada Allah SWT melalui d 1 ikir dan do’a dengan menggunakan air dan gurat telunjuk sebagai medianya. Do’a dan 1 ikir mempunyai hubungan yang erat, menurut Qurays Syhab, bahwa do’a adalah merupakan sebagian dari 1 ikir, do’a adalah permohonan, setiap 1 ikir walaupun dalam redaksinya terdapat 15 Kulah adalah bak penampungan air yang terbuat dari semen 16 Wawancara pribadi dengan Rasyid Fadhly pengurus pondok pesantren tanggal 12 agustus pukul 11:00 WIB. 17 Wawancara pribadi dengan pak H.Rhomdin pemimpin pondok pesantren tanggal 12 juli 2011 pukul 11:00 WIB. 53 permohonan, tetapi kerendahan hati dan rasa berhajat kepada Allah SWT yang selalu menghiasi ped 2 ikir, mendirikan 2 ikir itu mengandung sebagai permohonan 18 , yang penting di dalam terapi pengobatan dengan media d 2 ikir adalah keimanan, keyakinan terhadap Allah SWT, di dalam usaha dan ikhtiar itu kita sandarkan betul-betul kepada Allah SWT. Sedangkan pada media air, karena adanya energi positif dari air do’a tersebut, seperti apa yang dikatakan seorang ahli penelitian “Dr Masaru Emuto” yaitu tentang the power of true water, bahwa air mampu mengantarkan informasi ke dalam tubuh, karena kualitas air bergantung pada informasi yang diterimanya, konsekuensi logisnya adalah manusia sebagai makhluk yang sebagian besarnya terbentuk dari air sudah seharusnya diberikan informasi yang baik, jika kita melakukan hal ini maka pikiran dan tubuh kita akan menjadi sehat, maka sebaliknya, jika kita menerima informasi yang buruk maka kita akan merasakan sakit. 19 Selanjutnya yaitu berkaitan dengan teknik pemijatan, teknik pemijatan ini sama halnya dengan terapi gurat telunjuk petir, karena adanya sentuhan antara guratan jari dengan sistem-sistem syaraf pada tubuh si pasien, yaitu seperti melakukan pemijatan. Terapi pijat merupakan upaya penyembuhan yang aman, efektif dan tanpa efek samping. Terapi dengan teknik pijat dapat digunakan mengobati berbagai gangguan sehingga terapi pijat diyakini sebagai salah satu cara paling jitu dan manjur untuk menghilangkan rasa lelah, stres, otot kaku, dan pegal-pegal, hal itu 18 Ust Mujaddidul Islam Mafa, Menyibak Kedasyatan Dzikir Lumbung Insani,2009, h. 34. 19 Masaru Emoto, The True Power Of Water. Mq Publishing: cet ke-9 2007. Bandung, h.19. 54 karena pijat akan merangsang titik-titik akupuntur tubuh manusia agar bekerja lebih baik dan normal. Teknik pemijatan untuk penyembuhan bisa dilakukan pada beberapa bagian tubuh atau titik tubuh tertentu, hal itu karena organ di dalam tubuh berhubungan langsung dengan bagian luar atau titik akupuntur tubuh yang berada di bagian kepala, tangan, kaki, dan telinga. Seperti yang sudah dijelaskan dalam ilmu medis bahwa melakukan pemijatan di daerah kepala berfungsi sebagai melancarkan peredaran darah dan merefresh saraf pusat yang mampu menyembuhkan gangguan pada mata, hidung tersumbat, sakit gigi, insomnia dan kaku di leher. Di bagian menyembuhkan penyakit nyeri antara rusuk, kencing manis, darah rendah, dan wasirambeien. Di bagian lengan untuk menyembuhkan penyakit keseleo, darah tinggi dan reumatik dada dan perut menyembuhkan penyakit paru-paru, mual, gangguan usus, kurang nafsu makan, kemandulan dan gangguan lever. Di bagian punggung mampu lumpuh. Di bagian kaki seperti paha dan betis dapat menyembuhkan penyakit kencing manis, gangguan kelenjar, gangguan ambeien, kaki reumatiklumpuh dan sembelit. Di bagian kaki mampu menyembuhkan kaku di lutut dan merangsang peredaran darah. Maka tidak heran jika terapi telunjuk petir ini sangat berkhasiat mengobati berbagai penyakit medis, karena terapi ini mengikat pada dua kekuatan yaitu adanya kekuatan do’a melalui air yang menyerap ke syaraf pasien serta adanya sentuhan medis seperti teknik pemijatan melalui 55 guratan telunjuk petir pada titik syaraf atau titik-titik akupuntur pada tubuh si pasien. 20

B. Hasil yang dicapai

Berikut ini diuraikan dampak pada pasien pengguna Nap 3 a setelah menjalani proses rehabilitasi dengan terapi ilahiah. Adapun dampak real yang nampak pada pasien ditinjau dari 3 tiga aspek yaitu spritual, kesehatan dan sosial. 1. Spiritual Perlu diingat bahwa salah satu faktor utama seseorang menjadi pecandu adalah krisis pengetahuan dalam bidang agama, yang menyebabkan ia tidak mampu untuk mengendalikan dirinya sendiri. Seperti apa yang diungkapkan oleh Gatot: Dulu ibadah saya bolong-bolong, mungkin karena kurangnya pengetahuan agama yang menyebabkan saya menjadi seorang pecandu maka ketika awal menjalani rehabilitasi, bagi saya terapi d 3 ikir yang paling berat godaannya, karena terapi ini bersifat terapi pendekatan kepada Allah, apabila kita menjalaninya dengan khusyu’ dan penuh penghayatan maka disitu kita akan merasa lebih tenang dan adanya keinginan untuk bertaubat, tapi Alhamdulillah untunglah para pengurus selalu membimbing dan mengayomi, bahkan mereka sering memberikan do’a-do’a sebagai 20 Hasil pengamatan pada tanggal 24 Juli 2011. Pukul 20:30 WIB 56 pedoman hidup, jadi sekarang saya sudah mulai terbiasa dan tenang menjalaninya. 21 Hal ini juga sama dengan apa yang dikatakan ka Fadhly tentang kondisi spritual Rendy “Dulu Rendy sangat pembangkang ketika diajak untuk melaksanakan ibadah ia sering menolak dengan gaya bahasa yang agak membentak, namun Alhamdulillah sekarang ia sudah mulai belajar untuk tidak meninggalkan sholat lima waktu bahkan sudah mulai belajar puasa sunnah.” 22 Proses rehabilitasi dari aspek spriritual ditujukan untuk membangun pondasi agama pada diri pasien. Pihak pesantren menanamkan ajaran-ajaran agama agar dapat membangun kesadaran jiwa pasien untuk mengontrol diri self control dalam menghindari Nap 4 a. Dari observasi dan wawancara yang dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa aspek spiritual merupakan treatment yang paling esensi dalam proses rehabilitasi. Karena membangun kesadaran seseorang dalam mengontrol diri merupakan kunci utama dalam menghindari Nap 4 a. dampak yang nampak pada pasien berupa: a. Takut akan dosa b. Ta’at ajaran agama c. Menjaga serta mempertahankan keseimbangan rohani d. Rajin beribadah, dan 21 Wawancara pribadi dengan Gilang pasien Na 56 a tanggal 21 Juli 2011. Pukul 20:00 WIB. h 22 Wawancara pribadi dengan Rasyid Fadhly pengurus pondok pesantren, tanggal 12 agustus 2011. Pukul 11:00 WIB.

Dokumen yang terkait

Strategi pengkaderan da'i Pondok Pesantren Daarul Hikmah desa Pekayon Sukadiri Tangerang

1 58 89

Pola komunikasi Kyai dan Santri di Pondok Pesantren al-Asmaniyah Kampung Dukuhpinang, Tangerang, Banten

3 113 82

Strategi Dakwah Melalui Program Pembinaan Mantan Korban Napza Di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah Tangerang

0 8 115

PERBANDINGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BERBASIS MULTIKULTURAL Perbandingan Model Pendidikan Karakter Pondok Pesantren Darusy Syahadah Berbasis Multikultural dan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Berbasis Potensi Diri Tahun

0 6 19

PERBANDINGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BERBASIS MULTIKULTURAL Perbandingan Model Pendidikan Karakter Pondok Pesantren Darusy Syahadah Berbasis Multikultural dan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Berbasis Potensi Diri Tahun

0 3 18

PRAKTIK BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK DI PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BOYOLALI Praktik Bimbingan Konseling Kelompok Di Pondok Pesantren Darusy Syahadah Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 7 14

PRAKTIK BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK DI PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BOYOLALI Praktik Bimbingan Konseling Kelompok Di Pondok Pesantren Darusy Syahadah Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 4 17

MODEL PENYEMBUHAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIK PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) : Studi Eksplorasi Metode, Peranan dan Keterampilan pada Korban Penyalahgunaan NAPZA di Pondok Pesantren Suryalaya.

1 5 75

metode terapi dan rehabilitasi korban napza

0 4 16

PENGELOLAAN WAKAF PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH SIRAMPOG KABUPATEN BREBES

0 1 22