Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

2 kesempatan yang seluas-luasnya berperan serta dalam membantu upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Nap a. 2 Al-Qur’an yang menjelaskan tentang penyalahgunaan Nap a, berikut ayat-ayatnya k‰»ƒ ûï qYBä JR Jƒ: Ž£ŠJ9r ÁR{r N»9—{r §_‘ `B Jã `»Ü‹±9 nq7G_ù N3=è9 bqs=ÿ? ÇÒÉÈ “hai-hai orang yang beriman, sesungguhnya meminum arak, khmr, berjudi, berkurban tentang berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan syaitan. maka jauhilah perbuatan-perbuatan tersebut agar kamu mendapat keberuntungan ” .Qs. Al-maidah, ayat 90 qÿRr ’û ‹6™ wr q=? 3ƒ‰ƒ ’ p3=kJ9 qZ¡mr b =t† ûüZ¡sJ9 ÇÊÒÎÈ “dan jangan lah kamu menjerumuskan dirimu dengan tanganmu sendiri ke dalam kebinasaan”. Qs. Al-baqarah, ayat 195. 3 Dampak penyalahgunaan narkoba beresiko sangat tinggi, ibarat rayap yang mengeogoti kayu, Nap a merusak psikis, fisik dan mental seseorang yang berujung pada kematian. Perlu diketahui bahwa : 1. Penyalahguna Nap a merusak kesehatan seseorang baik secara jasmani maupun rohani a. Penyalahgunaan Nap a merusak susunan saraf pusat yang mengakibatkan kerusakan sel otak yang irreversible, kerusakan hati, jantung, ginjal, paru-paru dan organ tubuh.dan lainnya 2 Departemen Sosial, Bimbingan Teknis Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta:2002, h. 4. 3 BNN RI, Modul Pelatihan Tokoh Masyarakat Sebagai Fasilitator Penyuluh Jakarta: 2009, h. 62. 3 b. Pecandu dengan suntikan mempunyai resiko kematian tujuh kali lebih tinggi dan populasi umum pada kelompok umur yang sama. c. Penggunaan jarum suntik bergantian oleh pengguna Nap a suntikan IDU adalah cara yang paling efektif menularkan HIV, virus penyebab AIDS. 2. Penyalahgunaan Nap a menimbulkan gangguan pada perkembangan normal seseorang, daya ingat, perasaan persepsi dan kendali diri. a. Karena penggunan Nap a, akan diikuti oleh perubahan pikiran, perasaan dan perilaku maka, hal-hal yang dalam kondisi normal tidak akan dilakukan oleh seseorang, setelah memakai Nap a tidak ada yang tidak mungkin ia lakukan untuk melukai diri sendiri maupun membunuh orang, artinya sang pecandu tidak lagi dapat bertindak secara rasional. b. Narkoba dapat mengubah watak seseorang yang lembut menjadi bersikap lebih kasar. 3. Mengkonsumsi Nap a saat hamil akan mengakibatkan kecacatan bagi sang jabang bayi dan kelainan bawaan. 4. Penyalahgunaan Nap a merusak karir seseorang, karena narkoba dan karir tidak bisa berjalan bersama. 5. Akibat penyalahgunaan Nap a yang sangat parah adalah merusak keharmonisan keluarga, karena kehidupan narkoba yang tidak berfungsi normal berkaitan erat dengan penyalahgunaan Nap a yang akhirnya memecah belah keharmonisan keluarga. 4 Pada umumnya faktor-faktor penyebab penyalahgunaan Nap a yaitu: Keterangan: 1. Ketersediaan Nap a Peningkatan permasalahan penyelundupan dan peredaran gelap Nap a dewasa ini sudah sangat memprihatinkan. Indonesia sudah menjadi daerah pemasaran gelap Nap a dan sebagai produsen, bahkan terkenal sebagai produsen ekstasi terbesar di dunia, maka upaya pemerintah dalam menegakan hukum perlu dilakukan secara terpadu yaitu dengan menerapkan undang-undang, dan peraturan-peraturan secara tegas dan konsisten. 2. Faktor individu Aspek kepribadian cirri-ciri yang dianggap sebagai faktor pendahulu dari riwayat penyalahguna Nap a pada seseorang antara lain yaitu: a. Kepribadian ingin melanggar b. Sifat memberontak c. Melawan apa saja yang berbau otoritas d. Menolak nilai-nilai yang tradisional e. Mudah kecewa f. Sifat tidak sabar N A R K O TI K A IN D I V I DU L IN G K U N G A N S O S I A L 5 3. Faktor lingkungan Perkenalan pertama dengan Nap a pada umumnya dipengaruhi oleh teman sebaya, pengaruh teman kelompok ini dapat menciptakan keterikatan dan kebersamaan, sehingga yang bersangkutan cenderung sukar untuk melepas diri, ditambah lagi keinginan seseorang untuk diterima sebagai anggota kelompok dan keinginan dalam satu kelompok ini semakin kuat. 4 Pemahaman terhadap agama atau hal-hal yang bersifat spritualitas mengalami pergeseran yang bermakna, agama dipahami secara parsial dan hanya ada pada tataran tertentu serta minim dalam aplikasinya, sehingga manusia kehilangan pegangan. Kemapaman pada aspek lahiriah lebih mendominasi sedangkan pemenuhan terhadap kebutuhan psikis khususnya spiritual cenderung terabaikan , shingga mengakibatkan individu tersebut mengalami “kegeseran jiwa”. Dalam kondisi tersebut tidak sedikit individu yang terperosok pada tindakan amoral, kriminalitas, pelacuran dan Nap a. 5 Peran orangtua sangat penting di dalam keluarga, orangtua harus lebih mengawasi anak-anaknya dan mencari informasi sedalam-dalamnya sehingga bisa mengetahui lingkungan di mana sang anak bergaul, jika sang anak sudah terlanjur terbawa arus pergaulan yang salah sehingga menjadi pecandu barang haram narkoba maka pengobatan rehabilitasilah yang paling tepat guna memulihkan kembali kondisi sang anak, 4 BNN RI, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Jakarta: 2009, h. 12-17. 5 Drs. H. Ahmad Sanusi Mustafa, Problem Narkotika-Psikotropika dan HIV-AIDS, Jakarta: Zikrul Hakim 2002 cet ke-1 h. 1. 6 sebagaimana yang telah tertera pada undang-undang narkotika Pasal 45 No 35 tahun 2009 pasal 54 tentang pengobatan dan rehabilitasi yaitu Pecandu narkotika wajib menjalani pengobatan dan perawatan. 6 Sehubungan dengan permasalahan di atas diharapkan Pondok pesantren Hikmah Syahadah mampu membantu memulihkan kondisi penyalahgunaan narkoba dengan berbagai metode terapi ilahiyah, salah satunya yaitu terapi gurat telunjuk petir, dan berkeyakinan bahwa obat yang paling mujarab atas semua masalah adalah mengembalikan kepada pendekatan religius di samping pendekatan psikilogis dan medis. Selain itu juga dengan pendekatan religius bukan hanya menyembuhkan dari ketergantungan tetapi diharapkan mampu membentengi sang pecandu agar tidak terjerumus kembali. Berkaitan dengan hal itu maka penulis tertarik untuk membahas terapi ilahiah yang digunakan pondok pesantren Hikmah Syahadah yang dipercaya mampu menyembuhkan para pecandu Nap a, dengan judul “Terapi ilahiah bagi Korban Napza di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah Kampung Kadongdong Kabupaten Tangerang”.

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah dan memperjelas permasalahan yang akan dibahas, dalam penulisan skripsi ini penulis memfokuskan penelitian pada 6 http:www.scribd.comdoc5052714faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyalahguna narkoba. 7 terapi ilahiyah yang digunakan Pondok Pesantren Hikmah Syahadah. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan untuk meneliti pelaksanaan terapi ilahiah serta hasil yang dicapai pada periode tahun 2011. 2. Perumusan Masalah Mengingat keterbatasan penulis dalam berbagai hal maka penelitian ini penulis batasi pada: a. Bagaimana pelaksanaan terapi ilahiah terhadap pasien penyalahguna Nap a? b. Bagaimana Hasil yang dicapai dari pengobatan terapi ilahiah?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan terapi ilahiah terhadap pasien penyalahguna Nap a dan hasil pengobatannya. a. Tujuan khusus 1 Untuk mengetahui pelaksanaan terapi ilahiyah bagi korban Nap a 2 Untuk mengetahui hasil yang dicapai terapi ilahiah dalam menyembuhkan penyalahgunaan Nap a. 2. Manfaat penelitian a. Manfaat Praktis Memberikan masukan dan saran bagi para praktisi di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah khususnya dalam melayani pasien penyalahgunaan Nap a, serta menjadi bahan rekomendasi bagi perseorangan atau lembaga sosial yang memiliki perhatian terhadap

Dokumen yang terkait

Strategi pengkaderan da'i Pondok Pesantren Daarul Hikmah desa Pekayon Sukadiri Tangerang

1 58 89

Pola komunikasi Kyai dan Santri di Pondok Pesantren al-Asmaniyah Kampung Dukuhpinang, Tangerang, Banten

3 113 82

Strategi Dakwah Melalui Program Pembinaan Mantan Korban Napza Di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah Tangerang

0 8 115

PERBANDINGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BERBASIS MULTIKULTURAL Perbandingan Model Pendidikan Karakter Pondok Pesantren Darusy Syahadah Berbasis Multikultural dan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Berbasis Potensi Diri Tahun

0 6 19

PERBANDINGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BERBASIS MULTIKULTURAL Perbandingan Model Pendidikan Karakter Pondok Pesantren Darusy Syahadah Berbasis Multikultural dan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Berbasis Potensi Diri Tahun

0 3 18

PRAKTIK BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK DI PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BOYOLALI Praktik Bimbingan Konseling Kelompok Di Pondok Pesantren Darusy Syahadah Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 7 14

PRAKTIK BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK DI PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BOYOLALI Praktik Bimbingan Konseling Kelompok Di Pondok Pesantren Darusy Syahadah Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 4 17

MODEL PENYEMBUHAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIK PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) : Studi Eksplorasi Metode, Peranan dan Keterampilan pada Korban Penyalahgunaan NAPZA di Pondok Pesantren Suryalaya.

1 5 75

metode terapi dan rehabilitasi korban napza

0 4 16

PENGELOLAAN WAKAF PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH SIRAMPOG KABUPATEN BREBES

0 1 22