60
Model Summary
.422
a
.178 .162
2.534 Model
1 R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of
the Estimate Predictors: Constant, TOTAL_OP
a.
2. Uji Hipotesis
a. Uji Regresi
1 Hipotesis 1
Pengaruh langsung orientasi profesional terhadap kinerja auditor Ha
3
terlihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji Determinasi untuk Hipotesis 1
Hasil uji koefisiensi determinasi pada variabel kinerja auditor menunjukkan nilai R Square adalah 0,178. Artinya
bahwa orientasi profesional berpengaruh terhadap kinerja auditor sebesar 17,8, sedangkan sisanya sebesar 82,2
100-17,8 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini.
Menurut Puspa dan Riyanto 1999 bahwa hasil uji determinasi orientasi profesional terhadap kinerja auditor dapat
dipengaruhi oleh faktor lain yang dapat mengindikasi pada hasil
penelitian. Faktor
tersebut adalah
lingkungan pengendalian tempat tenaga profesional bekerja. Jadi,
lingkungan pengendalian tempat mereka pun dapat dijadikan sebagai variabel yang mempengaruhi interaksi antara variabel
orientasi profesional dengan kinerja auditor.
61
ANOVA
b
72.297 1
72.297 11.255
.001
a
334.018 52
6.423 406.315
53 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, TOTAL_OP a.
Dependent Variable: TOTAL_KA b.
Coefficients
a
19.949 2.321
8.596 .000
.339 .101
.422 3.355
.001 Constant
TOTAL_OP Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: TOTAL_KA a.
Menurut peneliti indikator dari 82,2 itu adalah bahwa faktor yang mempengaruhi variabel orientasi profesional
dengan kinerja auditor dapat dipengaruhi pula oleh lingkungan pengendalian dari tempat para tenaga profesional bekerja salah
satunya, yaitu dapat dilihat dari sisi kenyamanannya dalam menjalankan segala tugas yang akan dilakukan atau
dilaksanakan.
Tabel 4.11 Hasil Uji F untuk Hipotesis 1
Tabel 4.11 dapat diketahui hasil ANOVA atau F-test menunjukkan bahwa F-hitung adalah 11,255 dengan tingkat
signifikansi 0,001. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,0010,005. Hal ini berarti bahwa variabel orientasi
profesional berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor dan dapat dikatakan bahwa Ha
3
ditolak.
Tabel 4.12 Hasil uji t untuk Hipotesis 1
Hasil uji t pada tabel 4.12 di atas, menunjukkan bahwa nilai sign t-test
0,001 0,005 artinya signifikan, hal ini berarti Ha
3
62 ditolak. Berarti bahwa orientasi profesional berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja auditor. Berdasarkan tabel 4.12 dapat diperoleh persamaan regresi
linier sederhana sebagai berikut:
Kinerja auditor Y = 19,949 + 0,339 X1 + e
Persamaan tersebut dapat diartikan sebagai berikut: a Nilai 19,949 merupakan nilai konstanta a yang
menunjukkan bahwa
jika tidak
ada orientasi
profesional, maka kinerja auditor sebesar 19,949. b Nilai koefisien regresi orientasi profesional sebesar
0,339 menyatakan bahwa bila terjadi kenaikan 1 satuan orientasi profesional maka dapat meningkatkan kinerja
auditor sebesar 0,339. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa orientasi
profesional berpengaruh nyata terhadap kinerja auditor. Semakin tinggi orientasi profesional, semakin tinggi kinerja
yang dihasilkan oleh auditor. Hal ini menunjukkan bahwa apabila makin tinggi sikap keprofesionalan seseorang terkait
dengan kode etik profesinya, maka kinerja yang dihasilkan pun makin baik.
63
Model Summary
.147
a
.022 .003
.432 Model
1 R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of
the Estimate Predictors: Constant, OP
a.
2 Hipotesis 2
Pengaruh orientasi profesional terhadap kinerja auditor melalui pengaruh tidak langsung, yaitu variabel intervening
konflik peran terlihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji Determinasi untuk Hipotesis 2
Hasil uji koefisiensi determinasi pada variabel kinerja auditor menunjukkan nilai R Square adalah 0,022. Artinya
bahwa interaksi orientasi profesional dengan konflik peran sebesar 2,2, sedangkan sisanya sebesar 97,8 100-2,2
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini.
Menurut Puspa dan Riyanto menyatakan bahwa orientasi profesional berpengaruh negatif terhadap konflik peran.
Dimana makin tinggi orientasi profesional maka konflik peran makin rendah. Hal ini dikarenakan adanya faktor lain yaitu,
peningkatan perputaran kerja, penurunan komitmen kerja dan lain sebagainya.
Menurut peneliti, hasil yang didapat adalah bahwa orientasi profesional berpengaruh negatif terhadap konflik peran.
64
ANOVA
b
.215 1
.215 1.154
.288
a
9.710 52
.187 9.926
53 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, OP a.
Dependent Variable: KP b.
Coefficients
a
2.383 .396
6.023 .000
-.148 .138
-.147 -1.074
.288 Constant
OP Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: KP a.
Dimana hasil ini mendukung penelitian sebelumnya, yaitu Puspa dan Riyanto 1999.
Tabel 4.14 Hasil Uji F untuk Hipotesis 2
Tabel 4.14 dapat diketahui hasil ANOVA atau F-test menunjukkan bahwa F-hitung adalah 1,154 dengan tingkat
signifikansi 0,288, karena tingkat signifikansi lebih dari 0,288 0,005. Hal ini berarti bahwa variabel orientasi
profesional tidak berpengaruh terhadap konflik peran atau sebaliknya.
Tabel 4.15 Hasil Uji t untuk Hipotesis 2
Tabel 4.15 menjelaskan tampilan output SPSS yang menunjukkan
bahwa variabel
orientasi profesional
memberikan koefisien standardized beta -0,147 dengan tingkat signifikansi 0,288. Hal ini berarti bahwa variabel orientasi
profesional OP tidak berpengaruh terhadap konflik peran, dimana hasilnya diatas 0,005 0,288 0,005. Hal ini berarti
65
Model Summary
.505
a
.255 .226
.289 Model
1 R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of
the Estimate Predictors: Constant, KP, OP
a.
konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu, penelitian yang dilakukan oleh Puspa dan Riyanto 1999.
Tabel 4.16 Hasil Uji Determinasi untuk Hipotesis 2
Hasil uji koefisiensi determinasi pada variabel kinerja auditor menunjukkan nilai R Square adalah 0,255. Artinya
bahwa interaksi orientasi profesional dan konflik peran terhadap kinerja auditor sebesar 25,5, sedangkan sisanya
sebesar 74,5 100-25,5 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi
ini. Menurut Puspa dan Riyanto menyatakan bahwa orientasi
profesional berpengaruh negatif terhadap konflik peran dan mempengaruhi hasil output yang didapat oleh para tenaga
profesional tersebut dengan kinerja yang buruk. Dimana makin tinggi orientasi profesional maka konflik peran makin rendah
dan kinerja yang dihasilkan pun rendah. Hal ini dikarenakan adanya faktor lain yaitu, peningkatan perputaran kerja,
penurunan komitmen kerja, ketegangan kerja dan lain sebagainya.
66
ANOVA
b
1.454 2
.727 8.725
.001
a
4.250 51
.083 5.704
53 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, KP, OP a.
Dependent Variable: KA b.
Menurut peneliti, hasil yang didapat adalah bahwa orientasi profesional dan konflik peran berpengaruh negatif terhadap
konflik peran. Berarti bahwa konflik peran bukanlah variabel intervening
. Hal ini dikarenakan variabel konflik peran melemahkan semua variabel yang ada yaitu, variabel
independen orientasi profesional dan variabel dependen kinerja auditor. Selain itu juga, konflik peran memiliki nilai
negatif yang berarti memiliki hubungan kausalitas sebab akibat negatif yang dapat menurunkan nilai output dan kinerja
yang didapat. Dan hasil ini mendukung penelitian sebelumnya, yaitu Puspa dan Riyanto 1999.
Tabel 4.17 Hasil Uji F untuk Hipotesis 2
Tabel 4.17 dapat diketahui hasil ANOVA atau F-test menunjukkan bahwa F-hitung adalah 8,725 dengan tingkat
signifikansi 0,001, karena tingkat signifikansi lebih dari 0,001 0,005. Hal ini berarti bahwa variabel orientasi
professional dan konflik peran berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.
67
Coefficients
a
2.379 .344
6.907 .000
.340 .093
.446 3.647
.001 -.137
.093 -.180
-1.477 .146
Constant OP
KP Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: KA a.
Tabel 4.18 Hasil Uji t untuk Hipotesis 2
Tabel 4.18 menjelaskan tampilan output SPSS yang menunjukkan bahwa variabel konflik peran memberikan
koefisien standardized beta -0,180 dengan tingkat signifikansi 0,146 terhadap kinerja auditor. Hal ini berarti bahwa variabel
konflik peran tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor, dimana hasilnya memiliki nilai negatif. Berarti bahwa
konflik peran bukanlah variabel intervening yang dapat memediasi variabel orientasi profesional dan kinerja auditor.
Selain itu juga, variabel konflik peran merupakan variabel yang dapat melemahkan variabel lainnya, yaitu variabel
independen orientasi profesional dan variabel dependen kinerja auditor dan sebaliknya. Penelitian ini konsisten
dengan penelitian sebelumnya yaitu, penelitian yang dilakukan oleh Puspa dan Riyanto 1999.
68
b. Uji Korelasi