3.2.3. Isolasi sel Saccharomyces cerevisiae
3.2.3.1 Pengembangbiakan sel Saccharomyces cerevisiae dengan metode cawan
sebar
Sebanyak 1 gram ragi roti saf-instan disuspensikan dalam 10 ml akuades hingga larut kemudian diambil 1 ose suspensi tersebut dan disebarkan menggunakan ose stick pada
permukaan media PDA. Kemudian media disimpan dalam inkubator pada suhu 30
o
C selama 48 Jam.
3.2.3.2 Pengembangbiakan sel Saccharomyces cerevisiae pada media cair YGP
Sebanyak 3 ose dari koloni terpisah hasil biakan sel Saccharomyces cerevisiae dari media sebelumnya kemudian dibiakkan kembali dalam media cair YGP pada suhu 30
o
C selama 48 jam.
3.2.3.3 Pembuatan starter sel Saccharomyces cerevisiae
Diinokulasikan 10 ml subkultur sel Saccharomyces cerevisiae murni kedalam media starter dan diinkubasi pada suhu 30
o
C selama 48 Jam.
3.2.4 Imobilisasi sel Saccharomyces cerevisiae
Imobilisasi sel Saccharomyces cerevisiae menggunakan teknik mikrokapsul merujuk pada Liouni 2007 dimana suspensi sel Saccharomyces cerevisiae dicampurkan dengan 50 ml
Na-alginat 3 dan diaduk hingga homogen, kemudian diteteskan menggunakan jarum suntik ukuran 3 ml ke dalam 250 ml CaCl
2
2. Tetesan alginat akan memadat selama kontak dengan larutan CaCl
2
2, membentuk suatu butiran bead yang telah menjerat sel
Universitas Sumatera Utara
Saccharomyces cerevisiae. Bead dibiarkan selama 30 menit didalam larutan CaCl
2
2 lalu disaring. Bead yang diperoleh kemudian dimasukkan kedalam larutan kitosan 1 - CaCl
2
2 dan dibiarkan selama 12 jam lalu disaring dan dicuci dengan NaCl 0,9. Bead disimpan pada suhu 4
o
C dalam larutan yeast extract 0,2 sampai bead tersebut digunakan.
3.2.5 Fermentasi molase menggunakan sel Saccharomyces cerevisiae terimobil
Sebanyak 300 gr bead diinkubasi dalam yeast extract 2 selama 15 menit pada suhu 30
o
C kemudian disaring. Bead selanjutnya dimasukkan kedalam media fermentasi yang telah
disterilisasi. Fermentasi dilakukan pada suhu 30
o
C selama 48 jam.
3.2.6 Analisis kadar Gula reduksi sebelum dan setelah Fermentasi
Analisis kadar gula reduksi dari molase dilakukan menggunakan metode Lane-eynon dimana sampel diuji kadar glukosanya sebelum dan sesudah fermentasi. Pada tiap akhir
fermentasi, media fermentasi dipisahkan dengan produk fermentasi berupa etanol , kemudian media fermentasi yang merupakan molase tersebut diuji kadar gula reduksinya
kembali. Jumlah penurunan dari gula reduksi pada tiap akhir fermentasi diasumsikan sebagai laju konsumsi glukosa dari sel.
3.2.7 Analisis kadar etanol yang dihasilkan dari proses fermentasi
Untuk menguji kadar etanol yang diperoleh dari hasil fermentasi maka pemisahan etanol perlu dilakukan. Setelah etanol diperoleh selanjutnya kadar etanol ditentukan dengan
kromatografi gas.
Universitas Sumatera Utara
3.2.7.1 Pemisahan etanol dari hasil fermentasi
Setelah proses fermentasi berakhir, di saring bead dengan menggunakan kertas saring kemudian filtrat dirotarievaporator pada suhu 78
o
C hingga tidak terdapat destilat menetes. Kemudian destilat diuji kadarnya dan diukur volumenya.
3.2.7.2 Analisis kadar etanol menggunakan kromatografi gas
Analisis kuantitatif etanol merujuk pada sholikhah 2010 dengan menggunakan kromatografi gas dimana dilakukan dengan cara menginjeksikan 1 µl larutan etanol
kedalam inlet. Luas dari puncak kromatogram dihitung dalam persamaan regresi linier dengan ketentuan y adalah luas area atau peak dama cm
2
dan x adalah kadar etanol.
3.2.8 Pengujian stabilitasi dari sel Saccharomyces cerevisiae terimobil
3.2.8.1 Pengujian stabilitas bead menggunakan uji tekanan osmosis
Uji tekanan osmosis dapat dilakukan dengan cara menggunakan larutan NaCl 0,02 selama 15 menit kemudian direndam ke dalam akuades selama 60 menit dan dilihat secara
fisik apakah terjadi kerusakan dari bead yang dihasilkan menggunakan mikroskop cahaya Gaserød et al, 1999.
3.2.8.2 Pengujian stabilitas bead berdasarkan kerusakan setelah fermentasi
Bead dilihat permukaannya menggunakan mikroskop cahaya kemudian dipergunakan dalam fermentasi, setelah fermentasi bead hasil dari fermentasi pertama di lihat permukaan
fisik bead tersebut apakah terdapat kerusakan dipermukaannya, Begitu juga bead yang digunakan pada proses fermenasi kedua dan ketiga Gaserød et al,1999.
Universitas Sumatera Utara
3.2.8.3 Pengujian stabilitas bead berdasarkan jumlah pemakaian bead pada
fermentasi
Analisis ini didasarkan pada penggunaan bead pada proses fementasi dengan jumlah alkohol yang hampir sama hingga alkohol yang dihasilkan menurun jumlahnya secara
signifikan ataupun mendekati hasil tanpa menggunakan bead sel bebas.
3.2.9 Pengujian interaksi antara sel S.cerevisiae, Ca-alginat dan kitosan
Analisis ini dilakukan untuk melihat interaksi antara masing-masing penyusun bead, Analisis ini dilakukan menggunakan mikroskop cahaya dan FT-IR dengan sampel bead
Sel S.cerevisiae, Ca-alginat dan kitosan. Diharapkan hasil dari masing-masing analisa dapat digunakan untuk melihat interaksi dari masing-masing lapisan penyusun bead.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Bagan Penelitian 3.3.1 Isolasi sel
Saccharomyces cerevisiae
1 g ragi saf-instan disuspensikan dalam 10 ml akuades
0,1 ml larutan ragi diinokulasikan pada media PDA dengan teknik cawan sebar
Diinkubasi pada suhu 30
o
C selama 48 jam selama 48 Jam
3 Ose koloni yang tumbuh di media PDA diinokulasi pada media YGP
Diinkubasi kembali pada suhu 30
o
C selama 48 jam selama 48 Jam
Diinokulasikan 10 ml subkultur Saccharomyces cerevisiae murni kedalam media starter
Diinkubasi kembali pada suhu 30
o
C 48 jam selama 48 Jam
Starter sel Saccharomyces cerevisiae
Universitas Sumatera Utara