B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan didukung oleh beberapa hasil penelitian sebelumnya. Penelitian Nur Hidayati 2005 yang berjudul ”Efektivitas
Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”, menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang diberikan
pengajaran dengan metode problem solving mengalami peningkatan. Hasil pengujian dengan tingkat signifikansi 5 menunjukkan bahwa hasil belajar
matematika siswa yang diajarkan dengan metode problem solving lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang tidak diajarkan dengan metode
problem solving.
49
Penelitian Dwi Riyanto 2007 yang berjudul ”Pembelajaran Berbasis Masalah
Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar
Matematika Siswa”,
menunjukkan bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada rata-
rata hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
50
Penelitian Tina
Mariana 2008
yang berjudul
”Implementasi Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Working backward Untuk
Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika”, menunjukkan bahwa kemampuan koneksi atematika siswa mengalami peningkatan, baik pada
koneksi internal maupun koneksi eksternal. Selain itu tanggapan siswa terhadap pembelajaran ini pada umumnya positif.
51
49
Nur Hidayati, op.cit, h. 66
50
Dwi Riyanto,”Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa”, Skripsi Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpustakaan
Utama UIN Jakarta, 2007, h. 48. t.d.
51
Tina Mariana”Implementasi Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Working Backward Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika”, Skripsi Sarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung: PPS UPI, 2008, h. i, t.d.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan pendapat Polya dalam bukunya yang berjudul The Goals of Mathematical Education, To understand mathematics means able to do
mathematics. And what does it mean doing mathematics? In the first place it means to be able to solve mathematical problems. Artinya, memahami
matematika berarti mampu untuk bekerja secara matematik. Dan bagaimana kita bisa bekerja secara matematik? Yang paling utama adalah dapat
menyelesaikan masalah-masalah matematika.
52
Dengan demikian, pemecahan masalah matematika merupakan salah satu aspek penting yang perlu
dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Untuk memperoleh kemampuan pemecahan masalah yang menunjang
hasil belajar matematika yang baik diperlukan suatu pembelajaran yang
merangsang partisipasi aktif dari siswa. Dalam hal ini siswa diberi kesempatan untuk
memahami matematika
dan keterkaitannya,
sedangkan guru
memberikan masalah
yang dapat
memancing siswa
menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki dalam memecahkan suatu
masalah. Pembelajaran seperti itu dapat diperoleh dengan menerapkan pendekatan pemecahan masalah. Strategi working backward merupakan salah
satu strategi dalam pendekatan pemecahan masalah yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan penalaran logis logical reasoning
dan pembuktian proof. Dalam
strategi working
backward memuat
beberapa langkah
penyelesaian yang pada hakikatnya sama dengan langkah penyelesaian masalah menurut Polya. Langkah yang pertama, memahami masalah. Pada
langkah ini siswa dilatih untuk dapat menemukan sendiri informasi yang diberikan serta hal yang ditanyakan dalam soal, sehingga pada langkah ini
siswa semakin terlatih untuk memahami soal yang diberikan. Langkah kedua, merencakan penyelesaian masalah. Pada langkah ini siswa dilatih untuk
52
George Polya, The Goal of Mathematical Education dalam Dave Moursund, “Computational Thinking and Math Maturity: Improving Math Education in K-8 Schools Second
Edition”, dari www.uoregon.edu~moursundBooksElMathK8-Math.pdf, 7 Juli 2009, 14:52 WIB, h. 29.
menemukan kata kunci yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal serta bagaimana cara menyelesaikannya, sehingga siswa tidak harus menghafal
rumus-rumus untuk menyelesaikannya. Langkah ini sangat membantu siswa dalam
meningkatkan kemampuan
penalarannya. Langkah
ketiga, menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana. Pada langkah ini siswa dilatih
untuk menggunakan kemampuan berhitungnya serta menerapkan konsep dasar yang telah diajarkan hingga memperoleh solusi dari soal yang diberikan.
Langkah terakhir, solusi yang telah diperoleh pada langkah ketiga diperiksa kembali kebenarannya dengan bergerak maju dari hal-hal yang diketahui di
awal. Langkah ini melatih ketelitian siswa dalam melakukan perhitungan pada proses penyelesaian soal.
Pada langkah ini siswa juga dilatih untuk menerjemahkan kembali hasil perhitungan yang diperoleh ke dalam konteks
yang sebenarnya konteks asli. Tiap-tiap langkah dalam strategi working backward ini dapat
meningkatkan pemahaman siswa, meningkatkan kemampuan penalaran siswa, serta
meningkatkan kemampuan
siswa dalam
memecahkan masalah.
Sehubungan dengan itu dan didukung oleh beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan, maka
dapat diasumsikan bahwa pembelajaran matematika dengan strategi working backward dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa. Uraian tersebut dapat direpresentasikan melalui bagan berikut:
Gambar 2. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan pemecahan masalah strategi working backward
lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar matematika siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan konvensional.
Hasil Belajar Matematika
Memahami
Guess and check Draw a picture
Look for pattern Work backward
etc. Prinsip Polya
pemahaman konsep matematika
Pendekatan pemecahan Masalah
Merencanakan Menyelesaikan
Memeriksa kembali
Penelitian terdahulu yang
relevan Pemecahan Masalah