5. Mengidentifikasi pengaruh
suhu terhadap laju reaksi. 1
2 3 15
6. Mengidentifikasi pengaruh
katalis terhadap laju reaksi. 1
1 2 10
7. Menentukan persamaan laju reaksi.
2 2 10
8. Menentukan orde reaksi. 2
2 10 Jumlah
30 20
35 5
10
100
5. Kontrol terhadap Validitas Internal
Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, dalam hal ini diluar
sampel yang sudah ditetapkan. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut telah memenuhi persyaratan seperti uji
validitas, realibilitas, tingkat kesukaran maupun daya pembeda. a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keshahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid jika
mampu mengukur apa yang hendak diukur.
89
Artinya, bahwa valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat
tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Uji validitas dalam penelitian menggunakan rumus Korelasi
Point Biserial r
pbi
karena skor butir soal berbentuk dikotomi skor butir 0 atau 1. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien
korelasi biserial antara skor butir soal dengan skor total tes adalah
90
:
89
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara, 2007 hal. 65
90
Ahmad Sofyan,dkk, Op, cit,. hal.109
Keterangan: r
pbi
: koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total
X
i
: rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal
X
t
: rata-rata skor total semua responden S
t
: standar deviasi skor total semua respond p
i
: proporsi jawaban benar untuk butir nomor i q
i
: proposi jawaban salah untuk butir nomor i Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka r
pbi
dibandingkan dengan r
tabel
dengan taraf signifikan α = 0,05. Jika r
pbi
r
tabel
maka soal tersebut valid dan jika r
pbi
r
tabel
maka soal tersebut tidak valid. Jadi, apabila valid berarti soal tersebut dapat digunakan
untuk mengukur hasil belajar. Untuk mengetahui validasi dari butir soal peneliti menggunakan program ANATES lampiran 8. Dari 58
soal yang di uji cobakan, 39 soal yang dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas Realibilitas bisa diartikan sebagai kepercayaan, keterandalan,
keajengan, kestabilan, atau konsisten. Dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten. Pengujian
reliabilitas ini menggunakan rumus KR-20 Kuder-Richardson 20 sebagai berikut
91
:
keterangan: r
11
: koefisien reliabilitas tes k
ii
: jumlah butir piqi
: varians skor butir pi
: proposi jawaban benar untuk butir nomor i
91
Ibid., hal.113
qi : proposi jawaban salah untuk butir nomor i
St
2
: varians skor total Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus diatas, maka
koefisien reliabilitas tesnya adalah 0,84 lampiran 5.
c. Uji Taraf Kesukaran Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif
untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu butir soal. Indeks kesukaran rentangannya dari 0,0 – 1,0. Semakin besar indeks
menunjukkan semakin mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh sebagian besar siswa, dan sebaliknya.
92
Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari butir soal peneliti menggunakan program
ANATES lampiran 6. Kriteria indeks kesukaran
93
: P = 0 – 0,25
: sukar P = 0,26 – 0,75 : sedang
P = 0,76 – 1 : mudah
Dari hasil ANATES, dapat dilihat bahwa satu soal yang dinyatakan mudah, dua soal yang dinyatakan sangat mudah, dua puluh
tujuh soal yang dinyatakan sedang. Sembilan belas soal uji coba yang dinyatakan sukar, dan sembilan soal yang dinyatakan sangat sukar.
d. Uji Daya Pembeda Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan
untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu tinggi prestasinya dengan siswa yang tergolong
kurang mampu rendah prestasinya. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi D. Untuk
mengetahui daya pembeda dari butir soal peneliti menggunakan
92
Ibid., hal. 103
93
Ibid., hal.103
program ANATES lampiran 7. Adapun klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah sebagai berikut.
Klasifikasi daya pembeda
94
D : 0,00 – 0,20 : jelek D : 0,20 – 0,40 : cukup
D : 0,40 – 0,70 : baik D : 0,70 – 1,00 : baik sekali
E. Analisis Data