Tempat dan Waktu Penelitian Metode dan Desain Penelitian Populasi, sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Analisis Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian adalah SMA Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 November sampai 5 Desember 2009.

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode quasi experimen eksperimen semu yaitu metode yang tidak dapat memberikan kontrol penuh. Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok penelitian, yaitu kelompok pertama adalah kelompok eksperimen dengan penerapan metode eksperimen dan kelompok kedua adalah kelompok kontrol yaitu yang diberikan tanpa menggunakan metode eksperimen. Sebagai variabel terikatnya adalah hasil belajar kimia siswa setelah mendapat perlakuan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah: two gruop, pretest posttest design. Rancangan tersebut berbentuk sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelas Pretest Perlakuan Posttest E T 1 X T 2 C T 1 - T 2 Keterangan : E : kelas eksperimen C : kelas kontrol T 1 : pemberian pretest T 2 : pemberian posttest X : perlakuan penerapan pendekatan konstruktivis

C. Populasi, sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. 87 a. Populasi target: seluruh siswa kelas XI SMA Darunnajah Jakarta tahun ajaran 20082009. b. Populasi terjangkau: siswa kelas XI SMA Darunnajah Jakarta pada semester ganjil tahun ajaran 20082009 2. Sampel adalah bagian dari jumlah karekteristik yang dimiliki oleh populasi. 88 Teknik Pengambilan Sampel yang dilakukan dengan cara purposive sampling, mengambil sampel pada kelas yang tersedia tanpa melakukan random sampling. Penelitian ini dipilih dua kelas, yaitu kelas XI IPA-D sebagai kelas kontrol, dan kelas XI IPA-C sebagai kelas eksperimen.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: a. Variabel bebas : metode eksperimen. b. Variabel terikat : hasil belajar

2. Sumber Data

Dari penelitian ini diperoleh data berupa skor hasil belajar kimia siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar kimia pada pembahasan laju reaksi pretest dan posttest. Adapun urutan pengumpulan data dilakukan sebagai berikut: 87 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, hal.130 88 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung: Alfabeta, 2008, hal. 118 1. Melakukan observasi untuk menentukan kelas-kelas yang akan dijadikan kelompok subjek penelitian serta menentukan kelas-kelas eksperimen yaitu yang diberi perlakuan model pembelajaran konstruktivisme melalui metode eksperimen. 2. Memberikan tes kemampuan awal pretest tentang konsep laju reaksi di kedua kelas, kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan konstruktivis dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvesional. 3. Memberikan perlakuan treatment kepada kelas yang dijadikan subjek penelitian pada pembahasan laju reaksi. 4. Memberikan tes kemampuan akhir posttest tentang laju reaksi di kedua kelas dengan soal-soal yang sama. 5. Menilai hasil tes yang diperoleh dari kedua kelompok perlakuan, yaitu: kelompok atau kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme melalui metode eksperimen dan kelompok yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajran konstruktivisme melalui metode eksperimen. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dan dipersiapkan untuk membuat laporan penelitian.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dan catatan lapangan field note. Catatan lapangan mencatat delapan tahap dalam model pembelajaran konstruktivisme. Catatan lapangan ini dilakukan pada saat pembelajaran, catatan lapangan dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan tes hasil belajar adalah tes objektif berupa soal pilihan ganda, yang terdiri dari 5 alternatif pilihan yaitu A, B, C, D, dan E pada konsep laju reaksi. Soal tes disusun berdasarkan ruang lingkup materi yang diajarkan yaitu konsep laju reaksi. Ranah kognitif yang diukur adalah aspek hapalanrecall C 1 , aspek pemahamancomprehension C 2 , aspek penerapanapplication C 3 , aspek analisis C 4 dan aspek sintesis C 5 yang disesuaikan dengan indikator pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Tes diberikan sebelum pembelajaran pretest dan sesudah pembelajaran posttest. Pengolahan hasil tes baik yang pretest maupun posttest yaitu dengan nilai-nilai atau skor sebagai berikut: siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal diberi nilai 1 dan siswa yang menjawab salah diberi nilai 0.

4. Variabel Penelitian

a. Variabel X metode eksperimen 1 Definisi Konseptual metode eksperimen Metode eksperimen adalah pembelajaran dimana siswa melakukan percobaan, mengamati proses dan mencatat hasil percobaan. Model pembelajaran konstruktivisme adalah kegiatan belajar mengajar yang bersifat membangun pengetahuan atau pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari. Dalam model pembelajaran ini siswa lebih aktif, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awal tentang konsep, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep, pada akhirnya siswa memikirkan solusi yang didasarkan pada hasil observasi. Guru hanya menjelaskan secara singkat tentang konsep yang di pelajari dan mengajak siswa mengaplikasikan pemahaman konsep yang didapat, baik melalui percobaan maupun isu-isu dalam lingkungan siswa. 2 Definisi Operasional metode eksperimen Metode eksperimen adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk memudahkan siswa dalam memahami suatu konsep, karena siswa dihadapkan langsung dengan objek- objek yang terkait dengan konsep tersebut. Dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme siswa dapat mengkonstruk atau membagun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Dalam membangun pengetahuan, siswa dapat melakukan observasi. Kegiatan observasi dapat dilakukan dengan cara eksperimen di mana siswa melakukan kegiatan percobaan sendiri. b. Variabel Y hasil belajar 1 Definisi Konseptual Hasil belajar siswa adalah tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang di tetapkan. 2 Definisi Operasional Hasil belajar adalah hasil belajar berupa angka yang dapat diperoleh siswa pada pelajaran kimia pada konsep laju reaksi. Hasil belajar kimia dapat diketahui dari skor tes yang telah dikerjakan siswa. c. Kisi-kisi Instrumen Tes tersebut terdiri dari soal-soal konsep laju reaksi. Adapun perinciannya sebagai berikut: Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Konsep Laju Reaksi Aspek kognitif Indikator C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 Jumlah 1. Mendefinisikan laju reaksi. 2 2 10 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. 2 1 3 15 3. Mengidentifikasi pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi. 2 1 2 5 25 4. Mengidentifikasi pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. 1 1 5 5. Mengidentifikasi pengaruh suhu terhadap laju reaksi. 1 2 3 15 6. Mengidentifikasi pengaruh katalis terhadap laju reaksi. 1 1 2 10 7. Menentukan persamaan laju reaksi. 2 2 10 8. Menentukan orde reaksi. 2 2 10 Jumlah 30 20 35 5 10 100

5. Kontrol terhadap Validitas Internal

Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, dalam hal ini diluar sampel yang sudah ditetapkan. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut telah memenuhi persyaratan seperti uji validitas, realibilitas, tingkat kesukaran maupun daya pembeda. a. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keshahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang hendak diukur. 89 Artinya, bahwa valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Uji validitas dalam penelitian menggunakan rumus Korelasi Point Biserial r pbi karena skor butir soal berbentuk dikotomi skor butir 0 atau 1. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi biserial antara skor butir soal dengan skor total tes adalah 90 : 89 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara, 2007 hal. 65 90 Ahmad Sofyan,dkk, Op, cit,. hal.109 Keterangan: r pbi : koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total X i : rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal X t : rata-rata skor total semua responden S t : standar deviasi skor total semua respond p i : proporsi jawaban benar untuk butir nomor i q i : proposi jawaban salah untuk butir nomor i Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka r pbi dibandingkan dengan r tabel dengan taraf signifikan α = 0,05. Jika r pbi r tabel maka soal tersebut valid dan jika r pbi r tabel maka soal tersebut tidak valid. Jadi, apabila valid berarti soal tersebut dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar. Untuk mengetahui validasi dari butir soal peneliti menggunakan program ANATES lampiran 8. Dari 58 soal yang di uji cobakan, 39 soal yang dinyatakan valid. b. Uji Reliabilitas Realibilitas bisa diartikan sebagai kepercayaan, keterandalan, keajengan, kestabilan, atau konsisten. Dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten. Pengujian reliabilitas ini menggunakan rumus KR-20 Kuder-Richardson 20 sebagai berikut 91 : keterangan: r 11 : koefisien reliabilitas tes k ii : jumlah butir piqi : varians skor butir pi : proposi jawaban benar untuk butir nomor i 91 Ibid., hal.113 qi : proposi jawaban salah untuk butir nomor i St 2 : varians skor total Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus diatas, maka koefisien reliabilitas tesnya adalah 0,84 lampiran 5. c. Uji Taraf Kesukaran Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu butir soal. Indeks kesukaran rentangannya dari 0,0 – 1,0. Semakin besar indeks menunjukkan semakin mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh sebagian besar siswa, dan sebaliknya. 92 Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari butir soal peneliti menggunakan program ANATES lampiran 6. Kriteria indeks kesukaran 93 : P = 0 – 0,25 : sukar P = 0,26 – 0,75 : sedang P = 0,76 – 1 : mudah Dari hasil ANATES, dapat dilihat bahwa satu soal yang dinyatakan mudah, dua soal yang dinyatakan sangat mudah, dua puluh tujuh soal yang dinyatakan sedang. Sembilan belas soal uji coba yang dinyatakan sukar, dan sembilan soal yang dinyatakan sangat sukar. d. Uji Daya Pembeda Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu tinggi prestasinya dengan siswa yang tergolong kurang mampu rendah prestasinya. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi D. Untuk mengetahui daya pembeda dari butir soal peneliti menggunakan 92 Ibid., hal. 103 93 Ibid., hal.103 program ANATES lampiran 7. Adapun klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah sebagai berikut. Klasifikasi daya pembeda 94 D : 0,00 – 0,20 : jelek D : 0,20 – 0,40 : cukup D : 0,40 – 0,70 : baik D : 0,70 – 1,00 : baik sekali

E. Analisis Data

Setelah data-data diperoleh maka sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, perhitungan dengan menggunakan rumus liliefors. Uji homogenitas dilakukan untuk menguji variasi, uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh homogen atau tidak. Uji homogenitas dihitung dengan menggunakan rumus fisher, setelah dilakukan perhitungan normalitas dan homogenitas maka dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis yang telah diajukan, uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kostruktivisme melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa. Adapun langkah-langkah untuk mengadakan uji Liliefor adalah sebagai berikut: 1. Urutkan terlebih dahulu data sampel dari yang terkecil hingga ke yang terbesar. 2. Tentukan nilai Z, dari tiap-tiap data berikut dengan rumus: 94 Suharsimi Arikunto, Op,. Cit, hal.218 Dengan: Zi = skor baku X = nilai rata-rata Xi = skor data S = simpangan baku 3. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan tabel Zi dan disebut dengan F Zi dengan aturan: Jika Zi 0, maka F Zi = 0,5 + nilai tabel Jika Zi 0, maka F Zi = 1-0,5 + nilai tabel 4. Selanjutnya hitung proporsi Z 1 , Z 2 , ......, Z n yang lebih kecil atau sama dengan Zi, jika proporsi dinyatakan oleh S Zi, maka 5. Hitung selisih FZi – SZi kemudian tentukan harga mutlaknya. 6. Ambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih harga tersebut, nilai ini kita namakan L o . 7. Memberikan interpretesi L o dengan membandingkannya dengan L t . L t adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis uji liliefors. 8. Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L o dan L t yang telah didapat. Apabila L o L t maka sampel berdasarkan dari distribusi normal. a. Uji Kenormalan Distribusi Populasi Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berdistrbusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan adalah uji Liliefors. Hipotesis uji normalitas: Ho = sampel berdistribusi normal Ha = sampel berdistribusi tidak normal Kriteria uji normalitas: Jika Lo L tabel , maka sampel berdistribusi normal pada taraf signifikan α = 0,05. b. Uji Homogenitas Varians Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher. Rumus yang digunakan yaitu: F = = , dimana S 2 = Keterangan: F : himogenitas S 1 2 : Varians terbesar S 2 2 : Varians terkecil Adapun kriterian pengujian adalah: a. Teknik Ho jika harga F hitung F tabel b. Tolak Ho jika harga F hitung F tabel Untuk taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan pembilang dk = nk – 1 serta penyebut dk = nk – 1, dengan nb merupakan ukuran sampel yang variansnya besar dan nk merupakan ukuran sampel yang variansnya kecil. Setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen, maka menguji data yang diperoleh digunakan rumus “uji t” yaitu 95 : keterangan: t o : angka atau koefisien derajat perbedaan mean kedua kelompok 95 Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek, Op, cit,. hal.311 M X : mean kelompok perlakuan model pembelajaran konstruktivisme melalui metode eksperimen kelas eksperimen M Y : mean kelompok perlakuan pembelajaran konvesional kelas kontrol x : deviasi setiap x 2 dari x 1 y : deviasi setiap y 2 dari y 1 N X : jumlah siswa kelas eksperimen N Y : jumlah siswa kelas kontrol Kriteria Hipotesis, jika: T o t tabel, berarti Ha diterima dan Ho ditolak T o t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak Dengan dk = N 1 + N 2 – 2 dan taraf signifikasi α = 0,05

F. Hipotesis Statistik