siswa dan meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Menjadikan guru lebih kreatif dan memanfaatkan alat-alat laboratorium serta meningkatkan
kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran.
86
C. Kerangka Berpikir
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan manusia untuk menghasilkan perubahan tingkah laku, perubahan emosional, keterampilan,
sosial dan interaksi sosial. Di dalam proses pembelajar, interaksi yang aktif yang terjadi di kelas melibatkan siswa yang beragam latar belakang dan sifat
pembawaan individu masing-masing. Belajar dan pembelajaran adalah aktivitas guru dan siswa dapat
saling berinteraksi. Di dalam proses interaksi yang terjadi di kelas melibatkan siswa yang beragam, dengan latar belakang dan sifat pembawaan individu
yang berbeda-beda. Perbedaan keanekaragaman tersebut yang mengakibatkan adanya perbedaan kecepatan dari setiap siswa dalam menerima dan
memahami suatu materi pelajaran. Dengan kondisi yang ada pada siswa yang telah diuraikan di atas
dapat dijadikan pertimbangan dalam proses belajar mengajar. Dengan segala perbedaan gaya belajar yang ada pada siswa, maka mereka dapat saling
membantu melengkapi pemahaman konsep mereka, dengan cara berdiskusi dengan kelompoknya, saling bertukar informasi atau ilmu pengetahuan, dan
bekerja sama untuk dapat menyelesaikan tugas. Adanya kenyataan perbedaan gaya belajar yang dimiliki siswa,
menjadikan guru sebagai dasar dalam menentukan pendekatan, model, atau metode pembelajaran seperti apakah yang dapat diterapkan di dalam proses
belajar mengajar di sekolah, sehingga dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami konsep laju reaksi.
Pada model pembelajaran konstruktivisme melalui metode eksperimen, siswa didorong untuk mengemukakan pengetahuan awalnya
86
Suparni, Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Siswa Dalam Mata Pelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas 9C Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun
Pelajaran 20062007, Jurnal Widyatama, vol.4, no.3, September: 2007
tentang konsep yang akan dibahas apersepsi, guru memberikan motivasi kepada siswa sebelum pembelajaran, kemudian siswa diberikan kesempatan
untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan penginterpretasian data dalam suatu kegiatan
eksplorasi, siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari diskusi dan penjelasan konsep, setelah itu siswa dapat
mengaplikasikan pemahaman konseptuanya, baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah yang bekaitan dengan isu-isu di
lingkungannya. Dengan demikian penerapan model pembelajaran kontruktivisme
melalui metode esperimen diduga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI khususnya pada konsep laju reaksi.
Bagan Kerangka Berfikir:
Gambar 1: Bagan Kerangka Berpikir PBM
Siswa Guru
Pembelajaran Konstruktivisme • Guru menarik perhatian siswa dengan cara memberikan
motivasi sebelum pembelajaran. • Siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan
awalnya tentang konsep yang akan dibahas • Siswa melakukan percobaan.
• Siswa membagun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari diskusi kelompok dan penjelasan
konsep • Guru memberikan penjelasan singkat tentang konsep
yang telah dipelajari.
Meningkatkan pemahaman Konsep
Hasil Belajar siswa melalui model pembelajaran konstruktivisme melalui metode eksperimen tinggi
D. Pengajuan Hipotesis Penelitian