79
Dari hasil pengujian normalitas data diatas dapat diperoleh hasil bahwa beta saham sebelum stock split memiliki nilai asymp.sig.2-tailed = 0.593. Karena nilai
signifikansinya 0.05 maka Ho diterima dengan arti bahwa data beta saham sebelum stock split berdistribusi normal. Sedangkan untuk data beta saham sesudah stock split
memiliki asymp sig.2-tailed =0.355. Karena nilai signifikansinya 0.05 maka Ho dapat ditolak dengan arti bahwa data beta saham sesudah stock split berdistribusi
normal. Maka untuk melakukan uji beda beta saham sebelum dan sesudah stock split harus
menggunakan statistik parametrik paired sample t-test.
2. Uji Normalitas data beta saham reverse stock split.
Pada penelitian ini pertama-tama dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan one sample kolmogorov-smirnov test. Pengujian tersebut dilakukan
untuk mengetahui jenis alat statistik yang akan digunakan dalam uji beda. Jika data yang akan diuji memiliki distribusi yang normal maka akan digunakan uji beda
statistik parametrik dengan menggunakan paired sample t-test. Namun jika data yang akan diuji memiliki distribusi yang tidak normal maka akan digunakan uji beda
statistik non parametrik dengan menggunakan wilcoxon test. Adapun hasil uji normalitas data yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.
80
Tabel 4.14
Uji One-Sample Kolmogorov- Smirnov Beta Reverse Stock Split
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
beta_sblm_rever se_stock
beta_ssdh_rever se_sttock
N 8
8 Normal Parameters
a,,b
Mean .7495609
.7329741 Std. Deviation
.51109935 .46353306
Most Extreme Differences Absolute
.278 .264
Positive .278
.264 Negative
-.183 -.168
Kolmogorov-Smirnov Z .785
.746 Asymp. Sig. 2-tailed
.568 .633
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data diolah dengan menggunakan SPSS 17 Dari hasil pengujian normalitas data diatas didapat hasil bahwa beta saham
sebelum reverse stock split memiliki nilai asymp sig 2-tailed = 0.568 . Karena nilai signifikansinya 0.05 maka Ho diterima yang berarti bahwa data beta saham sebelum
reverse stock split berdistribusi normal. Sedangkan untuk data beta saham sesudah reverse stock split memiliki nilai asymp sig.2-tailed = 0.633. Karena nilai
signifikansinya 0.05 maka Ho diterima dengan arti bahwa beta saham sesudah reverse stock split berdistribusi normal. Maka untuk melakukan uji beda beta saham sebelum
dan sesudah reverse stock split harus menggunakan statistik parametrik paired sample t- test.
81
3. Uji beda Paired Sample t-test
Uji-t berpasangan paired t-test adalah salah satu metode pengujian hipotesis
dimana data yang digunakan tidak bebas berpasangan. 3.1 Uji beda beta saham sebelum dan sesudah stock split
Berdasarkan hasil uji normalitas data diatas data beta saham berdistribusi normal. Untuk itu dalam melakukan uji beda harus menggunakan paired
sample t-test. Tabel 4.15
Uji beda Paired sample t-test beta stock split
Paired Differences
t df
Sig. 2-
tailed Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95 Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1
beta_sebelum_stock_split -
beta_sesudah_stock_split .23994843 .63957900 .22612533
-.29475300 .77464986 1.061 7
.324
Sumber : data diolah dengan menggunakan SPSS 17 Berdasarkan hasil tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa nilai asymp sig 2-
tailed = 0.324 . Dengan tingkat signifikansi α = 5 maka nilai sig 0.324 0.05 ,
sehingga Ho diterima dan Ha ditolak dengan kata lain bahwa tidak terdapat perbedaan beta saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split .Hal ini mengindikasikan
bahwa faktor internal perusahaan, dalam hal ini pengumuman stock split tidak mengakibatkan perubahan beta yang signifikan sedangkan faktor eksternal perusahaan
seperti kondisi perekonomian yang meliputi: inflasi, GNP, GDP, mempunyai pengaruh terhadap beta saham. Selain itu hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak