71
rendah, namun dilain sisi risiko yang rendah juga diimbangi dengan imbal hasil yang rendah, sesuai dengan prinsip investasi low risk, low return.
Tabel 4.8 Beta Saham Emiten yang melakukan Reverse Stock Split
Emiten Sebelum
Sesudah
PT. Bakrie Brothers Tbk 1 1,786886
1,614811 -0,17208
PT. Indoexchange Tbk 0,287494
0,287365 -0,00013
PT. Lippo E-Net Tbk 0,548903
0,568176 0,019273
PT. Nusantara Inti Corporation Tbk 0,501623
0,501518 -0,0001
PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk 1,039201
1,05956 0,020359
PT. Bakrie Brothers Tbk 2 0,363198
0,363191 -7,6E-06
PT. Sarasa Nugraha Tbk 1,053696
1,053729 3,27E-05
PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk
0,415486 0,415444
-4,2E-05
Berdasarkan hasil tabel 4.8 diatas dapat ketahui bahwa beberapa emiten mengalami peningkatan beta saham dari periode sebelum pengumuman reverse
stock split hingga periode sesudah pengumuman reverse stock split, sedangkan beberapa emiten mengalami penurunan beta saham dari periode sebelum
pengumuman reverse stock split hingga periode sesudah pengumuman stock split. Emiten yang mengalami peningkatan beta saham terbesar adalah PT. Bank Artha
Graha Internasional sebesar
0,020359
, sedangkan emiten yang mengalami penurunan beta saham yang terbesar adalah PT.
Bakrie Brothers Tbk 1 dengan
-0,17208 .
Emiten yang mengalami peningkatan beta saham memberikan sinyal bagi investor bahwa sahamnya memiliki risiko yang tinggi, namun dilain sisi
risiko yang tinggi diimbangi dengan imbal hasil yang tinggi juga sesuai dengan prinsip investasi high risk, high return. Sedangkan emiten yang mengalami
penurunan beta saham memberikan sinyal kepada investor bahwa sahamnya memiliki risiko yang rendah, namun dilain sisi risiko yang rendah juga diimbangi
72
dengan imbal hasil yang rendah, sesuai dengan prinsip investasi low risk, low return
2. Analisis Pengujian Hipotesis A Abnormal Return
1. Uji Normalitas
Pada penelitian ini untuk menguji normalitas data akan dilakukan dengan menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov. Uji normalitas ini dilakukan
untuk mengetahui jenis alat statistik yang akan digunakan dalam melakukan uji beda. Jika data yang akan diuji memiliki distribusi yang normal maka akan
dilakukan uji beda statistik parametrik dengan menggunakan paired sample t- test. Namun jika data yang akan diuji memiliki distribusi yang tidak normal
akan dilakukan uji beda statistik non parametrik dengan menggunakan wilcoxon test.
73
a. Uji Normalitas Data Abnormal Return Stock Split
.
Dari hasil pengujian normalitas data diatas dapat diperoleh hasil bahwa data Abnormal Return sebelum stock split memiliki asymp.sig.2-tailed sebesar 0.969.
Karena nilai signifikansinya 0.05 maka Ho diterima dengan arti bahwa data Abnormal Return sebelum stock split berdistribusi normal. Sedangkan untukdata
Abnormal Return setelah stock split memiliki asymp.sig.2-tailed sebesar 0.614.Karena nilai signifikansinya 0.05 maka Ho diterima.Dengan begitu,baik data
Abnormal Return sebelum stock split maupun data abnormal return sesudah stock split berdistribusi normal.
Maka untuk melakukan uji beda Abnormal return sebelum stock split dan sesudah stock split harus menggunakan statistik parametrik paired sample t-test.
Tabel 4.9 Uji One-Sample Kolmogorov- Smirnov Abnormal Return
Stock Split
AAR_stock_spl it_sblm
AAR_stock_spl it_ssdh
N 8
8 Normal Parameters
a,,b
Mean .0013679
.0022672 Std. Deviation
.00554879 .00298779
Most Extreme Differences Absolute .174
.268 Positive
.174 .268
Negative -.157
-.164 Kolmogorov-Smirnov Z
.492 .758
Asymp. Sig. 2-tailed .969
.614 a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data diolah dengan menggunakan SPSS 17
74
b. Uji Normalitas data Abnormal return reverse stock split
Tabel 4.10 Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Abnormal Return Reverse Stock Split
AAR_reverse_st ock_split_sblm
AAR_reverse_st ock_split_ssdh
N 8
8 Normal Parameters
a,,b
Mean .0067015
.0114189 Std. Deviation
.01506764 .01809919
Most Extreme Differences Absolute
.172 .236
Positive .172
.236 Negative
-.125 -.153
Kolmogorov-Smirnov Z .487
.668 Asymp. Sig. 2-tailed
.971 .763
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data diolah dengan menggunakan SPSS 17
Dari hasil pengujian normalitas data diatas dapat diperoleh hasil bahwa data Abnormal return sebelum reverse stock split memiliki asymp.sig.2-tailed sebesar
0.971 . Karena nilai signifikansinya 0.05 maka Ho dapat diterima dengan arti bahwa data abnormal return sebelum reverse stock split berdistribusi normal.Sedangkan
untukdata Abnormal Return setelah reversestock split memiliki asymp.sig.2-tailed sebesar 0.763.Karena nilai signifikansinya 0.05 maka Ho dapat diterima dengan arti
bahwa data abnormal return setelah reverse stock split berdistribusi normal. Dengan begitu,baik data Abnormal Return sebelum reverse stock split maupun data abnormal
return sesudah stock split berdistribusi normal.
75
Maka untuk melakukan uji beda Abnormal return sebelum reverse stock split dan sesudah stock split harus menggunakan statistik parametrik paired sample t-test.
2. Uji beda paired sample t-test
Uji-t berpasangan paired t-test adalah salah satu metode pengujian hipotesis
dimana data yang digunakan tidak bebas berpasangan. a.
Uji beda Abnormal Return sebelum dan sesudah stock split
Berdasarkan hasil uji normalitas diatas dapat diketahui bahwa data abnormal return stock split berdistribusi normal. Untuk itu dalam
melakukan uji beda data harus menggunakan statistik parametrik paired sample t-test.
Tabel 4.11 Uji beda Paired sample t-test Abnormal Return stock split
Paired Samples Test
Paired Differences t
df Sig.
2- tailed
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean 95 Confidence Interval
of the Difference Lower
Upper Pai
r 1 AAR_stock_split_sebel
um - AAR_stock_split_sesud
ah -.00089926
.0062298 3
.0022025 8
-.00610753 .00430901
-.408 7
.695
Sumber : data diolah dengan menggunakan SPSS 17 Berdasarkan hasil tabel 4.7 diatas, dapat diketahui bahwa nilai asymp sig 2-
tailed = 0.695. D engan tingkat signifikansi α = 0.05 maka nilai sig 0.695 0.05 ,
sehingga Ho diterima dan Ha ditolak , atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah stock split. Hal ini
mengindikasikan bahwa pengumuman stock split yang dilakukan perusahaan tidak mengakibatkan terjadinya perubahan abnormal return yang signifikan pada saat
sebelum dan sesudah stock split. Hal ini dapat disebabkan karena investor memiliki