68
Tabel 4.4 Abnormal Return Emiten yang melakukan Reverse Stock Split
Emiten Sebelum
Sesudah
PT. Bakrie Brot hers Tbk 1 0,015632 0,020413 0,004780291
PT. Indoexchange Tbk 0,034371 0,049187 0,014816177
PT. Lippo E-Net Tbk 0,004911 0,006304 0,001393029
PT. Nusant ara Int i Corporat ion Tbk -0,01066
-0,00887 0,001797386 PT. Bank Art ha Graha Int ernasional Tbk
-0,00154 0,000744 0,002285108 PT. Bakrie Brot hers Tbk 2
0,000177 0,001696 0,001518874 PT. Sarasa Nugraha Tbk
0,018111 0,019277 0,001166095
PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk
-0,00738 0,002599 0,009982553
Berdasarkan hasil tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa seluruh emiten mengalami peningkatan abnormal return dari periode sebelum pengumuman reverse
stock split hingga periode sesudah tanggal pengumuman reverse stock split. Emiten yang mengalami peningkatan terbesar adalah PT Indoexchange Tbk sebesar
0,014816177
, . Emiten yang mengalami peningkatan abnormal return memberikan sinyal bagi investor tentang meningkatnya kinerja keuangan mereka sehingga investor
mengetahuinya dan mempengaruhi keputusan untuk membeli saham.
b. Beta Saham
Beta saham untuk masing-masing sekuritas dihitung dengan menggunakan metode koreksian beta fowler dan rorke untuk empat periode lag dan lead. Beta
koreksi merupakan perkalian antara bobot dengan beta masing-masing periode lag dan lead. Beta saham antara sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split dapat dilihat
pada tabel 4.4 . Sedangkan pada tabel 4.5 menyajikan statistik deskriptif untuk beta saham sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split dan reverse stock split
69
Tabel 4.5 Beta Saham Periode Investigasi
Periode Rata-rata Beta Saham
Stock Split Reverse Stock
Split -4
0,776627 0,720043
-3
0,643362 0,733248
-2
0,797523 0,693518
-1
-1,07491 0,851435
1
0,71038 0,745011
2
-1,98101 0,712578
3
0,772318 0,740234
4
0,681121 0,734074
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata beta saham tertinggi untuk pengumuman stock split terjadi pada H+4 dengan 0,681121, sedangkan
rata-rata abnormal return tertinggi untuk pengumuman reverse stock split terjadi pada H-1 dengan 0,851435.
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Beta Saham
Statistik Deskriptif Beta Saham
Stock Split Reverse Stock Split
Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah
Mean 0,2856505
0,0457022 0,7495610 0,7329743
Standar Deviasi 0,90960683 1,35167630 0,7329743 0,01431554
Maximum 0,79752
0,77232 0,85144
0,74501 Minimum
-1,07491 -1,98101
0,69352 0,71258
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata beta saham untuk emiten yang melakukan stock split sebelum tanggal pengumuman ternyata lebih
besar, yaitu sebesar 0,2856505 daripada sesudah pengumuman stock split yang hanya sebesar 0,0457022. Pada emiten yang melakukan reverse stock split, rata-
rata beta saham sebelum tanggal pengumuman juga lebih besar, yaitu sebesar
70
0,7495610 daripada periode sebelum tanggal pengumuman stock split yang hanya 0,7329743.
Tabel 4.7 Beta Saham Emiten yang melakukan Stock Split
Emiten Sebelum
Sesudah
PT. Prima Alloy Steel Tbk 0,582968 0,583204
0,000236 PT. Buana Finance Tbk
-0,10117 -0,20138
-0,10022 PT. Intraco Penta Tbk
-3,12566 -4,9461
-1,82043 PT.Pembangunan Jaya Ancol Tbk
1,363093 1,364497 0,001404
PT. Davomas Abadi Tbk 0,941391 0,941075
-0,00032 PT. Jaya Pari Steel Tbk
0,730268 0,730027 -0,00024
PT. Delta Dunia Petroindo Tbk 0,265325 0,265301
-2,5E-05
PT. Internasional Nickel Indonesia Tbk
1,628994861575 1,628995 4,25E-10
Berdasarkan hasil tabel 4.7 diatas dapat ketahui bahwa beberapa emiten mengalami peningkatan beta saham dari periode sebelum pengumuman stock
split hingga periode sesudah pengumuman stock split, sedangkan beberapa emiten mengalami penurunan beta saham dari periode sebelum pengumuman
stock split hingga periode sesudah pengumuman stock split. Emiten yang mengalami peningkatan beta saham terbesar adalah PT. Pembangunan Jaya Ancol
Tbk sebesar
0,001404
, sedangkan emiten yang mengalami penurunan beta saham yang terbesar adalah PT. Intraco Penta dengan -1,82043 .Emiten yang
mengalami peningkatan beta saham memberikan sinyal bagi investor bahwa sahamnya memiliki risiko yang tinggi, namun dilain sisi risiko yang tinggi
diimbangi dengan imbal hasil yang tinggi juga sesuai dengan prinsip investasi high risk, high return. Sedangkan emiten yang mengalami penurunan beta saham
memberikan sinyal kepada investor bahwa sahamnya memiliki risiko yang
71
rendah, namun dilain sisi risiko yang rendah juga diimbangi dengan imbal hasil yang rendah, sesuai dengan prinsip investasi low risk, low return.
Tabel 4.8 Beta Saham Emiten yang melakukan Reverse Stock Split