81
3. Uji beda Paired Sample t-test
Uji-t berpasangan paired t-test adalah salah satu metode pengujian hipotesis
dimana data yang digunakan tidak bebas berpasangan. 3.1 Uji beda beta saham sebelum dan sesudah stock split
Berdasarkan hasil uji normalitas data diatas data beta saham berdistribusi normal. Untuk itu dalam melakukan uji beda harus menggunakan paired
sample t-test. Tabel 4.15
Uji beda Paired sample t-test beta stock split
Paired Differences
t df
Sig. 2-
tailed Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95 Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1
beta_sebelum_stock_split -
beta_sesudah_stock_split .23994843 .63957900 .22612533
-.29475300 .77464986 1.061 7
.324
Sumber : data diolah dengan menggunakan SPSS 17 Berdasarkan hasil tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa nilai asymp sig 2-
tailed = 0.324 . Dengan tingkat signifikansi α = 5 maka nilai sig 0.324 0.05 ,
sehingga Ho diterima dan Ha ditolak dengan kata lain bahwa tidak terdapat perbedaan beta saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split .Hal ini mengindikasikan
bahwa faktor internal perusahaan, dalam hal ini pengumuman stock split tidak mengakibatkan perubahan beta yang signifikan sedangkan faktor eksternal perusahaan
seperti kondisi perekonomian yang meliputi: inflasi, GNP, GDP, mempunyai pengaruh terhadap beta saham. Selain itu hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak
82
terdapat kandungan informasi dari pengumuman stock split yang dibuktikan dengan tidak bereaksi nya pasar terhadap informasi pengumuman stock split. Tidak terdapatnya
perbedaan beta saham yang signifikan memberikan informasi kepada investor bahwa volatilitas dari saham emiten tersebut mengikuti fluktuasi dari return pasar jika beta
bergerak menuju 1, apabila lebih dari 1 maka melebihi fluktuasi dari return pasar, dan jika kurang dari 1 maka menjauhi fluktuasi dari return pasar. Jogiyanto 2009:364 :
Jika fluktuasi return-return sekuritas atau portofolio secara statistik mengikuti fluktuasi dari return-return pasar,maka beta dari sekuritas atau portofolio dikatakan bernilai 1.
Investor yang menyukai risiko akan membeli saham yang berfluktuasi melebihi return pasar, sedangkan investor yang tidak menyukai risiko akan membeli saham yang
berfluktuasi menjauhi return pasar, sehingga akan berdampak pada kenaikan likuiditas perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Almilia dan
Kristijadi 2005 yang juga tidak menemukan adanya perbedaan abnormal return yang signifikan baik sebelum maupun sesudah peristiwa stock split.
2 Uji beda beta saham sebelum dan sesudah reverse stock split
Berdasarkan hasil uji normalitas data diatas data beta saham berdistribusi normal. Untuk itu dalam melakukan uji beda harus menggunakan paired sample t-test.
Tabel 4.15 Hasil uji beda beta saham sebelum dan sesudah reverse stock split
Paired Samples Test
Paired Differences t
df Sig.
2- tailed
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean 95 Confidence Interval
of the Difference Lower
Upper Pair
1 beta_sblm_reverse_stock
- beta_ssdh_reverse_sttock
.01658677 .06346534 .02243839 -.03647158 .06964513 .739
7 .484