Pengertian Bimbingan Agama Untuk Anak

B. Bimbingan Agama Untuk Anak

1. Pengertian

Pengertian bimbingan agama dapat melahirkan bermacam-macam definisi atau arti, tergantung sudut pandang masing-masing memaknainya. Untuk membuat definisi tentang masing-masing komponen antara bimbingan dan agama kiranya tidak mudah, khususnya untuk definisi agama sangat ditentukan sudut pandang dari masing-masing agama, maka tidak mengherankan kalau dapat menimbulkan bermacam-macam rumusan atau pengertian. Secara etimilogis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance” berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti “menunjukan, membimbing, menuntun, ataupun membantu.” Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Namun meskipun demikian tidak berarti semua bentuk bantuan atau tuntutan adalah bimbingan. 9 Istilah bimbingan adalah terjemahan dari istilah bahasa Inggris yaitu ”guidance” yang berasal dari kata guide yang artinya dengan menunjukan jalan showing the way, memimpin leading, menuntun conducting, memberi petunjuk giving instruction, mengatur regulating, mengarahkan governing, dan memberi nasihat giving advice . Pengertian bimbingan secara terminologi sudah banyak dikemukakan oleh para ahli, berikut pengertian bimbingan menurut para 9 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Press, 2005, h. 2. ahli yang dikutip oleh Prayitno dan Erman Amti: 10 1. Menurut Frank Parson, bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangaku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu. 2. Menurut Crow Crow, bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seorang laki-laki maupun perempuan, yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang individu dari setiap usia dalam mengembangkan kegiatan- kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri dan memikul bebannya sendiri. 3. Menurut Year’s Book of Education 1955, yang menyatakan: bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan manfaat sosial. Menurut Stopps, bimbingan adalah suatu proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun masyarakat. 11 Menurut Rachman Natawidjaja, bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya 10 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999, h. 93. 11 I Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung: CV Ilmu, 1975, h. 25. sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan tingkat sekolah, keluarga dan masyarakat, serta kehidupan umumnya. 12 Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa bimbingan adalah menemukan dan mengembangkan kemampuan seseorang agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Sedangkan, kata “agama” dalam bahasa Indonesia berarti sama dengan kata din dalam bahasa Arab, atau dalam bahasa-bahasa Eropa sama dengan bahasa Religion Inggris, Ia Religion Prancis, De Religie Belanda, De Religion Jerman. Secara bahasa perkataan “agama” berasal dari Bahasa Sansekerta; tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun temurun. Adapun kata ”din” mengandung arti ”menguasai, menunduk patuh, utang balasan, atau kebiasaan”. 13 Dalam bahasa sansekerta istilah “agama” berasal dari: “a” adalah ke sini, “gam” adalah gaan, go, gehen = berjalan-jalan. Sehingga dapat berarti peraturan-peraturan tradisional, ajaran, kumpulan hukum-hukum, pendeknya apa saja yang turun temurun dan ditentukan oleh kebiasaan. Dalam Upadeca tertulis sebagai berikut: “Agama itu sebenarnya berasal dari kata sansekerta a dan gam. A artinya tidak dan gam artinya pergi. Jadi kata tersebut berarti ‘tidak pergi’ yang berarti tetap ditempat, ‘langgeng’ diwariskan secara turun-temurun.” 14 12 Hallen A, Bimbingan., h. 5. 13 Ensiklopedi Islam Penyusun Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Horve, 1997, Cet. ke 4, h. 102. 14 Mujahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996, h. 2. Tetapi arti dalam Jawa kerohaniannya, agama itu ialah dharma atau kebenaran abadi yang mencakup seluruh jalan kehidupan manusia. Agama adalah kepercayaan hidup pada ajaran-ajaran suci yang diwahyukan oleh Sang Hyang Widi, yang kekal abadi. Definisi lain mengatakan agama adalah sistem kepercayaan dan praktek yang sesuai dengan kepercayaan tersebut. Dapat juga diartikan, Agama ialah peraturan tentang cara hidup, lahir-batin. Ada juga yang mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem kepercayaan kepada Tuhan yang dianut oleh sekelompok manusia dengan selalu mengadakan interaksi dengan-Nya. Sedangkan pengertian agama sebagai satu istilah yang biasa dipakai sehari-hari sebenarnya bisa dilihat dari 2 aspek yaitu: a. Aspek subjektif pribadi manusia. Agama mengandung pengertian tentang tingkah laku manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa getaran batin, yang dapat mengatur, dan mengarahkan tingkah laku tersebut, kepada pola hubungan dengan masyarakat, serta alam sekitarnya. b. Aspek objektif doktrinair. Agama dalam pengertian ini mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan kehendak ajaran tersebut. 15 Dengan demikian, maka bimbingan agama dapat diartikan sebagai “usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik lahiriyah maupun batiniyah, yang menyangkut kehidupan, di masa kini dan masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang 15 H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: PT. Golden Terayon Press, 1998, Cet. ke-6, h. 1-2. mental spiritual. Dengan maksud agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri, melalui dorongan dari kekuatan iman, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”. Oleh karena itu, sasaran bimbingan agama adalah membangkitkan daya rohaniah manusia melalui iman, dan ketakwaan kepada Allah SWT.

2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama